Mohon tunggu...
Abdullah Faqih
Abdullah Faqih Mohon Tunggu... -

18. Mahasiswa Hubungan internasional Universitas Airlangga, Jurnalis Pemula di LPM Mercusuar Unair

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengawal Independensi Pers Mahasiswa

7 Maret 2016   15:01 Diperbarui: 7 Maret 2016   17:52 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persma yang sehat tentu persma yang menjunjung kaidah jurnalistik serta memiliki independensi secara organisasi. Tetapi, ketika mempertahankan independensinya justru Persma acapkali dianggap sebagai musuh bersama bagi pihak-pihak yang mempunyai jabatan-jabatan penting dikampus. Dalam hal ini, kita sebagai insan pers tentu dituntut untuk turut mengambil sikap dalam perpolitikan kampus. Namun, kita sendiri tidak bisa menjadi pihak netral. 

Netralitas hanyalah sebuah posisi yang tidak akan pernah ditemui baik dalam individu maupun organisasi. Tetapi, menjadi independen adalah suatu keharusan bagi sebuah Persma. Independensi pers sendiri merujuk pada tidak adanya tekanan atau pengaruh apapun diluar kepentingan publik dan hati nurani jurnalis ketika menyampaikan informasi pada publik (Tim AJI Jakarta, 2014:4). 

Sehingga, dalam kaitan politik kampus pernyataan-pernyataan yang bersifat abusif, provokatif serta tendensi-tendensi lain harus segera dihilangkan dari jurnalisme mahasiswa. Aktivis Persma seharusnya meyakini bahwa pers mahasiswa adalah pers yang bersandar pada idealisme, pers yang kritis, sehingga punya potensi besar untuk melakukan perubahan (Supriyanto, 1998: 113). 

Sehingga dalam hal ini, Pers semestinya tidak boleh menjadi alat praktisi politik kampus yang berjarak dengan kepentingan publik. Tetapi juga, pers tidak menggunakan kemandirian atau kebebasan yang bersifat partisan yang menyebarkan kebencian, permusuhan yang juga akan merugikan publik. Tentu dalam kaitannya dengan politik kampus, Persma mempunyai tugas yang berat. Selain menjadi peredam, penengah, sarana edukasi publik, Persma juga harus menjaga independensinya ditengah gegar politik kampus yang diisi oleh berbagai ideologi serta kepentingan. Sehingga, semuanya kembali lagi pada diri sendiri sebagai mahasiswa. Yaitu sebagai mahasiswa (kaum terpelajar) kita harus adil sejak dalam pikiran apalagi dalam perbuatan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun