Mohon tunggu...
Agus Iskandar Darmawan
Agus Iskandar Darmawan Mohon Tunggu... Digital Markom -

Sedang belajar menjadi manusia. Untuk hidup aku menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ulama Kini

14 Agustus 2018   22:47 Diperbarui: 14 Agustus 2018   23:14 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: daaruttauhiid.org

Murah nian mengumbar fatwa

Dia harus, Saya khusus

Mereka kudu digerus

Ilmu menjadi sedangkal selokan, sekeruh comberan

Eh, Itu bukan ilmu, tapi hati yang kian hari kian membatu

Maklum, materinya bukan lagi kelas teri

Ulama kini begitu murah 

Akunya berani bak darah

Ulama saat ini mudah mengunyah, menelan lidah

Ya, merekalah mematri diri dengan kata sakral itu; Ulama

Semua jadi ambigu karena pemilu

Ilmu hanya jadi gincu

Kekuasaan jadi nomor satu

Memang kekuasaan adalah segalanya

Kau bisa memecah bumi dengannya

Kita bisa meremas angin karenanya

Kalian bisa membelah langit menggunakannya

Masuk akal jika ingin mengubah hati dan wajah Pertiwi melalui tangannya

Namun, apakah itu benar adanya?

Ulama, aku yang lugu makin tergugu

Mencerna pagi, memamah senja 

Mencari maknamu di bahu hari, di  lengan malam

Aku rindu Umar bin Abdul Azis yang tiada narsis

Ku ingin bertemu Ibnu Taimiyah, Penegak Ilmu tanpa lelah

Kita semua rindu Ibnu Umar yang enggan Keulamaannya diumbar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun