Dewi Lestari adalah salah satu penulis tanah air yang karyanya saya nikmati. Sampai saat ini, perempuan yang akrab dipanggil Dee ini sudah menelurkan dua belas buku yang berupa novel dan kumpulan cerita. Dari kedua belas bukunya, dua yang sudah berhasil saya baca. Yaitu Perahu Kertas (2009) dan Aroma Karsa (2018).
Saya membaca Perahu Kertas saat kelas tiga SMA. Saat hormon dan gairah muda saya sedang di puncak-puncaknya. Pas lah dengan temanya yang seputaran cinta dan persahabatan.
Tapi entah kenapa, di sepanjang saya melahap buku setebal 444 halaman ini, saya tak bisa jatuh cinta kepadanya padahal novel ini sangat bagus. Entah kenapa ketika saya sampai di halaman terakhirnya, saya tak bisa menghela nafas dan bilang, " wah ini novel luar biasa, wajib baca!", padahal novel ini luar biasa dan wajib dibaca.
Perahu Kertas secara ringkasnya menceritakan bagaimana hubungan Kuggy, sang juru dongeng, dan Keenan, si pelukis andal, akhirnya dapat bersatu setelah melewati banyak rintangan. Mulai dari keinginan masing-masing yang ditentang keluarga dan lingkungan. Sampai pada beberapa orang yang menjadi 'penghalang' di antara mereka.
Di titik itulah saya gagal jatuh cinta, dalam hal ini sang tokoh utama, yakni Kugy dan Keenan.
Di sepanjang cerita, berapa kali Kugy dan Keenan takut mengungkapkan perasaan mereka yang sebenarnya dan malah berusaha pindah ke lain hati. Berapa kali mereka kemudian berselingkuh dari 'pelarian' mereka tadi.
Kugy dan Ojos. Keenan dan Wanda. Kugy dan Remi. Keenan dan Ludhe. Mengapa harus serumit itu hanya untuk Kugy dan Keenan. Kenapa pula memberikan nasib yang tak adil pada tokoh ketiga--Ojos, Remi, Ludhe--padahal mereka tokoh baik yang mendukung penuh impian tokoh utama.
Betapa egoisnya tokoh utama kita!
Satu tahun berlalu, saya kembali membaca novel karya Dee. Kali ini berjudul Aroma Karsa dan sialnya kisah percintaan serupa terulang di sini.
Adalah Jati Wesi. Pemuda dengan julukan Si Hidung Tikus yang memiliki kemampuan luar biasa di indra pembaunya. Ambisi Raras Prayagung soal bunga Puspa Karsa, mempertemukan Jati dengan Tanaya Suma, putri dari Raras.
Jauh sebelum bertemu Jati, Suma telah menjalin hubungan kuat dengan Arya Jayadi. Mereka sudah berteman sedari kecil.