Prabowo ini berkoar-koar layaknya manusia yang tidak pernah bercermin. Ia mengatakan bahwa lembaga survey banyak yang bohong. Padahal yang bohongnya banyak itu ya Prabowo. Prabowo pernah berbohong bahwa Ratna itu dianiaya.
Prabowo pernah berbohong bahwa selang cuci darah dipakai berkali-kali di RSCM. Manusia pembohong ini seperti tidak punya kaca. Sesekali Anda berkaca Pak. Kebohongan yang Anda buat itu jauh lebih parah. Jauh lebih menakutkan.
"Saya kasih nasihat ya ke adik-adik yang di lembaga survei itu kuno, kerjaanmu kuno. Lama-lama kau tidak punya pekerjaan lho karena rakyat nggak percaya dengan kamu punya pekerjaan itu alias banyak bohongnya," ucap si pembohong itu.
Bohong teriak bohong.
Manusia pembohong ini tidak selayaknya menjadi pemimpin. Tidak patut dicontoh. Bagaimana ia bisa menjadi pemimpin yang dijadikan teladan bagi bangsa ini? Tidak bisa. Jokowi harus memimpin bangsa ini sekali lagi.
Prabowo ini berbeda jauh dengan Jokowi. Jokowi ini mempertontonkan kejujuran. Ia bekerja dengan jujur. Kalau ia berhasil, ia akan mengatakan berhasil. Kalau ia merasa tidak perlu membeli kembali Indosat yang sedang merugi, ia tidak membual akan membeli balik.
Jokowi selama ini menjadi sosok panutan bagi bangsa Indonesia.Â
Rakyat menghargainya. Ia membangun untuk rakyat. Ia tidak akan membohong-bohongi rakyat dengan belaian OK OCE yang ternyata semuanya hanya tipuan.
OK OCE yang dikampanyekan, tidak sebagus apa yang dikampanyekan. Sandiaga lagi-lagi berbohong. Ia mengatakan bahwa OK OCE akan memberikan modal maksimal 300 juta. Tapi kenyataannya, janji itu membusuk dan rusak. Mau jadi apa bangsa ini tanpa Jokowi?
Jokowi harus menang, karena ia adalah wakil dari kejujuran. Ia tidak pernah berniat untuk mencelakakan bangsanya. Ia tidak berkoar-koar kalau Indonesia akan bubar di tahun 2030.Â
Jokowi justru optimis, membangun kapsul waktu di Papua, sampai tahun 2080. Bahkan ketika dirinya sudah tiada, ia memiliki mimpi sebesar itu.
Kebohongan demi kebohongan dibuat oleh Prabowo. Sekarang ia harus kena apa yang ia katakan. Ia harus mengatakan dengan amat sangat miris, bahwa banyak lembaga survey itu bohong.
Yang bohong itu siapa? Yang bohong itu ya kamu. Mau jadi apa kamu Wo, kalau lembaga survey itu bohong?
Jadi kamu percaya hanya lembaga survey yang memenangkan kamu? Pemikiran sempit Prabowo seperti ini, tidak patut dicontoh.
Contohlah teladan Jokowi dan Ma'ruf Amin. Jokowi jauh lebih dewasa. Jokowi jauh lebih memahami bangsa ini. Jokowi harus sekali lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H