Mohon tunggu...
Abdul LatiefRay
Abdul LatiefRay Mohon Tunggu... Wiraswasta - mahasiswa

Terbuka dalam komunikasi Bahagialah jika dinasehati Tetaplah buka mata hati Mencari berkah dan ridho ilahi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pengibaratan Hidup di Dunia (Puisi)

1 Maret 2020   02:42 Diperbarui: 17 Maret 2020   00:55 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehidupan di dunia ini seperti kumandang adzan

Yah, indah didengar dan dirasa.

Namun berlalu  begitu cepat tanpa terasa.

. . . . .

Allahu Akbar 2×

Awal Mula raga bertemu jiwa, untuk hidup terpercaya di dunia.

Memegang pundak yang dipercaya, dari sang maha kuasa.

Dengan sumpah janji setia, mengabdi akan segala firman dan sabda.

Sebagai Pedoman hidup di dunia, dalam lika-liku kehidupan yang fana.

. . . . .

Asyhadu al Laa Ilaaha Illallah 2x

Jalan Hidup bermula, dengan jiwa raga bertaut bersama.

Menitih kehidupan dunia, dengan penuh fakta dan makna.

Melakukan ketaatan jiwa, disetiap perintah-perintah-Nya.

Menolak kemungkaran yang ada, di setiap larangan-larangan-Nya.

. . . . .

Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah 2×

Kehidupan mulai terasa bernada, terkadang suka dan duka.

Membutuhkan hadir sang dicinta, sebagai penguat jiwa raga yang tak berdaya.

Dengan hiasan sabda-sabda, sebagai permata dan air mata.

Yah, air mata cahaya, cahaya yang dipenuhi cinta, untuk kekasih Sang Maha Cinta.

. . . . .

Hayya 'alas Shalaah 2×

Mengingatkan diri, bahwa hidup tidak selamanya sendiri.

Memantapkan hati dalam silaturrahmi, dengan membuang ego dan benci.

Mensaudarakan hati, dalam nuansa islami yang penuh arti.

Dalam ukhuwah mengabdi, dalam firman dan sabda nabi

. . . . .

Hayya 'alal Falaah

Perjalanan terus berjalan, mendekati  akhir kehidupan.

Ada yang selamat dan aman, bagi yang mengamalkan.

Dan ada yang tenggelam dalam kegelapan, bagi yang meninggalkan.

Yah, meninggalkan segala kezhaliman, dan mengamalkan segala kebajikan.

. . . . .

Allahu Akbar 2×

Tibalah waktu kematian, dengan jiwa kembali dalam ketenangan.

Orang-orang berdatangan, menziarahi rumah yang di tinggalkan.

Tinggallah do'a dan amalan, yang dapat di berikan.

Semoga hidup bernilai keberkahan, untuk yang telah pergi meninggalkan.

. . . . .

Laa ilaha illallaah

Tibalah waktu badan terbujur dalam pembaringan, di peristirahatan yang berdinding papan.

Tak ada daya dan upaya yang dapat dilakukan, hanya suara adzan sebagai tanda akhir perpisahan.

Perpisahan diri dengan yang ditinggalkan, meninggalkan si gelar mayit dalam kesendirian.

Tibalah waktu penghisaban, hanya hiasan amalan yang dapat diharapkan.

~~~~~~~~~~~~~

~~~~~~~~~~~~~

Dua kali pengulangan, pertanda diri butuh di ingatkan.

Tidaklah setiap kebaikan, cukup sekali di katakan.

Karna berlomba dalam kebaikan, tidak melihat perorangan.

Namun dilihat sekuat apa kekompakan, dalam memperjuangkan dengan islam, iman dan ihsan.

~~~~~

~~~~~

Semoga Allah memberkahi diri kita dengan keberkahan-Nya.

Dan merahmati kita dengan limpahan rahmatNya,

Agar tetap kuat dan sabar di jalanNya dengan RidhoNya.

Aamiin

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun