Mohon tunggu...
Abdullah Puja
Abdullah Puja Mohon Tunggu... Administrasi - Absolut

Wong Ndeso...\r\nTuhan itu ada dan terasa serta logis..

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Katanya Capres

26 Maret 2019   12:21 Diperbarui: 26 Maret 2019   12:32 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Saya gak ngerti pada pemikiran orang-orang yang pro atau kontra capres cawapres...

Apakah mereka betul-betul sangat tahu seperti seorang Bapak mengenal kepada anaknya, atau seperti seorang anak mengenal kepada Bapaknya ? 

Sehingga mampu memperjuangkan pilihannya tersebut mati-matian, atau hanya tahu  KATANYA saja ?

Okelah bagi orang-orang yang dekat sekitarnya yang mempunyai kepentingan politik maupun ekonomi, nah sekarang, dari jamanya saya bekerja beberapa puluh tahun yang lalu tidak pernah merasakan kemudahan dalam mencari duit, rezim sekarang yang KATANYA Jokowi membangun Indonesia dari hulu hingga hilir, toh tetep juga saya susah cari duit atau bikin gampang suatu hal yang berdampak langsung ke saya pribadi sebagai rakyat biasa yang karyawan kecil perusahaan swasta, tetep aja semua berkat usaha saya pribadi walau kebijakan atau pembangunan dilakukan JOKOWI.

Dan sekarang KATANYA Prabowo memiliki Program-program andalan untuk memakmurkan Rakyat, saya rasa dari dulu juga setiap calon presiden omonganya begitu sama saja...

Jadi semua itu hanya KATANYA ?

Si A katanya begini, Si B katanya begitu, lantas kalau semua KATANYA pantaskah kita mengorbankan mati-matian agar pilihan kita jadi pemenangnya?

Sedangkan banyak sudah yang bukan KATANYA tapi saudara sedarah daging malah jadi musuhan gara gara KATANYA tersebut...

Uaaneh... Apa saya yang aneh, karena gak punya pilihan alias Golput ? Atau anda yang aneh karena punya pilihan lalu di idolakan ?

Marilah berpikir logis, saya rasa karena batas usia pemilih minimal 17 tahun, kayaknya sudah bisa berpikir jernih dan dewasa, tidak usahlah mengidolakan capres cawapres tertentu sehingga dibela belain sampai musuh musuhan, padahal mereka yang diatas sana malah setelah usai pemilu rangkul rangkulan, tapi pilihlah sesuai pilihanya. Duuuh ruginya kita ini, bodohnya kita ini jika saling berantem fisik maupun  non fisik... Oleh sebab KATANYA..

Saya rakyat biasa yang punya pemikiran bego, saya Golput alasan awalnya golput sederhana, yaitu "saya yang cape ngantri menunggu giliran masuk bilik suara, saya panas-panasan datang kebilik suara, belum tentu juga suara saya tidak dimanipulatif orang yang berkepentingan, dan ujung ujungnya orang lain yang menikmati hasilnya yaitu seorang prisiden yang tentu sama sekali  tidak mengenal saya apalagi mengenal kebaikan saya ..."  Itulah alasan sederhana saya Golput sampai sekarang.

Saya ditakuti para ustadz para ulama bahwa dosa kalau Golput... HELLOWW..!

Beraninya menuding membuat aturan dosa sendiri..

Justru saya ikuti aturan TUHAN,  karena saya tidak tahu mana yang akan TUHAN tunjuk buat memimpin negara tercinta ini, jadi saya ikut siapa aja MONGGO...

Saya tidak mengajak Anda Golput,  saya menulis ini hanya sekadar curahan hati saja melihat orang-orang kok aneh begitu oleh karena KATANYA....

PANGAPUNTEN SEDULUR..
Terimakasih...
Mau membaca curhatan saya, salam Damai....

AbdPj2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun