Subvarian Omicron XBB telah terdeteksi di Indonesia, masyarakat diminta waspada dan memperkuat protokol kesehatan, terutama memakai masker. Varian XBB menyebabkan lonjakan kasus COVID-19 yang tajam di Singapura, diiringi dengan peningkatan tren perawatan dirumah sakit. Kasus pertama XBB di Indonesia merupakan transmisi lokal, terdeteksi pada seorang perempuan, berusia 29 tahun yang baru saja kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.Â
Menyusul temuan ini, Kemenkes bergegas melakukan upaya antisipatif dengan melakukan testing dan tracing terhadap 10 kontak erat. Hasilnya, seluruh kontak erat dinyatakan negatif COVID-19 varian XBB.Â
Jubir Syahril mengatakan meski varian baru XBB cepat menular, namun belum bisa dikatakan aman dari pandemi COVID-19. Sebab berbagai mutasi varian baru  masih berpotensi terus terjadi. Dalam 7 hari terakhir juga dilaporkan terjadi kenaikan kasus di 24 provinsi. Kemenkes juga sudah meningkatkan pengawasan kedatangan WNI dan WNA di pintu-pintu masuk Negara.
Kementrian kesehatan melaporkan pasien pertama kasus COVID-19 Subvarian OMICRON XBB sudah dinyatakan sembuh dalam 8 hari masa isolasi. Juru bicara Covid-19 Kementrian kesehatan M Syahril mengatakan  varian baru XBB ini memang cepat menular dibandingkan varian lainnya. Perempuan tersebut mengalami gejala seperti batuk, pilek, dan demam. Ia kemudian melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 september. Tapi dalam 8 hari saja, pasien ini dinyatakan sembuh pada 3 Oktober setelah menjalani isolasi.
Kendati demikian, dia menyebutkan bahwa negara belum bisa dikatakan aman dari pandemi Covid-19. Lantaran sejak pertama kali ditemukan, sebanyak 24 negara melaporkan temuan Omicron varian XBB termasuk Indonesia. Berbagai mutasi varian baru pun masih berpotensi terus terjadi dan dalam 7 hari terakhir juga dilaporkan terjadi kenaikan kasus di 24 provinsi.
Mentri Kesehatan Ong Ye Kung menyebut, prediksi kasus harian bisa berada di 20-25 ribu kasus per hari namun diperkirakan juga akan cepat mereda.
Gejala Covid Omicron XBB pada bayi, anak dan dewasa
Dikarenakan berasal dari sub varian omicron, maka gejala omicron XBB pada anak 3 tahun, bayi, maupun gejala pada orang dewasa secara umum sama dengan Covid-19, yaitu sebagai berikut:
1. Demam diatas 38 derajat celcius
2. Batuk
3. Sakit tenggorokan
4. Sesak napas
5. Pilek atau Hidung tersumbat
6. Diare
7. Sakit kepala
8. Muntah
9. Nyeri otot
10. Kelelahan
D.l.l
Namun perlu diketahui bahwa varian Omicron XBB penyebarannya lebih mudah dan cepat, sehingga apabila menemui salah satu seperti gejala diatas. Maka segeralah periksa ke dokter agar penanganan dan pengobatan Omicron pada anak dilakukan dengan cepat dan tepat.
Hingga saat ini pemberian vaksinasi mampu untuk mengatasi infeksi Covid-19. Pemberian vaksinasi ini untuk meningkatkan antibodi dalam tubuh yang setiap 6 bulan akan menurun. Sehingga pemberian vaksinasi diharapkan mampu menurunkan efek yang ditimbulkan oleh varian Covid XBB apabila terdeteksi infeksi.
Untuk mengantisipasi lonjakan kasus, kini Pemerintah akan mulai memberikan vaksinasi booster kedua untuk kelompok non tenaga kesehatan, salah satu yang menjadi prioritas adalah golongan lansia. Selain itu, vaksinasi juga diutamakan untuk mereka yang menerima vaksinasi booster pertama terlebih dari 6 bulan lalu.
Berdasarkan data dari peneliti Centers For Disease and Prevention (CDC), ternyata ada beberapa kelompok anak yang memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi Covid-19 yang serius sehingga membutuhkan perawatan medis di rumah sakit. Diantara nya ada, Anak usia dibawah 2 tahun, anak yg lahir prematur, dan anak yang memiliki penyakit Paru-paru kronis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H