Hari-hari terakhir terjadi penindasan terhadap para petani di Majalengka utk pembangunan Bandara International (Kulon Progo juga kasus yang sama), kemarin jg beredar berita Petani dr Cina sedang asik menguasai lahan dan bertani di Bogor.
Dengan keadaan tersebut banyak pertanyaan "DIMANA SARJANA PERTANIAN?", bagaimana sikap mereka?. Sebagai lulusan PT Pertanian merasa ini sebuah auto kritik kpd saya khususnya dan para manusia yang ada dalam lingkungan PT Pertanian.
Apa saya sebagai lulusan pertanian kurang luas menggarap lahan, apa kurang sering tukar ilmu dg petani tua, apa kurang lantang saya menyuarakan menentang penindasan terhadap petani seperti di Kendeng, Muria dan daerah lain.
Tp semua itu hanya berlaku individual saya sendiri.
Apa saya harus mengikuti kebanyakan sarajana pertanian sekarang yang banyak bekerja disektor non pertanian dan malah takut nyemplung ke sawah?
Pertanyaan nya sekarang apakah system yang ada di dalam PT Pertanian ini sudah benar dengan kenyataannya sekarang banyak mencetak sarjana Pertanian yang acuh pada nasib sesama bahkan sarjana pertanian yg takut terjun ke sawah. Apakah sudah benar system yg ada, atau itu hanya system kamuflasi yg tujuan sebenarnya sebagai system percetakan uang, bukan sarjana pertanian?
Entahlah, yg jelas sudah ada system nya masing2 dan saya akan trs ikut berjuang menyuarakan penolakan terhadap penindasan petani Indonesia.
#IndonesiaRaya
Pati, November 2016
Cah tani nom
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H