“SEBENARNYA KONSPIRASI ITU ADA, NAMUN TERKADANG SULIT UNTUK MEMBUKTIKANNYA”.
Itulah sepenggal kalimat yang sering didengar akhir-akhir ini, lebih-lebih jika dikaitkan dengan Partai Islam terbesar di Indonesia ini. Hal ini sesungguhnya sudah beberapa kali diulas bahkan sebagai opini dalam sebuah artikel baik di Kompasiana maupun forum diskusi yang lain.
Penulis sengaja mengungkit kembali istilah ini tidak lain hanya untuk sedikit menegaskan bahwa konspirasi terhadap partai ini memang ada. Terlepas itu dari kasus suap impor daging sapi yang sedang heboh saat ini.
Dan memang PKS telah menyerahkan penuh kepada Kuasa Hukumnya atas kasus yang banyak mengeluarkan energy terutama bagi pengkritik PKS yang menganggap ada yang salah dalam pembelaan yang dilakukan kader, simpatisan, tokoh PKS selama ini.
Beberapa ujian berupa fitnah yang pernah dilakukan terhadap partai inidiantaranya adalah sebagai berikut :
1.Yayasan Haramain milik Hidayat Nur Wahid sempat dituding teroris, karena dikaitkan dengan Al Qaeda. Bahkan Dubes AS waktu itu Lin Pasque mengonfirmasi langsung, tapi semua tak terbukti.
2.Wakil Bupati Bogor Ahmad Ru'yat dituding menggunakan dana APBD. Diproses sidang sebagai terdakwa, bahkan sempat disel, ternyata di pengadilan keluar putusan inkrah bebas murni.
3.Soeripto saat jadi Sekjen Dephut dituding melakukan mark up pembelian helikopter untuk mengatasi kebakaran hutan. Namun semua itu tidak terbukti.
4.Pertengahan tahun 2012. Saat PKS melalui di DPR vokal terhadap kasus bank Century, tiba-tiba Misbakhun (anggota DPR/FPKS) dijadikan tersangka dan sempat merasakan penjara dengan tuduhan L/c fiktif di Bank Century. Pada akhirnya Mahkamah Agung menyatakan tidak bersalah. Yang lucunya L/c yang merupakan kesalahan Bank tidak diperkarakan oleh Jaksa Penuntut saat itu.
5.Kejaksaan Agung menduga anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Keadilan Sejahtera, Rama Pratama (mantan Ketua BEM UI) sebagai tersangka kasus korupsi pajak, Dhana Widyatmika, melakukan pencucian uang melalui transaksi reksa dana. Namun tidak terbukti, konsekwensiya saat itu ia mendapatkan hujatan dari berbagai pihak.
6.Beberapa tahun lalu PKS dikatakan beraliran wahabi, sementara wahabi itu tidak berpartai politik. Isu ini coba dibangkitkan kembali, namun mentah juga.
7.Ahmad Fathonah (mantan napi pemerintahan Australia) telah menjual nama LHI dengan memalsukan tanda tangannya, ternyata LHI ketika clear.
8.Tamsil Linrung dan Anis Matta ditengarai sebagai bandit anggaran, hal ini diperkuat dengan pernyataan rekannya di Dewan. Proses hukum ternyata hanya memenjarakan rekannya tersebut.
9.Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno dituduh menyalahgunakan wewenang dengan korupsi dana hibah untuk partainya, namun ternyata hanya isapan jempol belaka.
10.Gubernur Jabar, Arie Heriawan dikatakan ikut andil dalam menggelontorkan dana dari BJB kepada pihak tertentu, namun sampai sekarang belum terbukti.
11.Saat ini, ketika PKS melalui Menteri Pertanian menolak import daging membuat Negara Austaralia dan Amerika kebakaran kumis. Bahkan Amerika melaporkan Indonesia ke WTO, tiba-tiba Luthfi Hasan Ishaaq (Presiden PKS) dituduh (akan?) menerima suap keterkaitan penambahan quota daging impor.
Demikianlah beberapa tuduhan terhadap Partai yang memiliki basis masa Islam terbesar di tanah air ini. Tuduhan dan caciamakaian bagaikan sebuah tsunami yang dianggap mampu memporakporandakan para pendukung partai kader tersebut. Namun tsunami itu dengan sendirinya berlalu seperti tuduhan-tuduhan sebelumnya yang dikemukakan diatas. Entah tuduhan apa lagi yang akan disangkakan terhadap partai ini. Yang pasti kita harus bisa membuktikan bahwa Indonesia itu mampu bersuara di level internasional dan akan menjadi Negara yang disegani baik oleh kawan maupun lawan, tidak ada kata putus asa dalam berbuat amar ma’ruf nahi mungkar. Mari kita berjalan dengan ‘kendaraan’ kita masing-masing, tapa saling menjatuhkan satu sama lain dan tanpa harus semua energy dikerahkan untuk menanggapi isu yang tidak benar. Waspadalah!
Wahai ikhwah bersatulah, rapatkan barisan, kita songsong masa depan dengan penuh otimisme! harapan itu masih ada! Jangan disia-siakan!
_______________
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H