Mohon tunggu...
Abdul Marindul
Abdul Marindul Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Penulis yang belajar untuk menulis dan menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Perang Badar" Benar Terjadi, di Sana...

10 Mei 2019   13:07 Diperbarui: 10 Mei 2019   13:07 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Perang Badar

Waspadalah dengan ucapan. Selama ini kubu 02 sering mengidentikkan pilpres ini dengan perang Badar. Dari mulut Amien Rais lah, istilah "Perang Badar" ini terus didengungkan, membuat rakyat was-was.

Doa-doa yang seolah menuntut Tuhan pun diutarakan. Tuhan seolah-olah dipaksa untuk memenangkan pasangan 02.

Tapi ternyata, kondisi dan situasi sampai saat ini, menunjukkan bahwa Jokowi pemenangnya. Dan "perang" itu benar-benar terjadi, dengan skala satu koalisi.

Pasca kekalahan 02 dari hitung cepat, suasana "perang badar" itu mulai terlihat. Ada sosok-sosok pembisik yang katanya dari SMS menyatakan kemenangan 02 senilai 62 persen.

Angka itu angka yang mustahil. Angka itu angka yang sangat optimistis. Dan dikeluarkan dari mulut Prabowo sendiri bahwa mereka menang dengan nilai optimis yang tidak realistis itu.

Dari polemik 62 itulah, partai bernomor 14 mulai menarik diri. Partai Demokrat mulai mempertanyakan kesahihan dan bukti data mengenai kemenangan senilai itu.

Tapi masih halus. Perang itu tidak muncul langsung. Ada eskalasinya. Belum selesai bro. Sabar dulu. Masih ada lanjutannya.

Sekarang ini suasana panas sudah terasa sekali di kubu 02. Mereka ini sedang konflik. Konflik internal begitu terasa. Apalagi dengan keberadaan Demokrat dan PKS yang jelas-jelas percaya dengan hasil Quick Count.

PKS mulai perlahan namun pasti kabur dari koalisi, karena sudah dapat suara dengan banyak. Angka di quick count menunjukkan PKS menang dan naik 2 persenan begitu kira-kira.

Mardani Ali Sera pun mengatakan dia tidak tahu tempat war room yang disebut-sebut oleh kubu Gerindra.

Demokrat juga mulai kritik dan mulai begitu tidak percaya kepada 02. Mulai dari umpan lambung mengenai Setan Gundul yang diutarakan oleh Andi Arief, sekarang di-smash habis oleh Rachland Nashiddik. Kedua orang ini memang jagoan Twitter. Tidak lebih sih.

Tapi Rachland ini sempat mengatakan satu hal yang saya rasa perlu kita bantah.

Rachland mengatakan bahwa Gus Dur pernah menyebut Kivlan Zein dengan sebutan Kunyuk.

Itu salah besar!

Gus Dur justru berkata begini...

Mayjen K, kan bisa Mayjen Kunyuk. Bukan Mayjen Kivlan.

Jadi sebenarnya, apa yang diucapkan Amien Rais mulai terbukti. Kata-kata Amien Rais mulai menjadi kenyataan. Sekarang kita tahu bahwa gesekan, gosokan, dan saling gasak terjadi di kubu internal koalisi mereka.

Gerindra pun yang berada di tengah-tengah menjadi partai yang paling terasa panasnya. Capres cawapres usungannya soalnya dari Gerindra. Hati-hati dengan perkataan.

Jangan berkata-kata terhadap apa yang kalian tidak bisa antisipasi. Tuhan itu ada loh.

Sekarang Kivlan Zein juga mulai berkoar-koar mengenai people power. Eggi Sudjana juga sudah ditetapkan sebagai tersangka. Kader PAN ini mulai mengalami kesulitan.

Intinya, hati-hati dengan perkataan. Demokrasi ini adalah sistem yang dibuat manusia. Ada Tuhan yang melihat dari langit.

Jadi bicara tentang demokrasi, kita harus pahami bahwa demokrasi ini adalah apa yang sudah Tuhan tetapkan untuk Indonesia. Jangan diubah-ubah.

Jangan suudzon dan jangan menjadi manusia yang berkata-kata sesuatu yang tidak kita bisa antisipasi sama sekali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun