Maya merasa lega setelah menceritakan semuanya. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang sangat lama, ia merasakan beban di hatinya sedikit terangkat. Ia menyadari bahwa meskipun luka itu akan selalu ada, ia tidak lagi merasa harus menyembunyikannya. Ia belajar bahwa luka yang terselip di hatinya adalah bagian dari hidupnya, tetapi ia tidak harus membiarkannya mendefinisikan dirinya.
Hari-hari berikutnya, Maya merasa lebih ringan. Ia mulai menikmati hidup dengan cara yang baru, dengan menerima dirinya sepenuhnya, termasuk luka di hatinya. Dan meskipun ayahnya tidak pernah kembali, Maya telah menemukan kedamaian dalam hatinya. Luka itu mungkin tak akan pernah benar-benar hilang, tetapi kini ia tahu cara hidup dengannya---dengan penuh cinta dan keberanian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H