Mohon tunggu...
Abdullah Zain
Abdullah Zain Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Mahasiswa Universitas Diponegoro

In Harmonia Progressio

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyoal Pancasila dan Gagapnya Guru Jika Ditanya

18 Maret 2021   20:19 Diperbarui: 18 Maret 2021   21:15 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai warga negara yang baik, wajib hukumnya untuk paham apa yang dimaksud dengan Pancasila. Mulai dari sejarah, fungsi, dan bagaimana pengamalan dari ke-lima sila yang ada. Bagaimana? Apakah anda sudah paham dengan itu semua?

Sejak dini, warga negara Indonesia sudah dicekoki dengan Pancasila. Setiap Senin pagi, selepas pengibaran bendera, dari mulai kelas satu SD hingga kelas tiga SMA, serempak melantuntan sila demi sila yang dibacakan oleh Pembina upacara.

Begitupun di dalam kelas, berbekal mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, guru menjelaskan panjang lebar apa itu Pancasila. Tak tanggung-tanggung sampai kelas tiga SMA, di bangku kuliah semester pertama, saya juga digembleng oleh dosen dengan mata kuliah Pancasila.

Tidak sampai disitu, pada tes CPNS, terselip jenis soal Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), dimana materi pertama yang diujikan adalah Pancasila. Selebihnya, silakan anda cari sendiri berbagai kiat pemerintah dalam menggalakkan Pendidikan Pancasila.

Hanya lima sila, yang kalau dilantunkan dengan lancar, tidak sampai satu menit. Namun betapa spesialnya, sampai-sampai memiliki dua hari besar yang berbeda: Lahirnya Pancasila (1 Juni), dan Kesaktian Pancasila (1 Oktober).

Sekarang, kita ulas sedikit soal Pancasila, secara singkat, lugas, dan tentunya sesuai dengan yang ada di dalam buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) versi kurikulum pemerintah.

Dimulai dari pidatonya Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945 di sidang BPUPKI yang menyampaikan mengenai dasar negara, dilanjutkan pembentukan Panitia Sembilan yang diketuai oleh Bung Karno untuk merumuskan dasar negara berdasar ucapan pidato dari Bung Karno tadi.

Setelah melalui persidangan, rumusan dasar negara (Pancasila) tersebut dicantumkan dalam pembukaan UUD 1945, dan disahkan sebagai dasar negara Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 pada sidang PPKI.

NB: Berbeda dengan asal-usul Hari Kesaktian Pancasila, yang berkaitan dengan peristiwa G30S/PKI yang terjadi pada tanggal 30 September 1965.

Adapun kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai berikut:

  1. Sebagai dasar negara
  2. Sebagai ideologi negara
  3. Sebagai pandangan hidup bangsa
  4. sebagai kepribadian bangsa
  5. Sumber dari segala sumber hukum
  6. Sebagai perjanjian luhur
  7. Sebagai cita-cita dan tujuan bangsa
  8. Sebagai asas dalam kehidupan bangsa
  9. Sebagai moral pembangunan

Menurut sumber historis, nilai-nilai Pancasila digali dari akar budaya bangsa Indonesia, sehingga Pancasila adalah cermin kehidupan berbangsa dan bernegara rakyat Indonesia. Namun, apakah benar demikian?

Hal ini perlu kita uji, andai kata ada murid yang berani bertanya pada gurunya tentang Pancasila, dengan inti pertanyaan "mengapa di Indonesia ada fundamentalis, sedangkan kita memiliki sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa?"

Atau "mengapa di Indonesia masih terjadi bentrok antar suku, ormas, dan lainnya, sedangkan kita punya sila ke-3: Persatuan Indonesia?", jika berani mungkin dengan pertanyaan yang lebih menohok "mengapa hukuman pejabat yang koruptor lebih ringan dari pada yang mencuri sandal atau kayu bakar, sedangkan kita punya sila ke-5: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia?"

Jika murid dibekali pelajaran yang mengasah critical thinking, ketajaman berpikir, mungkin mereka akan bertanya-tanya seperti yang diatas, mengapa hal itu terjadi di Indonesia kalau katanya nilai-nilai Pancasila digali dari akar budaya bangsa. Sebab, budaya yang terkandung dalam setiap nilai Pancasila tidak selaras dengan keadaan yang sesungguhnya. Jadi budaya kita yang mana?

Dan dapat ditebak, dengan dicecar pertanyaan seperti diatas oleh muridnya sendiri, guru-guru akan gagap, gelagapan, bingung mau jawab apa. Karena jika ia menjawab yang tidak sesuai dengan buku pelajaran sekolah, akan lebih runyam persoalannya.

Saya tidak menyalahkan guru, guru hanya menyampaikan apa yang tercantum dalam buku pelajaran yang resmi. Sepenuhnya saya dukung sepak terjang guru dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Hanya saja hal-hal yang bersifat kontradiksi dalam materi pendidikan di Indonesia, selayaknya pihak yang berwenang harus segera meluruskan.

Jangan sampai kita terus terbelenggu dan bergelut dengan ketidak sinkronan. Yang makin lama makin menumpulkan nalar kita, ketajaman berpikir kita. Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun