Waktu pemilu semakin dekat. Nasib bangsa Indonesia dipertaruhkan di tanggal 17 April 2019. Peta perpolitikan sudah mulai terbentuk. Kontur-kontur yang ada sudah mulai nampak.
Mana yang setia kepada Pancasila dan NKRI, mana yang tidak.
PSI dalam waktu yang tinggal sedikit dan beberapa saat sebelum bel dibunyikan, melakukan uppercut cantik ke arah PKS.
PSI menyerang PKS dengan jurus andalan mereka. PSI, melalui kader-kader hebatnya, Raja Juli Antoni mengatakan bahwa PKS adalah partai yang mengimpor ideologi IM dari Mesir.
Justru menurut saya, serangan PSI kepada PKS adalah untuk mengembalikan posisi agama ke tempat yang lebih tinggi lagi! Kok bisa? Mari simak alasannya.
Sudah sangat banyak studi tentang gerakan ini, yang pada intinya, mereka berpartisipasi dalam proses demokrasi tapi karena ingin menjadikan demokrasi sebagai alat meraih kekuasaan.
Statement ini telak. Jelas, singkat dan padat muncul dari seorang cendekiawan bernama Raja Juli Antoni, mantan ketua umum PP Muhammadiyah.
Raja Juli Antoni ini melawan penyalahgunaan agama. Bukan karena ia sembarangan bicara. Ia tahu betul apa yang menjadi akidahnya dalam beragama. Raja meraih gelar sarjana IAIN Syarif Hidayatullah pada tahun 2011.
Raja bahkan menulis sebuah riset berjudul "Ayat-ayat Jihad: Studi Kritis terhadap Penafsiran Jihad sebagai Perang Suci". Ia tahu betul agamanya dan penyelewengan yang dilakukan.
Ia juga tidak sembarangan belajar. Ia tidak berhenti di sarjana saja. Ia melanjutkan studi S2 alias Master Degree in The Department of Peace Studies, Bradford University England.
Ia membuat tesis dengan judul The Conflict in Aceh:Â Searching for A Peaceful Conflict Resolution Process. Ini menjadi sebuah bagian yang paralel dengan apa yang ia kerjakan sebelum-sebelumnya di dalam meraih gelar sarjananya.