Apakah betul RASA yang hadir itu demikian ?
Apakah benar semua reaksinya atas Asma Allah itu begitu ?
Inilah akibatnya bila hanya ucap tak ber-RASA, apa bedanya dengan LATAH...
Apa maksud dari berdzikir yang dianjurkan oleh Junjungan Nabi...?
Ketika seseorang menyebut Asma Allah, dengan benar Dzat-NYA akan hadir dengan RASA-NYA..
RASA KETENTRAMAN
Ketentraman tersebut bukan tentram datang dari dunia yang akan sirna, seperti rasa tentram akan kecukupan hidup, bukan tentram seperti suasana desa, bukan tentram seperti tidak ada masalah....
Tapi, KETENTRAMAN yang lepas dari pengaruh AKAL PIKIR dan HATI Manusia, KETENTRAMAN yang datang dari DZAT-NYA yang hadir menyertai ketika Asma-NYA dipanggil...
Sehingga KETENTRAMAN ini akan melapangkan dada dan meluaskan akal pikir dalam menghadapi kondisi maupun dalam bertindak..
Ketika Manusia terlepas dari AKAL PIKIR dan HATI nya, maka BIMBINGAN TUHAN yang tak terhalangi Akal dan Hatinya, akan meresap masuk kedalam JIWA, sehingga timbul perilaku yang bijak dalam setiap gerak langkahnya, yang tidak diatur lagi oleh AKAL PIKIR dan HATI, tapi JIWA yang suci yang mengatur setiap sikap dan langkahnya...
Itulah perlunya JIWA hidup agar mampu menerima komunikasi dengan SANG MAHA KHALIK...
Jadi dzikir yang benar adalah bukan ucapan saja tapi menghadirkan Dzat ALLAH kedalam diri, sehingga ter-RASA dalam dada, ADANYA..