Dusun Butuh, Klaten, merupakan salah satu destinasi wisata budaya yang dikenal dengan pengrajin wayangnya. Namun, di balik gemerlap kebudayaan ini, terdapat tantangan ekonomi yang dihadapi oleh para Ibu PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) di desa ini. Untuk mengatasi masalah ini, Tim PKM PM UNS Semar Craft dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) telah bergerak maju dengan sebuah inovasi yang unik yaitu marketplace handy craft.
Marketplace Handy Craft bukan hanya tentang memasarkan produk, tetapi juga tentang pemberdayaan. Tim PKM PM UNS Semar Craft bekerja sama dengan para Ibu PKK di Dusun Butuh untuk memastikan mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola bisnis online mereka. Mereka mengadakan sesi pelatihan yang meliputi proses pembuatan kerajinan tangan, desain kemasan, hingga pemasaran.
"Harapannya sih bisa berlanjut kegiatannya, saya mah ngikut aja karena saya juga lagi belajar ini." ungkap Ibu Yuni saat diwawancari oleh mahasiswa anggota TIM PKM PM Semar Craft dalam kunjungan mereka ke rumah narasumber untuk monitoring.
Marketplace Handy Craft adalah inovasi yang menghubungkan seni dan bisnis. Ini bukan hanya tentang memasarkan produk, tetapi juga tentang memberdayakan masyarakat dan mendukung keberlanjutan lingkungan. Melalui kolaborasi antara Tim PKM PM UNS Semar Craft dan para Ibu PKK, kesempatan baru telah terbuka, dan komunitas lokal di Dusun Butuh mendapatkan akses lebih besar ke pasar global. Ini adalah contoh nyata tentang bagaimana teknologi dan inovasi dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat desa yang penuh potensi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H