Mohon tunggu...
Abdulloh Ibnu Nur
Abdulloh Ibnu Nur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Farmasi Universitas Airlangga

Saya adalah seorang mahasiwa S1 Farmasi Universitas Airlangga yang tertarik dengan perkembangan teknologi yang berkaitan dengan kesehatan, komunikasi, dan entertainment.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Literasi Digital: Solusi Menanggulangi Dampak Hoaks terhadap Integritas Bangsa

11 Juni 2022   18:20 Diperbarui: 11 Juni 2022   18:42 2738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemajuan di bidang teknologi komunikasi dan informasi melahirkan berbagai media informasi yang beragam mulai dari media konvensional hingga media digital, khususnya adalah media daring. Penggunaan media daring saat ini lebih diminati mengingat kemudahan mengakses internet dan juga terjangkaunya alat komunikasi seperti smartphone dan laptop.

Dengan berbagai kemudahan akses yang diberikan, media menjadi media informasi utama yang digunakan untuk menyampaikan informasi secara personal ataupun publik. Hal ini tentunya tidak hanya mengubah cara masyarakat dalam menyampaikan informasi, tapi juga cara masyarakat dalam menerima dan mencari informasi yang tersedia.

Perubahanyang sangat cepat tidak dapat terlepas dari dampak yang ditimbulkan baik itu dampak positif ataupun dampak negatif. Dampak negatif akibat perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang sering dijumpai adalah banyaknya berita bohong atau hoaks yang menyebar melalui media daring .

Definisi Hoaks

Kata hoaks berasal dari kata dari bahasa inggris yaitu “hoax” yang memiliki arti yaitu “upaya untuk menipu atau membohongi suatu pihak”, sedangkan menurut kamus KBBI hoaks diartikan sebagai informasi bohong atau palsu. Hoaks biasanya sengaja dibuat untuk tujuan tertentu dengan menyebarkan informasi palsu, mengadu domba masyarakat, hingga menjatuhkan nama orang lain dalam rangka memenuhi kepentingan pihak-pihak tertentu.

Hoaks yang tersebar di media daring khususnya melalui media sosial  memiliki bentuk yang beragam. Berdasarkan data dari Kominfo (2019) hoaks yang tersebar melalui media sosial mayoritas dalam bentuk narasi saja yaitu sebanyak 38,49%, lalu disusul oleh hoaks dalam bentuk gabungan foto dan narasi sebanyak 28,44%, dan terakhir adalah hoaks dalam bentuk gabungan video narasi sebanyak 17,43%.

Jumlah dari hoaks berupa video narasi juga semakin bertambah mengingat sedang hangatnya media sosial dengan konten utama berupa video, seperti TikTok, Instagram dan Youtube serta media sosial mainstream  lainnya.

Dampak Hoaks

Penyebaran hoaks sangat besar dampaknya bagi masyarakat, khususnya dalam  kehidupan bernegara. Menurut Muthi`ah dkk (2020), penyebaran hoaks dapat menimbulkan  banyak dampak buruk bagi kehidupan bermasyarakat, antara lain dapat menimbulkan kerugian materi bagi korban, menimbulkan sikap paranoid di masyarakat, dan dapat menimbulkan perselisihan dalam masyarakat yang dapat berujung pada disintegrasi bangsa.

Berkembangnya hoaks melalui media sosial dapat menyebabkan perpecahan di tengah masyarakat. Isu-isu sensitif seperti isu SARA, isu politik, isu radikalisme, isu separatisme, dan  isu sosial sering kali menjadi sasaran empuk pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk menciptakan hoaks dan disebarkan melalui media sosial.

Hoaks-hoaks ini sering kali menyebabkan ketegangan diantara kelompok-kelompok masyarakat dan  menyebabkan ketegangan antara pemerintah dan rakyat. Hal ini berisiko menyebabkan hubungan kurang baik, baik itu hubungan di dalam masyarakat maupun hubungan masyarakat dengan pemerintah.

Hal seperti demikian membuat tensi sosial semakin tinggi, yang dapat berujung dengan terjadinya kerusuhan sosial, hingga berujung pada terjadinya perpecahan (disintegrasi) masyarakat dan bangsa Indonesia.

Menanggulangi Hoaks dengan Literasi Digital

Setelah mengetahui mengenai dampak dari hoaks terhadap masyarakat khususnya dampak kepada kehidupan bernegara maka sudah seharusnya diberikan solusi yang tepat untuk menangani permasalahan  ini.

Solusi yang bisa diterapkan untuk mengatasi permasalahan yang disebabkan oleh hoaks meliputi skala yang beragam, mulai dari skala pribadi, skala keluarga, skala Pendidikan hingga skala nasional. Implementasi dari solusi-solusi ini harus dapat mencapai berbagai aspek kehidupan  masyarakat Indonesia dengan efektif.

Salah satu solusi yang cukup efektif dalam menyelesaikan permasalahan  ini adalah literasi digital. Salah satu penyebab seringnya tersebar hoaks adalah masih rendahnya daya literasi masyarakat Indonesia, khususnya terhadap konten digital  (Muthi`ah dkk, 2020).

Literasi digital harus dapat diimplementasikan dengan lebih  konkret lagi khususnya ke dalam sistem pembelajaran. Literasi digital tidak hanya  berkaitan dengan memperkenalkan anak muda dengan dunia maya namun juga  mengajarkan bersikap kritis dan skeptis kepada segala konten yang ada di Internet  (Amalia dkk, 2020). Penerapan literasi digital sudah sepatutnya dilakukan mulai dari tingkat Pendidikan dasar hingga Pendidikan tinggi dengan memasukkan  literasi  digital dan etika berinternet ke dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan  Kewarganegaraan (PPKn) dan juga mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi  Pekerti.

Salah satu elemen dasar literasi digital sangat penting adalah elemen critical atau kritis dalam menyikapi konten. Elemen inilah yang menjadi elemen paling menentukan dalam mencegah adanya sebuah scam atau penipuan dari informasi hoaks.

Kunci dari literasi digital adalah dengan tidak menyerap informasi yang diperoleh dari Internet, termasuk informasi di media sosial dan aplikasi percakapan secara mentah-mentah (Hidayat dkk, 2021).

Dalam praktiknya, mendorong  pengguna Internet selalu kritis dan curiga, terutama pada konten yang terlalu  dibombardir, tidak berarti, serta penuh nuansa ujaran kebencian. Karena konten ini  mungkin berisi informasi yang sudah dimanipulasi atau hoaks.  

Literasi digital akan menjadikan masyarakat memiliki pemikiran dan opini yang kritis dan kreatif. Mereka tidak akan mudah termakan pertanyaan provokatif  dan menjadi korban informasi hoaks. Dengan demikian, kehidupan sosial budaya  masyarakat akan cenderung aman dan stabil. Ancaman disintegrasi bangsa akibat  berita hoaks bisa diatasi.

REFERENSI

Amalia, F., Irmanto, A., Firmansyah, N., Nurul Afidah, S., & Tunggal Prehatiningtias, E. 2021. Upaya Menangkal Hoaks di Tengah Pandemi sebagai Bentuk Keefektifan Pembelajaran Literasi Digital dan Teknologi, Jurnal Implementasi, 1(2): 132-138

Hidayat, N., Widyaningrum, N., & Sarjito, A. (2021). LITERASI DIGITAL DAN BELA NEGARA : SEBUAH UPAYA UNTUK MENCEGAH HOAX DALAM SISTEM PERTAHANAN NEGARA. NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 8(1), 32–41. https://doi.org/10.31604/JIPS.V8I1.2021.32-41

Kominfo. 2019. Hoaks Makin Merajalela Jelang Pemilu. https://www.kominfo.go.id/content/detail/17270/hoaks-makin-merajalela-jelang-pemilu/0/sorotan_media

Muthi’ah, A., Syahiddah, A., Ramadhani, I. G. A. I. F., dan Nurpratiwi, S. 2020. MEMILAH INFORMASI BERDASARKAN NILAI-NILAI ISLAM. Al Afkar, Journal For Islamic Studies, 3(2): 102–110. https://doi.org/10.31943/AFKAR_JOURNAL.V3I2.112

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun