Hari Guru Nasional tahun 2020 mengambil tema Bangkitkan Semangat Wujudkan Merdeka Belajar. Semangat tersebut sangat relevan untuk menjadi refleksi dalam perayaan hari guru tahun ini. Sampai saat ini guru-guru di Indonesia masih harus berjuang karena sektor pendidikan mengalami dampak serius akibat krisis pandemi Covid-19. Penutupan institusi pendidikan mulai usia dini sampai perguruan tinggi mengubah pola belajar konvensional yang selama ini dilakukan. Ada banyak dampak akibat penutupan sekolah dan beralihnya proses belajar menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Kondisi demikian terjadi secara global. Untuk memberi semangat kepada guru, UNESCO merayakan hari guru internasional, 5 Oktober lalu dengan mengambil tema Teachers: Leading in Crisis, Reimagining the Future (Guru: Memimpin dalam Krisis, Menata Kembali Masa Depan). Tema tersebut menjadi gambaran global tantangan yang dihadapi oleh guru dan peran penting guru untuk kelangsungan generasi masa depan.
Krisis pembelajaran selama pandemi juga membuka fakta bahwa masih banyak terjadi kesenjangan dalam hal aksesibilitas, sarana, dan kualitas pembelajaran di berbagai wilayah. Tidak adanya jaringan internet, kekurangan akses teknologi, infrastruktur yang rendah, di mana seharusnya menjadi kebutuhan dasar saat ini banyak dikeluhkan.Â
Beralihnya proses pembelajaran secara mendadak tanpa persiapan membuka kesadaran masih banyak yang perlu dilakukan dan dibenahi untuk meningkatkan mutu pendidikan. Pandemi Covid-19 telah membuka cara pandang dan kesadaran baru bahwa proses pembelajaran membutuhkan kolaborasi berbagai pihak. Selama ini diyakini bahwa pembelajaran ideal ada di ruang belajar yang melibatkan guru dan murid secara langsung. Â Guru memiliki peran sentral terhadap keberhasilan belajar murid. Pada situasi krisis saat ini keterlibatan orang tua secara langsung sangat di butuhkan untuk berbagi peran dalam memenuhi kebutuhan belajar murid.
Pribadi Pembelajar
Kualitas pembelajaran di masa pandemi ini tidak bisa dilepaskan dari guru. Sayangnya, guru sendiri menghadapi kendala yang hampir sama meskipun perbedaan geografis, sosial, dan ekonomi melahirkan tingkat tantangan yang berbeda. Guru sebagai pihak yang dituntut mampu mendesain pembelajaran bermakna masih bingung dalam merancang dan menyiapkan pembelajaran yang efektif. Termasuk bagaimana melakukan asesmen yang berkualitas.
Dalam prosesnya tidak sedikit murid dalam mengikuti proses pembelajaran dalam suasana yang tidak semangat dan terkesan malas karena berbagai hal. Hal ini bertambah rumit karena guru tidak mudah mengajak orang tua bekerjasama karena mereka juga terkendala banyak hal sehingga tidak mampu memfasilitasi proses belajar di rumah dan menyerahkan sepenuhnya kepada guru. Kondisi krisis menjadikan pembelajaran tidak dapat berjalan secara efektif. Tidak sedikit murid karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak memiliki gawai dan orang tua tidak mampu membelikan HP.
Bagaimanapun juga harus diakui pada masa krisis ini ada banyak sisi positif yang bisa diambil. Selama ini ruang belajar masih dipenuhi konsep tentang proses pembelajaran masa depan dengan teknologi. Dengan adanya pandemi ini kondisi itu datang lebih cepat sehingga mau tidak mau insan pendidikan dituntut untuk cepat beradaptasi. Meskipun harus diakui juga proses itu terkadang membuat kualitas pembelajaran malah semakin rumit dan memberatkan murid dan orang tua.
Pada konteks pembelajaran, proses itu semakin menguatkan guru untuk melahirkan gagasan, kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran. Tidak sedikit kemudian para guru melakukan lompatan-lompatan kreativitas dengan melahirkan karya dan berbagai solusi alternatif dalam pembelajaran. Ruang guru untuk menerapkan model pembelajaran dan menggunakan media pembelajaran menjadi habit pedagogis. Dengan menjadi pribadi pembelajar paradigma dan persepsi tentang pembelajaran di masa pandemi ini akan semakin bergeser pada pembelajaran berkualitas.
Sebagai pribadi pembelajar, kondisi saat ini menjadi ruang belajar bagi guru untuk terus mengembangkan kompetensinya. Guru dapat belajar bagaimana merancang pembelajaran jarak jauh sesuai dengan kurikulum yang disederhanakan, belajar mengelola pembelajaran yang dapat meningkatkan peran aktif dari murid, belajar mengembangkan keterampilan dalam menggunakan teknologi yang efektif, belajar melakukan asesmen yang berdampak pada kualitas pembelajaran, dan belajar berkolaborasi dengan orang tua untuk menciptakan pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan.
Guru perlu mengingat bahwa dalam ruang belajar murid menjadi pusat belajar. Pada masa pandemi ini proses pembelajaran dapat diarahkan agar murid mampu mengembangkan kemampuan bernalar, mandiri, dan mampu mengatasi berbagai tantangan dalam kehidupan. Di sinilah guru dapat mengembangkan cara belajar dengan memanusiakan hubungan, memahami konsep, membangun keberlanjutan, memilih tantangan, dan memberdayakan konteks. Dengan cara ini kolaborasi guru dengan orang tua dapat menciptakan pembelajaran yang kondusif, bermakna, dan menyenangkan.
Pengabdian Guru untuk Generasi Masa Depan
Di tengah kesulitan dan segala keterbatasan, kehadiran guru dengan beragam solusi akan menjadi inspirasi bagi murid. Krisis pandemi Covid-19 menjadi momentum bagi guru untuk terus belajar, berbagi, dan berkolaborasi serta menjadi teladan dalam proses pembelajaran dan di masyarakat. Di tengah krisis ini guru harus mampu menebarkan energi positif, membangun ekosistem pembelajaran bermakna, sehingga menjadi berdaya dalam menghadapi berbagai tantangan di masa pandemi ini.
Tantangan pembelajaran di masa krisis ini bukanlah suatu hal yang harus dikeluhkan terus menerus. Sebagai guru, langkah terbaik adalah dengan terus belajar dan mencari solusi terbaik agar proses pembelajaran yang dilakukan tidak membebani sehingga guru, murid, dan orang tua mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna.
Guru dituntut terus untuk bergerak dalam krisis. Tidak bersifat frontal dan statis tetapi bersifat dinamis. Tidak hanya mengejar pencapaian kurikulum namun juga bertanggungjawab terhadap kesehatan secara sosial. Guru melindungi hak atas pendidikan murid sekaligus melindungi hak untuk mendapatkan rasa aman. Demikianlah, kepemimpinan guru dalam kondisi krisis pandemi Covid-19 tidak hanya cepat dan tepat dalam beradaptasi, tetapi juga penting untuk memberi kontribusi positif dalam memberikan layanan pembelajaran, aktif menciptakan rasa aman, dan memastikan kesenjangan teratasi.
Kepemimpinan guru dengan dedikasi, inovasi, dan kreativitas akan menjamin pendidikan generasi tetap berlangsung dengan baik. Momentum Hari Guru Nasional menjadi penggugah semangat bagi guru dan meyakini bahwa kelangsungan generasi pada masa depan ada di tangan guru. Selamat Hari Guru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H