Mohon tunggu...
Anonymous Setup
Anonymous Setup Mohon Tunggu... Administrasi - freelancer

Penulis lepas jalanan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

UKM Kita (part I)

8 Maret 2009   08:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:17 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nganu mas, la wong bondho uang lima ratus ribu itu lho sudah bisa jadi juragan...


Begitulah salah satu ungkapan cak Sukari dalam obrolannya dengan saya saat pertama kali berkenalan. Sukari adalah salah satu pengusaha klompen di kecamatan Singosari - kabupaten Malang yang ikut merasakan price war ngawur sesama pengusaha klompen yang berdampak pada mangkrak-nya bisnis yang selama lima tahun telah digeluti.

Sudah bertahun-tahun klompen merupakan salah satu mata pencarian masyarakat Singosari yang juga mampu mereduksi tuna karya di daerah tersebut. Kurangnya koordinasi dan pengelolaan proses produksi menyebabkan bermunculan pengusaha-pengusaha klompen baru asal jadi yang berspekulasi untuk bersaing dengan melakukan produksi klompen dengan target pasar yang sama dan harga yang lebih murah. Maka perang hargapun terjadi untuk target pasar yang sama sampai pada suatu titik kulminasi dimana dengan sangat tipisnya keuntungan yang diterima, maka tidak ada solusi lain menurut mereka selain mengurangi kualitas produk. Sejak kondisi itulah hasil karya yang semula diminati pasar mulai berubah menjadi produk murahan yang tak layak jual.

Kemudian skenario mereka rancang untuk mengembalikan kondisi aktual pada kondisi ideal, dua tahun yang lalu dibangun kelompok usaha dengan harapan koordinasi untuk manfaat bersama dapat memulihkan keadaan. Belumlah lama kendala kembali muncul, kali ini soal transparansi komunikasi dan sistem kerjasama yang tidak jelas yang malah membuat masalah baru dalam sosial kemasyarakatan.

"Awalnya bukan modal mas, tapi nganu itu lho soal budayane lan pengembangan pasar, tapi le' sa'niki ya modal juga sudah jadi salah satu masalah he..he.." ungkap cak Sukari kepada saya. Ironis meski tidak pesimis karena bukan tanpa solusi, karena memang sudah ada program dari pemerintah seperti PNPM, Koperasi, dan lain sebagainya untuk pemberdayaan masyarakat dan UKM.

Bantuan modal, pelatihan dan pengembangan pasar memang harus dilakukan dengan baik kepada UKM kita untuk meningkatkan penjualan  produk Indonesia dan kesejahteraan masyarakat agar ada sinkronisasi antara masyarakat dan program pemerintah Aku Cinta Produk Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun