Mohon tunggu...
Abdullah Zain
Abdullah Zain Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Mahasiswa Universitas Diponegoro

In Harmonia Progressio

Selanjutnya

Tutup

Politik

Amien Rais Bicara: It's Now or Never

14 Maret 2021   01:38 Diperbarui: 14 Maret 2021   01:56 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Tribunnews.com

4 B yang dimaksud adalah Bullet atau peluru, yaitu diprediksi akan adanya pam swakarsa gaya baru. Kemudian Banditry, yaitu sebuah perbanditan yang kuat, dan dibiayai oleh negara. Dari mulai sungai, laut, danau, dan daratan menjadi lahan untuk kebanditan.

Lalu Buzzers,  istilah yang sering disebut saat menjelang pilpres 2019 lalu, yaitu sekelompok orang yang menjual dirinya dengan harga murah untuk membengkokan yang lurus, dan meluruskan yang bengkok.

Dan yang terakhir Big Lie, atau kebohongan besar. Amien rais menilai ada kebohongan besar yang dilakukan oleh rezim Jokowi, walaupun pihak rezim akan mengelak dengn tuduhan itu, namun rakyat akan mencatat.

Hal itu terbukti dari mulai mobil nasional yang digaung-gaungkan akan dapat bersaing dengan industri otomotif dunia namun nyatanya omong kosong, kondisi ekonomi yang akan meroket namun nyatanya malah nyungsep, dan berbagai janji-janji yang tidak dapat ditepati oleh rezim Jokowi.

Menurut saya pribadi, terlepas dari prediksi Amien Rais, memang benar apa yang disampaikannya dalam buku risalah kebangsaan, pun juga dalam video di kanal youtubenya. Kritik tajam dari politikus senior itu memang harus dicamkan oleh Pak Jokowi.

Sejarah akan mengulang, "apabila usul ditolak tanpa ditimbang. Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan. Dituduh subversif dan mengganggu keamanan. Maka hanya ada satu kata: lawan!" ~ Wiji Tukul.

Memang, lika-liku politik Indonesia ini kalau diturut tidak akan ada habisnya. Perjalanan demokrasi kita mulai dari parlemen, kemudian berganti menjadi demokrasi terpimpin, dan yang terakhir dianggap final yaitu demokrasi Pancasila sudah cukup memberikan bukti bahwa usia dari negara kita ini sudah tidak muda lagi.

Sudah sepatutnya kita memegang teguh apa yang menjadi kesepakatan diawal. Menjunjung tinggi persatuan, dan ikut mentertibkan kehidupan bangsa. Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun