Mohon tunggu...
Abdullah Azzam
Abdullah Azzam Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memetakan Makna Al-Quran Lewat Tafsir Kontemporer

14 Juli 2024   18:59 Diperbarui: 14 Juli 2024   19:07 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jadi, siap untuk menjelajahi Al-Qur'an dengan cara yang lebih segar dan up-to-date?

Tafsir Kontemporer vs Tafsir Tradisional

Kamu mungkin pernah dengar istilah tafsir kontemporer dan tradisional, tapi apa sih bedanya? Yuk, kita bahas bareng-bareng!
Gaya Interpretasi yang Berbeda
Tafsir tradisional biasanya lebih kaku dan tekstual. Mereka fokus banget sama arti harfiah ayat-ayat Al-Qur'an.

Sementara itu, tafsir kontemporer lebih fleksibel dan kontekstual. Mereka nggak cuma lihat teksnya, tapi juga mempertimbangkan situasi zaman sekarang.

Misanya, kalau ada ayat tentang perang, tafsir tradisional mungkin bakal mengartikannya secara literal. Tapi tafsir kontemporer bisa memaknainya sebagai perjuangan melawan ketidakadilan di era modern.

Sumber Rujukan yang Dipakai

Nah, dari segi sumber rujukan juga beda nih. Tafsir tradisional biasanya lebih mengandalkan kitab-kitab klasik dan pendapat ulama terdahulu. Sedangkan tafsir kontemporer nggak segan buat ngambil wawasan dari berbagai bidang ilmu modern kayak sosiologi, psikologi, atau sains.
Jadi, kalau kamu baca tafsir kontemporer, jangan kaget kalau nemu referensi dari penelitian terkini atau teori-teori ilmiah. Mereka berusaha menghubungkan Al-Qur'an dengan perkembangan zaman.

Relevansi dengan Kehidupan Sehari-hari

Yang paling kerasa bedanya mungkin dari segi relevansi sama kehidupan kita sehari-hari. Tafsir tradisional kadang terasa jauh dari realitas kekinian.

Sementara tafsir kontemporer berusaha keras buat ngasih solusi praktis buat masalah-masalah aktual.

Misalnya, soal jilbab. Tafsir tradisional mungkin cuma bahas bentuk dan ukurannya. Tapi tafsir kontemporer bisa ngebahas filosofi di baliknya, termasuk isu kesetaraan gender dan kebebasan berekspresi dalam konteks modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun