Pemanfaatan teknologi artifisial intelligence di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi merupakan respon dari perkembangan jaman. Sebelumnya, Reasah Al-Haramain telah menyiapkan skuter listrik yang dapat digunakan jamaah untuk melaksanakan Tawaf maupun Sa'i untuk menghemat energi dan waktu. Hal ini cukup membantu jamaah, mengingat mereka bisa berjalan cukup hingga lebih dari 1 kilometer jika mendapat lintasan jauh dari Ka'bah.
Pada musim haji tahun 2021, Kepresidenan Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi telah mengalokasikan 3.000 skuter listrik untuk Tawaf Wada. Mereka mengawasi langsung para operator kendaraan tersebut. Direktur Layanan Mobilitas Masjidil Haram, Fahd bin Sharar Al-Maliki, mengatakan skuter listrik itu disterilisasi sepanjang waktu, kualitas kendaraan rutin diperiksa, pergerakan skuter dimonitor, dan jalur khusus juga disediakan untuk perjalanan pemakai jasa skuter listrik. Jemaah yang memakai skuter listrik harus memesan terlebih dahulu lewat aplikasi, agar tidak terjadi kerumunan di stasiunnya.
digital AI di dua Masjid Suci umat Islam di masa depan. Untuk meningkatkan pengalaman jemaah, mereka akan memanfaatkan teknologi yang bisa mengidentifikasi bahasa dengan suara hingga gambar dalam menyediakan layanan terbaru.
Direktur Kantor Kecerdasan Buatan di Kepresidenan Umum Urusan Reasah Al-Haramain, Sinan Al-Turkistani, mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen mengembangkan lebih jauh teknologi
"Departemen tertarik untuk mengembangkan inisiatif kualitatif yang bertujuan meningkatkan pengalaman jemaah saat melakukan ibadahnya dengan mempelajari inisiatif yang diluncurkan," tambah Sinan Al-Turkistani, seperti dikutip Saudi Press Agency.
Artificial Intelegence adalah kecerdasan buatan dengan perangkat system yang dapat memahami lingkungannya dan dapat mengambil tindakan yang memaksimalkan peluang kesuksesan di lingkungan tersebut untuk beberapa tujuan. Ketika data yang diterima artificial intelegence semakin banyak maka semakin baik pula Artificial intelegence dalam membuat keputusana atau prediksi. Demikian menurut Riad Sahara, S.Si., M.T., dosen Universitas Siber Asia.
Maka, pandemi yang merupakan ketetapan Tuhan Yang Maha Kuasa, semestinya disikapi dengan bijaksana karena ternyata justru melahirkan kreatifitas dan inovasi. Perubahan tatanan dunia menyusul pandemi, menjadi semakin cepat sehingga harus direspon dengan tangkas pula dengan memanfaatkan big data, AI, robotik, yang diintegrasikan dalam berbagai aspek kehidupan (pendidikan,
kesehatan, transportasi, industri, keuangan, dan sebagainya) dapat mendukung layanan dan kenyamanan hidup manusia secara berkelanjutan. (***)
Abdullah Mufid Mubarrok
Mahasiswa Komunikasi Universitas Siber Asia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H