Mohon tunggu...
Abdullah Zain
Abdullah Zain Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Mahasiswa Universitas Diponegoro

In Harmonia Progressio

Selanjutnya

Tutup

Film

Segudang Inspirasi dari Film "The Pursuit of Happyness"

1 Maret 2021   15:37 Diperbarui: 1 Maret 2021   16:01 2215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika hidup anda terasa berat, banyak cobaan, rintangan, dan merasa tidak diuntungkan oleh keadaan sehingga membuat anda merasa putus asa dan ingin menyerah, The Pursuit Of Happyness adalah film yang sangat cocok buat anda tonton. Yap, karena film ini diangkat dari kisah nyata seorang berkebangsaan Amerika yang berjuang di awal tahun 1980an, jadi saya kira masih sezaman dengan kita.

Diceritakan sebuah keluarga kecil dengan sepasang suami istri bernama Chris Gardner dan Linda, dilengkapi seorang anak yang masih balita bernama Christopher. 

Awalnya keluarga kecil ini baik-baik saja, hingga kemunculan alat medis canggih yang dianggap sangat revolusioner saat itu, membuat Chris yang berlatar belakang seorang sales memutuskan untuk menjadi distributor alat medis itu. Chris bersama Linda menghabiskan semua tabungannya untuk membeli alat medis itu dengan jumlah yang banyak, dengan harapan ia jual kembali dan mendapat keuntungan yang besar.

Tapi sayang, ternyata alat tersebut belum terlalu dibutuhkan di dunia medis, ditambah harganya yang terlalu mahal. Namun dengan kegigihannya, Chris tetap menawarkan alat itu dari pintu ke pintu, dokter, klinik, rumah sakit, dan tempat-tempat pelayanan medis, walaupun hasilnya nihil.

Masalah pun muncul ketika alat tersebut masih belum laku, di antaranya mobil disita, tunggakan listrik dan sewa rumah, pajak, bahkan untuk makan saja susah.

Semangat baru muncul ketika ia bertemu dengan seseorang yang turun dari mobil mewah ferrary, Chris menghampirinya dan bertanya "Apa yang kau lakukan dan bagaimana kau melakukannya sehingga kau bisa kelihatan sukses?" ia menjawab "aku bekerja sebagai seorang piawang saham, kau harus pandai dalam bermain angka dan pandai dalam berinteraksi dengan orang lain" dari situ Chris mulai tertarik untuk menjadi seorang piawang saham.


Sesampainya dirumah ia bercerita kepada Linda namun malah mendapat hinaan, karena Linda sudah capek dengan mengambil 2 sift di pekerjaanya agar keluarganya tetap bisa makan dan tidak diusir dari kontrakan. 

Keesokan harinya Chris melihat ada lowongan magang untuk menjadi broker di perusahaan saham, Chris tertarik untuk mendaftarnya, namun karena tidak mungkin ia masuk ke perusahaan dengan membawa alat medis yang besar, ia menitipkan kepada pengamen untuk menjaganya sebentar, dan diberi imbalan 1 USD, celaka, setelah Chris masuk, alat medisnya malah dibawa kabur si pengamen.

Singkat cerita, dalam perjuangannya untuk dapat diterima magang menjadi broker di perusahaan saham tersebut, Chris mengalami banyak masalah, mulai dari ditinggal istrinya, dipenjara karena tidak dapat membayar tilang, dan diusir dari kontrakan. 

Namun dengan kerja kerasnya, Chris berhasil presentasi dengan mantap, dan membuat ia diterima untuk magang di Perusahaan tersebut. seperti biasa, masalah baru muncul, pasalnya selama ia magang tidak mendapat gaji, dan dari 20 peserta magang, hanya diambil 1 orang untuk dapat bekerja di perusahaan tersebut.

Proses perjuangan Chris ini memang penuh dengan kesialan, ibarat setiap ia mendapat 1 keberuntungan, ada 2 kesialan yang mengikutinya. Masalah-masalah baru yang muncul selama ia magang adalah diusir dari kontrakan ke 2 yang lebih kecil, menggelandang di stasiun, bermalam di toilet, dan kejar kejaran dengan pengamen hingga orang gila yang membawa kabur alat medisnya. Bahkan setiap sore ia harus mengantri dengan gelandangan lain agar dapat tempat untuk tidur di losmen khusus tunawisma.

Di tengah-tengah malam ketika Christoper sudah tertidur, Chris tidak ikut tidur, melainkan berusaha memperbaiki alat medis yang rusak karena terjatuh dan diambil orang gila kemaren. Chris juga harus belajar supaya ia dapat diterima kerja di Perusahaan saham tempat ia magang.

Singkat cerita berkat kecerdasan, kecerdikan dan kedisiplinan Chris (sengaja 3 hal tersebut tidak ada yang saya tuliskan, agar anda menonton filmnya sendiri), Chris berhasil lolos seleksi, dan diterima bekerja sebagai broker di perusahaan saham tersebut. Chris sangat senang, semua perjuangannya selama ini akhirnya membuahkan hasil...

The Pursuit Of Happyness adalah kisah nyata dari Chris Gardner, yang setelah bertahun-tahun berkarir di perusahaan tersebut, ia kemudian mendirikan sendiri perusahaan piawang sahamnya di tahun 1987, ditahun 2006 Chris menjual sebagian kecil saham perusahaannya dengan nilai jutaan dolar, ia juga membangun sebuah bangunan untuk menampung para gelandangan. 

Chris Gardner sekarang adalah seorang trilliuner dan motivator sukses yang terkenal di Amerika. Jangan salahkan orang lain, jangan salahkan situasi, ambil tanggung jawab pribadi!!!

Terakhir, quote dari Chris yang sangat epic yaitu "You got a dream, you gotta protect. People cant't do something' themselves, they wanna tell you you can't do it. If you want somethin' go get it. Period."

Yang belun nonton, segera ditonton yak, film lama, 2006

Sampai jumpa di artikel selanjutnya...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun