“Saya pikir satu-satunya jalan untuk meraih kesuksesan adalah dengan menyatukan para pemain dari tingkat professional hingga amatir. Anda harus membantu mereka mencintai seragam timnas, menikmati pertandingan, dan merasakan betapa bangganya berjuang atas nama Negara,” tutur Sampaoli.
Menurutnya, tugas untuk menyatukan ego para pemain bintang Chile yang sebelumnya terpecah-pecah dan bertebaran di klub-klub elit Eropa tidaklah mudah.
"Namun, kuncinya hanya satu, yakni disiplin,” lanjutnya menceritakan kunci suksesnya bersama Chile. Gaya melatih Sampaoli memang hampir mirip dengan Bielsa yang menekankan disiplin tinggi dan permainan kolektif. Di tangan Sampaoli, Chile tampil dengan tidak mengandalkan teknik individu. Kecuali Arturo Vidal dan Alexis Sanchez, pemain Chile memiliki kemampuan merata. Alexis Sanchez dan kawan-kawan lebih mengandalkan kohesi, kecerdasan, dan determinasi.
Kerja keras Sampaoli membuahkan hasil dengan lolosnya Chile ke babak final Copa America 2015. Catatan Sampaoli semakin mengagumkan karena hingga lolos ke babak final Chile belum pernah mengalami kekalahan. Sampaoli berambisi melanjutkan tren kemenangan dengan mengalahkan Argentina pada pertandingan final sebagai hadiah istimewa bagi rakyat Chile.
Sampaoli sadar tugasnya belum tuntas. Ia ingin menorehkan sejarah membawa Chile menjadi juara Copa America untuk pertama kalinya. Sejak Copa America kali pertama digelar 99 tahun lalu pada 1916, Chile belum pernah menjadi juara. Prestasi terbaik mereka adalah menduduki peringkat kedua sebanyak empat kali: 1955, 1956, 1979, dan 1987. Tentu tidak sebanding dengan Argentina yang sudah menjadi juara Copa America sebanyak 14 kali. Namun, dengan sentuhan magis Sampaoli yang dibantu oleh deretan pemain bintang yang bertebaran di Eropa, Chile bisa berharap paceklik gelar selama 99 tahun bisa berakhir. Mampukah Sampaoli mewujudkan impian 18 juta rakyat Chile menjadi juara Copa America untuk pertama kalinya. Mari kita saksikan tayangannya di Kompas TV!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H