Mohon tunggu...
Abdul Marindul
Abdul Marindul Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Penulis yang belajar untuk menulis dan menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

RR Sebar Hoax, Kasad Andika Perkasa Klarifikasi

7 Mei 2019   11:21 Diperbarui: 7 Mei 2019   11:27 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi tempo.co

Kepala staf TNI Angkatan Darat, Jenderal Andika Perkasa mengatakan bahwa Rizal Ramli menyebarkan hoax. Ini tidak sembarangan loh. Ini adalah upaya delegitimasi TNI. Maka harus diklarifikasi segera! Tidak bisa ditunda.

Dia mengatakan bahwa mantan menteri maritim RR itu sedang menyebarkan informasi bohong. Rizal Ramli sempat mengatakan bahwa TNI AD memiliki data hasil pemilu. Kasad langsung membantah hal ini.

Andika mengatakan bahwa TNI AD sama sekali tidak memiliki data hasil pemilu. Sederhana argumennya. Karena TNI sama sekali tidak memiliki kewenangan dalam hasil pemilu.

TNI AD hanya memiliki kewajiban untuk memastikan pemilu itu berjalan dengan lancar. Lantas apa yang menjadi motivasi Rizal Ramli menyebarkan hoax? Apakah ingin membangkitkan isu-isu militerisme seperti yang terjadi di era Orde Baru? Atau bagaimana?

Jadi saya memastikan informasi yang diberikan oleh salah satu tokoh bangsa RR adalah berita bohong. Karena itu berita bohong sebaiknya tidak usah dipakai. Karena memang tidak benar dan malah akan mungkin menimbulkan masalah di kemudian hari.

Begitulah ucap Kasad Andika Perkasa dalam konferensi pers di Markas TNI AD, Jakarta Pusat.

Saya mulai penasaran apa yang menjadi motif atau dasar alasan Rizal Ramli ini menyebarkan berita bohong. Saya tidak percaya bahwa Rizal Ramli adalah orang yang tidak paham mengenai kejujuran. Orang ini tahu bahwa apa yang ia katakan, akan dipertanggungjawabkan oleh dirinya sendiri.

Bermain-main dengan mencatut nama institusi negara itu sangatlah fatal akibatnya. Rizal Ramli seharusnya paham bahwa mencatut nama TNI AD dalam membuat berita kebohongan, adalah besar resikonya. Apakah ini tidak dipertimbangkan sama sekali oleh RR?

Apa yang dituliskan oleh RR ini sudah kelewat batas. Kenapa? Karena sebaran hoax ini sudah masif dan diretweet ribuan kali. Apa yang dicuitkan RR, mantan menteri kemaritiman era Jokowi ini?

Barusan belanja buah di supermarket. Didatangi ibu-ibu dan bapak yang saya tidak kenal. Ibu-ibu katakan, 'Pak Ramli harus bicara lebih keras, ini sudah ndak benar! Kemudian datang seorang Letkol AD, 'Pak ini sudah kebangetan, laporan-laporan Babinsa PS sudah menang. Bahkan di kompleks Paspampres!

Tulis RR di Twitternya hari Minggu, 5 Mei 2019.

Ini menjadi sebuah rekam jejak Twitter yang sangat buruk. RR sangat cerdik dalam membuat polemik. Ia tidak mengatakan bahwa dirinya yang menjadi sumber percakapan. Dia sengaja membawa sepasang ibu-ibu dan bapak-bapak, dan seorang LetKol dalam cuitannya.

Orang ini secara hukum, sebenarnya tidak bisa dikasuskan. Karena menurut pengakuannya, dia mendengar dari orang lain. Ini adalah cara cerdik dalam membuat polemik.

Bukankah sangat mirip dengan apa yang dilakukan oleh Prabowo ketika menyebarkan hoax Ratna dianiaya? Percaya ibu-ibu?

Kita tahu bahwa RR ini bukan orang sembarangan. Dia ini mantan menteri kemaritiman. Pasti Jokowi tidak memilih kucing dalam karung. Dia memilih orang yang berhak mendapatkan kursi menteri.

Kita paham betul bagaimana pun juga, Jokowi memilih orang dengan tepat. Tapi karena satu dan lain hal yang terungkap atau menjadi pertimbangan beliau, beliau mencopot jabatan menteri.

Jokowi mencopot Anies dan RR dalam reshuffle pertama. Kenapa? Pasti banyak pertimbangan yang ditempuh dan dipikirkan oleh Joko Widodo selaku orang nomor satu di Indonesia.

Dengan menyebarkan berita bohong itu, RR sepertinya sudah masuk ke dalam senjakala karirnya. Karir seseorang hancur karena hoax yang diciptakan.

Orang ini bisa saja masih berkoar-koar. Orang ini mungkin sedang menghadapi akhir karir politiknya.

Kita sudah tahu bahwa Jokowi sudah menang sementara di situng KPU secara real count. Memang kemenangan Jokowi ini sebenarnya sudah diprediksi oleh Quick Count yang bisa dipertanggungjawabkan juga.

Jadi bicara tentang sebar hoax, RR mulai masuk ke dalam akhir karir politiknya. Di bulan puasa ini, tidakkah kalian bisa menahan diri barang sebulan saja untuk tidak menebarkan hoax?

Senjakala Rizal Ramli ini benar-benar mulai muncul. Matahari yang terbit menyinari kehidupan RR sudah mulai pudar. Sinar itu mulai tenggelam di ufuk barat. Selama ini kita tahu bahwa hoax lah yang membuat mereka hidup.

Semoga saja di bulan puasa ini, banyak orang-orang yang mulai kembali ke jalan yang benar. Termasuk RR, agar tidak sembarangan menyebarkan hoax. Hoax itu membatalkan puasa. Jaga hati dan perkataan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun