Mohon tunggu...
Abdul Malik
Abdul Malik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya suka musik

Berusaha bermanfaat untuk lingkungan sekitar. Setiap gerak diniatkan untuk ibadah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Warisan Kuliner Nenek Moyang Pekalongan

23 Desember 2021   13:18 Diperbarui: 23 Desember 2021   13:46 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SEBERAPA EKSIS MAKANAN MEGONO ASAL PEKALONGAN DI ERA SEKARANG BAGI WARGA PEKALONGAN

Oleh : Abdul Malik
3419032
Komunikasi Penyiaran Islam FUAD IAIN Pekalongan

Megono merupakan makanan khas dari Pekalongan yang mempunyai banyak  gizi yang baik bagi tubuh dan memiliki potensi ekonomis yang tinggi. Megono merupakan sebuah menu makanan banyak dikonsumsi oleh warga Pekalongan. Dengan cita rasa yang enak lezat ketika dipadukan  dengan  nasi hangat dan berbagai  aneka macam makanan lainya, kuliner asal Pekalongan ini sangat cocok digunakan untuk pelengkap  masakan. Megono dalam cara pembuatannya membutuhkan bahan - bahan alami berupa  buah nangka muda yang dicacah atau dipotong menjadi potongan kecil -- kecil, bahan tambahan berupa  parutan kelapa muda. Nangka yang dipotong menjadi kecil --kecil dijadikan satu dengan parutan kelapa lalu dikukus bersama dengan beragam bumbuh rempah -- rempah yang sudah dihaluskan seperti  bawang merah, bawang putih, kecombrang, cabai merah, cabai hijau, ketumbar, merica, kemiri, lengkuas , daun salam, daun jeruk dan bumbu dapur ditambah dengan trasi.


 Megono sendiri suatu makanan yang mengandung banyak air dari buah nangka muda parutan kelapa yang ada air  santannya itu.  Ketahanan pada makanan megono sendiri tidak bisa bertahan lama, ketahanannya kurang lebih sampai 6 jam. Akan tetapi megono suatu makanan yang mempunyai  banyak  nutrisi bergizi tinggi karena megono dibuat dengan menggunakan bahan alami. Sehingga makanan megono diminati oleh banyak orang dan bahkan megono  dijadikan sebagai makanan pelengkap dari berbagai makanan karena dengan rasanya yang enak dan mempunyai banyak gizi. Banyak yang mengonsumsi megono menggunakan tambahan lauk lainya seperti  tempe goreng, daging ayam, daging ikan dan telor santan masih banyak lagi yang lainnya.


Menurut salah satu remaja asal Pekalongan di desa jeruksari ia mengatakan bahwa megono itu suatu makanan ciri khas Pekalongan yang banyak diminati oleh banyak orang terutama di desa kami. Warung makanan banyak di desa kami yang berjualan megono dan lauk pauk lainya, ada yang dipinggir jalan dan juga ada yang di depan rumah. Dalam warung tersebut pasti tidak luput dari adanya nasi megono entah mengapa. Karena mogono di Pekalongan sangat spesial banyak yang menyukainya baik dikalangan anak-anak, remaja,  dan orang tua bisa dibilang sangat menyukai makanan tersebut. Kenyataanya bahwa remaja sekarang masih banyak yang mengonsumsi megono bahkan setiap harinya pasti mengonsumsinya karena sudah menjadi makanan pokok di daerahnya.


 Era sekarang berbagai macam teknologi dan makanan berkembang sangat pesat.. Sehingga Perkembanganya banyak bermunculan  kuliner -- kuliner baru yang mana sangat diminati oleh banyak orang dengan penyajian makanannya yang menarik. Pekalongan sendiri juga terkenal akan kulinernya yang menarik bahkan dari penduduknya banyak yang menyukai kuliner. Peristiwa itu menyebabkan banyak bermunculan berbagai jenis macam makanan baru seperti seblak, kebab, ayam geprek dan mie ayam jago serta masakan saefood yang mana itu masuk pada daftar makanan era sekarang saat ini. Sebuah kuliner yang sangat diminati oleh anak-anak dan remaja Pekalongan. Dengan cita rasanya yang enak dan juga penyajianya yang menarik membuat makanan itu diburuh dan dicari-cari oleh kaum remaja Pekalongan.


 Keberadaan  megono saat ini terancam dengan kedatangan kuliner - kuliner baru di Pekalongan. Adanya kedatangan kuliner tersebut  yang mana kuliner itu disukai oleh banyak masyarakat Pekalongan sendiri. Menurut pandangan remaja asal purbalingga yang saat ini sementara bertempat ditinggal di Desa Banyurip Kota Pekalongan dan pemuda tersebut sedang menyelesaikan studinya di Pekalongan. Remaja itu mengatakan bahwa megono makanan yang sangat menarik dan cita rasanya yang unik selama saya tinggal disini saya sangat menyukai makanan nasi megono bahkan setiap hari kalau makan pasti ada campuran megono nya. Ia melihat dilingkungan tempat tinggalnya bahwa masih banyak masyarakat pekolongan sendiri dari kalangan anak-anak, remaja sampai orang tua menyukainya. Remaja  tersebut berpendapat kalau ia sering mendengar bahwa masakan megono itu berasal dari Pekalongan. Jadi selama penduduknya masih melestarikan pasti tidak akan hilang walaupun saat ini banyak kedatangan kuliner serba baru di Pekalongan ini.  


Menurut hasil pengamatan yang ada, bahwa sekarang megono itu sering  dicari oleh penduduk luar kota ketika berkunjung di Pekalongan. Yang mana Pekalongan sangat terkenal dengan kuliner dan batiknya. Sehingga pengunjung kalau berkunjung di Pekalongan penasaran ingin mencoba merasakan masakan megona yang dari Pekalongan itu. Sering kita jumpai oleh pengunjung yang datang di Pekalongan, baik itu kalangan anak-anak, remaja, dan orang tua. Mereka penasaran akan kuliner megono tersebut. Makanan megono tidak asing lagi bagi mereka setelah mendengar kepopulerannya di berbagai kota--kota lainya. Megono banyak diminati oleh orang tua dan sampai kepada kalangan remaja maupun anak-anak. Jadi  bukan asli orang Pekalongan saja yang menyukai megono bahkan pengunjung luar Pekalongan pun menyukai masakan tersebut setelah tahu dan mencobanya.  
 Menurut penulis berpendapat bahwah megono itu diibaratkan seperti warisan batik yang ada di Pekalongan. Yang setiap tahunya perkembang dan banyak menemukan ide--ide kratif  berupa motif baru hingga akhirnya terkenal di berbagai penjuruh kota bahkan  dunia. Sehingga mayoritas masyarakat mengatakan baik dari dalam maupun dari luar, bahwa Pekalongan itu disebut sebagai kota batik. Yang mana batik tersebut merupakan warisan dari zaman dahulu sampai sekarang yang masih dilestarikan dan sulit untuk hilang keberadaannya. Sama halnya dengan keberadaan makanan khas asal Pekalongan yaitu berupa  megono. Megono tidak akan hilang walaupun di era sekarang sangatlah banyak kedatangan makanan-makanan baru. Karena mayoritas masyarakat Pekalongan sangat menyukai, menghargai, dan melestarikan keberadaannya, baik di kalangan remaja sampai orang tua. Bahkan jika mereka membuat acara seperti pernikahan, hajatan, dan yasin tahlil yang biasa diadakan oleh para remaja dan orang tua, dari penyuguhan berupa masakan makanan itu pasti tidak luput dari adanya megono, dan banyak warung makan lainnya di Pekalongan yang masih mempertahankan makanan tersebut. Karena banyak disukai oleh berbagai kalangan masyarakat Pekolongan. Dari hal tersebut dapat menjadi tanda bahwa masyarakat Pekalongan masih mau mempertahankan melestarikannya eksistensi dari masakan megono.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun