Sebelumnya saya mengucapkan selamat kepada pasangan Bulutangkis Ganda Putra Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan yang telah meraih gelar di turnamen bergengsi All England edisi tahun 2014. Inilah gelar yang sudah lama ditunggu-tunggu pecinta bulutangkis Indonesia. Terakhir pasangan Ganda Putra Chandra Wijaya/Sigit Budiarto, yang berhasil meraih juara All England di tahun 2003 lalu. Perlu waktu 11 tahun bagi Indonesia untuk kembali meraih juara All England di nomor ganda putra ini.
Namun dibalik itu semua, pernahkah anda tahu, kenapa Pasangan Hendra/Ahsan ini bisa juara All England edisi tahun 2014 ini?
Pertama, tumbangnya pasangan China Liu Xiaolong/Qiu Zihan di babak pertama oleh pasangan Denmark Anders Skaarup Rasmussen/Kim Astrup Sorensen 21-12 21-9. Dengan kekalahan pasangan China ini membuat jalan Hendra/Ahsan semakin lempang ke tangga juara. Sebab, seandainya pasangan China ini mampu mengalahkan lawan-lawannya maka, diprediksi mereka akan bertemu Hendra/Ahsan di Final. Padahan pasangan China inilah yang selalu menjadi batu sandungan ganda putra Hendra/Ahsan. Dua kali bertemu dua kali kalah. Pertama di semifinal All England 2013 dan terkhir di babak penyisihan Super Series Final Desember tahun 2013 di Kuala Lumpur.
Kedua, Tidak lolosnya Lee Yong Dae dalam tes doping sehingga Yoo Yeon Seung seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Ganda Putra dari Korea ini juga menjadi musuh berat bagi pasangan Hendra/Ahsan. Tiga kali bertemu, tiga kali pula Hendra/Ahsan kalah. Pertama di babak final Denmark Open 2013, kemudian di babak pertama China Open Super series 2013 (13/11/2013) dan terkhir di Semi final Hongkong Open Super Series 2013 (23/11/2013). Dengan tak adanya Lee Yong Dae membuat jalan Hendra/ Ahsan menjadi lebih ringan.
Ketiga, kekalahan pasangan China Taipei Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin di babak perempat final oleh pasangan dar Korea Ko Sung Hyun/Shin Baek Choel. Pasangan dari China Taipei inilah yang terkhir mengalahkan Hendra/Ahsan di babak 16 besar Malaysia Open Super Series Primer 2014 (17/1/2014).
Dan Terakhir adalah doa dari Mohamad Ahsan sewaktu pertandingan final berlangsung. Ketika situasi sangat menegangkan, dimana kedudukan terkhir 20-19, saya melihat Ahsan mendongak ke atas sebelum Hendra menerima servis dari pasangan Jepang. Ya Ahsan minta pertolongan kepada tuhannya. Dan ternyata doa Ahsan pun didengarNya. Bola servis yang dikembalikan Hendra tak mampu dijangkau oleh Endo Hayakawa dan akhirnya poin pun menjadi 21-19 dan 21-19. Dan Hendra/Ahsan pun JUARA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H