Mohon tunggu...
Abdullah Muntadhir
Abdullah Muntadhir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menatih jiwa dengan berkarya dan membuka hati untuk menggenggam dunia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bangkit Sejak Dini dan Tumbuh Sehat Bersama Sastra

19 Januari 2022   15:27 Diperbarui: 19 Januari 2022   15:29 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Sastra anak memiliki peranan penting terhadap tumbuh kembang anak, khususnya dalam merangsang daya imajinasi dan menumbuhkan karakteristik bagi anak. Memiliki generasi yang unggul merupakan impian bagi semua orang, baik lingkungan kecil yang berupa keluarga maupun lingkungan besar yang mencakup masyarakat ataupun negara. Dunia anak sangat erat dengan proses adaptasi, sikap riang gembira serta suka menirukan segala hal yang terjadi di sekitarnya merupakan ciri khas anak-anak. Oleh sebab itu, kehadiran orang tua dibutuhkan dalam proses pemilihan bahan bacaan dan pengawasan terhadap anak. Dengan membaca karya sastra, anak dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru yang menyenangkan dan menggembirakan.

Pada dasarnya, sastra anak memiliki tatanan bahasa yang lebih mudah untuk dipahami dibandingkan dengan sastra dewasa atau sastra pada umumnya. Singkatnya, sastra anak adalah cara orang tua untuk ngemong[1]  anak-anaknya. Hal ini senada dengan Sarumpaet (1976:21) yang menyatakan bahwa sastra anak adalah karya sastra yang dikonsumsi anak dan diurus serta dikerjakan oleh orang tua.

 

Sastra anak juga berfokus pada kesesuaian kehidupan nyata, di mana ada sebab di situ pasti ada akibat yang akan diperoleh, serta terdapat nilai-nilai moral yang secara otomatis tersaring dengan mudah oleh penikmat sastra. Menurut Huck  ( Nurgiyantoro, 2010:6) anak sebagai pusat penceritaan ( children's books are books that have the child's eye at the center) : pengetahuan dan pengalaman anak sesuai perkembangan emosi dan kejiwaan.

 

Pembahasan

 

Mengenalkan karya sastra sebagai suatu bacaan atau bahan bercerita kepada anak merupakan salahsatu upaya pembekalan sejak dini dari orang tua kepada anaknya. Bagaimana tidak, era globalisasi yang sulit terkontrol dapat memaksa anak-anak mengetahui suatu hal yang diluar batas tahapan usianya, seperti berbicara kotor ataupun bergelagat seperti orang dewasa yang tidak sesuai dengan masanya. Jika karya sastra telah merasuk ke dalam jiwa anak sejak usia dini, maka anak akan lebih terbekali oleh gambaran hidup yang sesungguhnya, dan lebih mengenali imajinasi positif yang ada pada dirinya sendiri yang lebih konkret untuk konsumsi anak sesusianya.

 

            Dengan memberikan sajian sastra yang sesuai dengan takaran imajinasi anak, maka anak akan larut ke dalam sebuah kisah dan dapat mengambil teladan dari tokoh cerita yang dikisahkan. Seperti cerita Cinderella, putri salju,dll. Karya sastra anak juga ikut andil dalam menumbuhkan kemampuan berbahasa dan pemahaman lingkungan oleh anak, selain berbentuk sebuah cerita, sastra anak juga hadir dalam bentuk lagu. Contoh: lagu dolanan[2] yang secara tidak langsung seorang anak belajar bahasa . Berikut salahsatunya:

 

Pada Hari Minggu kuturut ayah ke kota 

 

Naik delman istimewa ku duduk di muka 

 

Ku duduk samping pak kusir yang sedang bekerja 

 

Mengendarai kuda supaya baik jalannya   

 

Tuk-tik-tak-tik-tuk-tik-tak-ti-tuk 

 

tik-tak-tik-tuk  Tuk-tik-tak-tik-tuk-ti-tak 

 

suara sepatu kuda

 

Secara konkret nyayian tersebut menggambarkan suara sepatu kuda yang silih berganti berjalan mengiringi perjalanan dengan menaiki delman. Seorang anak berusaha berinteraksi dengan imajinasinya untuk mempraktikkan bahasa yang tertuang di dalam lagu tersebut. Hentakan kakinya mengikuti irama nyanyian disertai dengan rasa bahagia seperti ia sedang naik delman sungguhan.

 

Sastra anak berperan untuk membersamai masa anak-anak menuju masa yang jauh lebih siap untuk mandiri. Terkadang, berkat jasa sastra anak jugalah seseorang mampu meraih cita-citanya pada saat remaja atau dewasa.

 

Untuk menanamkan karakter jempolan pada anak, perlu diajarkan membaca sastra anak sejak dini dan pengajaran melalui lagu-lagu agar anak mendapat pengetahuan dasar untuk bekal hidup yang lebih baik, seperti cara beribadah dan berjiwa semangat pantang menyerah serta bersikap baik kepada sesama makhluk hidup. Karya sastra anak sudah sangat mudah kita jumpai di toko buku dan berbagai tempat, bahkan pembagian genre sastra anak menurut Nurgiyantoro (2010:30) meliputi lima yaitu fiksi, nonfiksi, puisi, sastra tradisional dan komik.

 

Simpulan

 

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa sastra anak merupakan karya sastra yang ditujukan kepada anak-anak yang bertujuan agar anak memperoleh banyak manfaat yang berguna untuk kehidupan di masa yang akan datang. 

 

Sastra anak memiliki genre yang secara khusus diperuntukkan untuk anak-anak yang memiliki karakteristik berbeda dari sastra orang dewasa, namun memiliki beberapa titik persamaan seperti prosa, puisi, dan drama.

 

Sastra anak berperan sebagai media pembelajaran bahasa, karakter, dan menumbuhkan pengetahuan baru dalam suasana senang dan gembira. Dengan begitu, orang tua diharapkan untuk memperhatikan serta mengawasi tiipe-tipe bacaan anak agar sesuai dengan tujuan utama sastra anak, yaitu : Bangkit sejak dini dan dan tumbuh sehat bersama sastra.

 

Daftar rujukan

 

Sarumpaet, Riris K.1976. bacaan anak-anak suatu penyelidikan pendahuluan ke dalam hakikat, sifat, dan corak bacaan anak-anak serta minat anak pada bacaan. Jakarta: Pustaka Jaya.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun