Mohon tunggu...
Abdul Muchith
Abdul Muchith Mohon Tunggu... Administrasi - Normal Human

Try to be the nice person

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Antropologi sebagai Referensi Imperialisme

23 Maret 2014   13:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:36 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Segala puji selalu terucapkan kepada Allah yang telah memberikan nikmat kepada penulis untuk menelurkan sedikit tulisan sederhananya dan tentunya masih sebagai kepentingan yang lebih urgen lagi yaitu pemenuhan kewajiban tugas penulis sebagai mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah Antropologi ini.

A.Sejarah Mencatat

Abad 15-16 adalah dimana sebuah peradaban besar sedang terpusat pada sebuah benua biru dengan dataran yang cenderung rata yaitu benua Eropa. Negara-negara yang berada dilingkupnya mulai mencoba keluar dari zonanya untuk melakukan ekspedisi ke berbagai belahan dunia, mereka berjalan melewati beberapa benua di dunia diantaranya: Benua Amerika, Benua Afrika, Benua Asia, dan Benua Australia.

Berbagai macam tujuan dari ekspedisi yang mereka lakukan, dari hanya sebuah tujuan melancong sampai tujuan penyebaran agama dari pihak misionaris umat kristiani. Perjalanan yang membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit itu ternyata membawa mereka pada sebuah titik ketakjuban karena sangat heterogennya manusia dan yang mengiringinya, laiknya budaya yang begitu amat sangat banyaknya dan corak fisik dari masing-masing daerah yang mereka singgahi.

Melihat dari banyaknya kejadian unik yang banyak mereka lihat diluar negaranya, mereka mulai mencatat apa yang baru mereka lihat disekelilingnya dan bermaksud untuk kelak menjadi sebuah buah tangan dari ekspedisi yang mereka lakukan. Namun tak semua dari bangsa Eropa yang melakukan ekspedisi tersebut setuju dan terkagum-kagum akan banyaknya sesuatu unik yang baru dan yang tidak mereka temukan di negaranya untuk mereka catat dan mereka teliti, terdapat beberapa kelompok bagian dari orang Eropa yang menilai bahwa semua yang ada diluar negara dan benua mereka adalah sesuatu yang tertinggal dan primitif, sehingga mereka enggan untuk mencatat hal baru disekeliling mereka dan mulai untuk kembali pulang karena kekesalannya akan sesuatu yang telah mereka temui diluar bangsa mereka sendiri.

B.Awal dari Sebuah Ide Imperial

Sebuah cindera mata berupa catatan-catatan yang akhirnya disebut bahan etnografi akhirnya sampailah pada negara asal para penggagas ekspedisi, bahan etnografi atau kumpulan dari deskripsi suku-suku bangsa yang mereka bawa mulai mereka pahami dan mereka teliti. Para pelajarpun juga tertarik untuk mengkaji bahan etnografi tersebut.

Awal abad ke 20 sejarah mencatat banyaknya negara-negara besar dibawah benua Eropa melakukan usaha berkoloni kepada negara di benua lain seperti benua Asia, benua Amerika, dan benua Australia secara besar-besaran. Dibalik usaha mereka kaum imperial untuk berkoloni dengan negara lain secara damai rupanya banyak menemui hambatan, sehingga mereka mulai berpikir bagaimana cara tepat untuk memulai perang fisik dengan bangsa yang menolak ajakan mereka.

Ide untuk penggunaan catatan etnografi muncul, dan mulai diterapkan dalam usaha para negara imperialis untuk meluluhlantakkan negara yang enggan berkoloni tersebut dengan cara mempelajari dan meneliti letak kelemahan mereka. Usaha yang mereka gagaspun berhasil, dengan catatan etnografi yang sebelumnya telah mereka catat saat perjalanan ekspedisi tersebut menorehkan hasil yang sempurna. Mereka berhasil dengan mudah menghancurkan bangsa lain yang mereka bidik hanya dengan menggunakan bantuan catatan etnografi tersebut.

Catatan atau bahan etnografi yang sebelumnya telah dikumpulkan oleh para negara dibawah benua Eropa mulai menjadi perbincangan hangat di seluruh dunia, dengan catatan tersebut mereka banyak mempelajari kebudayaan dan kebiasaan objek jajahan mereka, beberapa negara yang pada waktu itu juga sedang bersitegang mulai mencoba untuk menggunakan cara tersebut untuk saling mengalahkan satu sama lain. Perlu diketahui bahwa bekennya nama antropologi bukanlah pada tempat yang seharusnya sebuah disiplin ilmu, karena lmu ini hadir karena akibat dari sebuah unsur berbahaya yang mengakibatkan banyaknya pertikaian diatas muka bumi, contoh konkritnya adalah menyeruaknya strategi perang yang menomorsatukan catatan etnografi sebagai pion utama dalam perang dunia I maupun II yang terjadi antara blok barat yang dikomandoi oleh Amerika serikat dan lawannya dari blok timur yaitu Uni Soviet sejak abad 19 hingga abad 20 awal tersebut.

Sumber Inspirasi: Pengantar Antropologi oleh: Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun