Mohon tunggu...
ABDULLAH HUSNI
ABDULLAH HUSNI Mohon Tunggu... mahasiswa

bermain futsal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Korupsi di Indonesia: Penyebab, Solusi, dan Perspektif Ilmu Sosial

7 Desember 2024   22:13 Diperbarui: 7 Desember 2024   22:13 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Korupsi merupakan masalah sosial yang kompleks dan berakar dalam berbagai aspek

kehidupan di Indonesia. Praktik ini merusak tatanan politik, ekonomi, dan sosial, serta

menghambat pembangunan negara. Berbagai upaya telah dilakukan, namun korupsi masih

menjadi tantangan besar yang memerlukan pendekatan multidimensi.

Penyebab Korupsi:

1. Faktor Struktural

* Sistem pengelolaan keuangan negara yang lemah: Rendahnya pengawasan internal

menyebabkan celah bagi terjadinya korupsi.

* Koordinasi yang buruk antar lembaga: Kelemahan dalam koordinasi antara penegak

hukum dan lembaga pengawas memperlambat pemberantasan korupsi.

* Ego sektoral: Setiap instansi ingin mendapatkan alokasi dana lebih besar tanpa

mempertimbangkan kebutuhan nasional.

2. Faktor Kultural

* Budaya permisif dan toleransi terhadap korupsi: Sikap masyarakat yang apatis dan

toleran terhadap korupsi membuat tindakan tersebut dianggap normal.

* Persepsi bahwa korupsi adalah cara cepat mencapai kekayaan: Banyak orang tergoda

untuk memperkaya diri sendiri melalui cara yang tidak sah.

3. Faktor Individu dan Psikologis

* Motivasi finansial: Kebutuhan ekonomi dan keinginan gaya hidup mewah mendorong

seseorang melakukan korupsi.

* Penyalahgunaan kekuasaan: Mereka yang memiliki posisi kekuasaan sering kali

menyalahgunakannya demi keuntungan pribadi.

4. Faktor Lingkungan Politik

* Minimnya transparansi dan akuntabilitas: Sistem politik yang kurang transparan

menciptakan ruang untuk manipulasi dan korupsi.

* Campur tangan politik: Proses hukum terhadap pelaku korupsi sering kali terhambat

oleh tekanan politik dari elite tertentu.

Dampak Korupsi:

1) Kerugian Ekonomi: Korupsi seperti kasus BLBI, Pelindo II, dan proyek e-KTP telah

merugikan negara hingga triliunan rupiah.

2) Erosi Kepercayaan Publik: Korupsi merusak kepercayaan masyarakat terhadap

lembaga pemerintah dan peradilan hukum.

3) Meningkatkan Ketimpangan Sosial: Dana publik yang seharusnya digunakan untuk

kesejahteraan rakyat justru dinikmati oleh segelintir orang.

Solusi Mengatasi Korupsi dari Perspektif Ilmu Sosial

1. Perspektif Sosiologi

* Meningkatkan kesadaran publik: Edukasi anti-korupsi sejak usia dini dan kampanye

publik dapat mengubah budaya permisif terhadap korupsi.

* Penguatan peran masyarakat sipil: Partisipasi masyarakat dalam pengawasan kebijakan

publik dan pelaporan tindakan korupsi dapat membantu pemberantasan korupsi.

2. Perspektif Psikologi

* Pengendalian motif dan dorongan individu: Pemberian insentif dan penghargaan bagi

pejabat yang berintegritas dapat mengurangi motivasi melakukan korupsi.

* Pendidikan etika di lingkungan kerja: Meningkatkan kesadaran etika di lingkungan

birokrasi dapat memengaruhi perilaku aparat pemerintahan.

3. Perspektif Ekonomi

* Reformasi sistem pengelolaan keuangan negara: Peningkatan akuntabilitas melalui

sistem keuangan berbasis teknologi, seperti e-budgeting dan e-audit.

* Peningkatan gaji pejabat publik: Meningkatkan kesejahteraan pejabat publik dapat

mengurangi motif ekonomi dalam melakukan korupsi.

4. Perspektif Hukum dan Politik

* Penguatan independensi lembaga anti-korupsi: Memberikan kewenangan lebih luas

kepada KPK dan memastikan independensinya dari pengaruh politik.

* Penegakan hukum yang tegas: Penerapan hukuman berat dan kebijakan zero tolerance

terhadap korupsi.

Kesimpulan

Korupsi di Indonesia merupakan tantangan multidimensi yang membutuhkan kolaborasi dari

berbagai elemen masyarakat. Dengan penguatan pengawasan, pengendalian budaya permisif,

dan penerapan sistem berbasis teknologi, korupsi dapat diminimalkan. Pendekatan dari

perspektif sosiologi, psikologi, ekonomi, dan politik dapat memberikan solusi komprehensif

yang lebih efektif.

Daftar Pustaka

Andhika, N. (2022, September 25). Korupsi di Indonesia: Fakta dan solusinya. Kompasiana.

https://www.kompasiana.com/nicholasandhikalucas7916/632fe60141ec7a456063ca32/korups

i-di-indonesia-fakta-dan-solusinya

Cittraaap. (2023, Agustus 1). Korupsi di Indonesia: Akar masalah, dampak, dan strategi

pemberantasan yang efektif. Kompasiana.

https://www.kompasiana.com/cittraaap1636/66fcf200c925c420b40ad202/korupsi-di-

indonesia-akar-masalah-dampak-dan-strategi-pemberantasan-yang-efektif

Fitriani, F. (2023, Juni 25). Menggali akar penyebab dan solusi korupsi: Sebuah analisis

mendalam. Kumparan. https://m.kumparan.com/friskafitriani23/menggali-akar-penyebab-

dan-solusi-korupsi-sebuah-analisis-mendalam-21phvWDYBYN

Tazkya, T. (2023, Juli 1). Korupsi di Indonesia: Menggali akar masalah dan mencari solusi.

Kompasiana.

https://www.kompasiana.com/tazkya041010/6596358dc57afb682d15db83/korupsi-di-

indonesia-menggali-akar-masalah-dan-mencari-solusi

Gramedia. (n.d.). Kasus korupsi di Indonesia. Gramedia.com. https://www.gramedia.com/best-

seller/kasus-korupsi-di-indonesia/

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun