Adian Napitupulu, orang yang berbagian langsung di dalam peristiwa dan polemik 1998 angkat bicara.Â
Suaranya mendadak bergetar ketika ia berbicara mengenai peristiwa yang menghilangkan teman-temannya. Peristiwa penculikan dan pembunuhan.
Adian mengatakan dengan sangat jelas bahwa dia tidak mau terhadap kombinasi antara pemimpin yang pernah terlibat dalam penculikan dan pembuuhan. Ini adalah ketakutan yang wajar.
Ketakutan yang sangat realistis dan perlu diperdengarkan terus menerus.
Ia mengatakan dengan sangat jelas, bahwa semua orang bisa bicara tentang kemanusiaan, keadilan, kesejahteraan dan berbagai-bagai hal yang paling baik sekalipun.
Tapi yang menjadi persoalan dan kesulitan adalah bagaimana kubu sebelah menjawab mengenai pemecatan yang sudah ditulis dan termaktub di DKP? Alias Dewan Kehormatan Perwira?
Bagaimana tentang keputusan Presiden Habibie tentang pemecatan yang dilakukan kepada orang itu?
Selain itu, di sana ada ketua umum partai yang juga berkoar-koar mengenai kemanusiaan, yang ternyata terlibat dalam pembunuhan?
Adian sambil bergetar mengatakan.
ITU OMONG KOSONG!
Ketika mengingat-ingat tentang pembunuhan dan penculikan, suara Adian mendadak bergetar. Seolah mengingatkan sebuah keadaan yang menakutkan.
Seolah kalimat yang diucapkan itu, merupakan teriakan dari seorang yang begitu kesepian, ditinggal oleh teman-temannya yang hilang dan ditangkap.
Bagaimana cara kita memahami akal sehat, jika kubu sebelah, begitu banyak bermasalah dengan masa lalu mereka? Mengapa? Fakta ini memang benar-benar harus dibuka.
Dan kedua kalinya ia berbicara dengan lantang mengenai kombinasi pemimpin yang terlibat kasus penculikan dan pembunuhan, ia mengatakan...
"SAYA TIDAK MAU!!"
Jadi kita sudah dipaparkan fakta. Fakta mengenai betapa mengerikannya keadaan pada saat itu. Mencekam. Menakutkan. Horor. Menakutkan. Tidak ada yang bisa membayangkan apa yang terjadi di Indonesia.
Maka jawaban satu-satunya adalah Indonesia harus memenangkan Jokowi. Jokowi harus sekali lagi mempertontonkan kekuatan dari kemenangan rakyat. Rakyat harus memilih Jokowi, yang bersih dari rekam jejak.
Jokowi bersih dari setiap apa yang menjadi tuduhan yang berdasarkan fakta. Jokowi bukan pembunuh. Jokowi bukan penculik. Jokowi itu presiden kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H