Mohon tunggu...
Abdul Majid Hariadi
Abdul Majid Hariadi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis, Pengajar Praktik Guru Penggerak, Fasilitator Guru Penggerak

Guru

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Nasib Indonesia Setelah Penundaan Piala Thomas dan Uber 2020

16 September 2020   21:38 Diperbarui: 17 September 2020   18:45 937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim bulu tangkis putra Indonesia (sumber gambar: badmintonindonesia.org)

Putaran final Piala Thomas dan Uber 2020 dipastikan diundur. Gelaran yang rencananya diadakan di Aarhus, Denmark pada 3-11 Oktober 2020 batal digelar sesuai dengan rencana karena ada beberapa negara peserta yang memastikan mengundurkan diri.

Rencananya ajang itu akan digelar usai pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2020 tahun depan. Meskipun kapan waktu pastinya belum ditentukan.

Dalam sidang virtual darurat Badminton World Federation (BWF) atau Federasi Bulu Tangkis Dunia, mayoritas peserta menyatakan setuju turnamen itu diundur. Penundaan itu dilakukan untuk kedua kali setelah yang pertama dijadwalkan pada 16-24 Mei 2020. Karena pandemi akhirnya ditunda 3-11 Oktober 2020. Dan sekarang ditunda lagi.

Dalam pernyataan resminya BWF mengatakan "Setelah melakukan diskusi panjang dengan pemangku kepentingan utama, mitra komersial, dan para anggota, telah disadari bahwa kami tidak dalam posisi memberikan tingkat persaingan yang diharapkan wajar oleh para fans dan semua yang terkait (Jawa pos, 16-9-2020).

Mundurnya Indonesia dari ajang Piala Thomas dan Uber menjadi pukulan telak bagi BWF. Kejuaraan bulu tangkis beregu dua tahunan tersebut kehilangan legitimasi setelah Indonesia menyatakan mundur. 

Ketidakhadiran Indonesia sebagai unggulan pertama Piala Thomas diyakini dapat menurunkan kualitas turnamen. Apalagi dikabarkan sponsor turnamen mensyaratkan ajang itu dapat digelar jika diikuti oleh 3 tim teratas dunia.

Indonesia menyusul 4 negara yang sebelumnya juga mengundurkan diri, yaitu Thailand, Australia, Korea Selatan, dan Taiwan.

Kebijakan itu diambil oleh jajaran pimpinan PBSI karena beberapa alasan. Pertama, persebaran Covid-19 di berbagai negara masih sangat tinggi. Termasuk di Indonesia. Kedua, para atlet merasa tidak aman dan khawatir akan terpapar Covid-19. Ketiga, tidak ada jaminan rasa aman dan penanganan kesehatan dari BWF jika tim Indonesia tetap berpartisipasi.

Kondisi ini sangat rawan bagi pemain dan ofisial pada saat perjalanan, transit, dan pertandingan.

Itulah keputusan terbaik yang diambil oleh PBSI. Kesehatan pemain dan ofisial adalah hal utama. Buat apa ikut tetapi disertai dengan berbagai keraguan. Kondisi pandemi membutuhkan keputusan yang tegas, fokus, dan tidak ragu-ragu.

Secara peluang, Indonesia sebenarnya memiliki kans besar untuk meraih Piala Thomas. Persiapan secara matang telah dilakukan. Simulasi dan home tournament menjadi program PBSI untuk meraih prestasi maksimal. Bisa dibilang tahun ini sebenarnya menjadi momen terbaik untuk mengembalikan Piala Thomas ke Indonesia setelah kali terakhir diraih 2002. 

Tim bulu tangkis putra Indonesia (sumber gambar: badmintonindonesia.org)
Tim bulu tangkis putra Indonesia (sumber gambar: badmintonindonesia.org)
Saat ini skuad ganda putra merah putih dihuni oleh pemain dengan peringkat top dunia. Ada pasangan peringkat 1, yaitu Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, peringkat 2 pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, serta pasangan peringkat 6, Fajar Alfian/Rian Ardianto.

Penundaan Piala Thomas dan Uber 2020 berimbas pada berbagai kejuaraan bulu tangkis lainnya. Sebenarnya ada banyak turnamen dalam kalender BWF di akhir 2020. Sebut saja Piala Thomas dan Uber 2020 (3-11 Oktober 2020), Denmark Open I (13-18 Oktober 2020), Denmark Open II (20-25 Oktober 2020), Asia Open I (10-15 November 2020), Asia Open II (17-22 November 2020), dan World Tour Finals (25-29 November 2020). 

Kabarnya untuk Denmark Open I digelar sesuai dengan rencana. Denmark Open II resmi dibatalkan. Sedangkan tiga turnamen lainnya Asia Open I, Asia Open II, dan World Tour Finals 2020 masih dikaji ulang.

Selain itu mundurnya Indonesia juga diikuti oleh kebijakan PBSI sebagai induk organisasi bulu tangkis dengan membatalkan permohonan sebagai tuan rumah seri Asia Open 2020 dan World Tour Finals 2020. Sebelumnya Indonesia sendiri memiliki kans besar yang dipilih oleh BWF untuk menjadi tuan rumah. 

Kasus Covid-19 di Indonesia yang belum melandai mengakibatkan berbagai keputusan itu diambil. Apalagi sudah ada kurang lebih 52 negara yang me-lockdown Indonesia dengan kebijakan travel warning. Negara tersebut melarang warganya datang ke Indonesia, demikian sebaliknya warga negara Indonesia dilarang untuk datang ke negara tersebut.

Jika memutuskan mundur dari semua turnamen tahun ini, nasib Indonesia harus menjadi perhatian. Bisa dipastikan sampai dengan akhir tahun 2020 kondisi tim akan vakum dari berbagai turnamen internasional. Untuk tahun depan pun belum ada kepastian kapan turnamen tahun 2020 yang ditunda akan kembali digelar.

Ada banyak tantangan yang harus dihadapi jika Indonesia ingin tetap menjaga kans meraih prestasi maksimal pada turnamen tahun depan. Misalnya, bagaimana menjaga performa pemain agar tetap pada kondisi baik. 

Langkah selama ini yang sudah lakukan yaitu dengan simulasi dan home tournament tetap bisa dilakukan. Hal ini penting agar para pemain tetap mendapatkan aura pertandingan. 

Kalau sekadar latihan bisa dipastikan atlet akan cepat bosan sehingga menurunkan motivasi dan performa atlet. Apalagi sejak pertengahan Maret setelah mengikuti All England 2020 atlet berada di Pelatnas PBSI di Cipayung.

Penundaan turnamen harus benar-benar dimanfaatkan dan menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk menata ulang dan mempersiapkan diri lebih baik.

Bulu tangkis menjadi harapan dan tumpuan sebagai cabang olahraga yang dapat memberikan gelar bagi rakyat Indonesia. Kesuksesan tim bulutangkis merah putih akan menjadi pengobat bagi bangsa Indonesia yang sudah sangat lelah menghadapi berbagai drama karena virus corona.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun