Mohon tunggu...
Abdul Kareem
Abdul Kareem Mohon Tunggu... Jurnalis - Wiraswasta

Saya adalah pengembara kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memberi Tumpangan itu Membahagiakan

20 Januari 2017   18:09 Diperbarui: 20 Januari 2017   18:28 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu siang yang lumayan terik, saat bersepeda motor, bertemu dengan dua anak perempuan berkerudung yang sedang berjalan di pinggir jalan, salah satu dari mereka melambaikan tangan, dan meminta tumpangan. Akhirnya, saya berhenti, dan menanyakan tujuannya, dan menurut perhitungan saya tujuannya adalah sebuah daerah yang tidak mungkin terdapat kendaran umum, dan saya langsung bersedia untuk mengantarkan mereka berdua.

Saat berada di atas sepeda motor, saya bertanya pada mereka tentang asal perjalanan meraka, mereka bercerita bahwa mereka dari sebuah pesantren, kebetulan hari jum’at libur, dan mereka ingin pulang. Namun, sayang orang yang di rumah sedang sibuk, jadi tidak bisa menjemput.

Melihat keadaan mereka, saya jadi teringat akan keadaan saya sewaktu masih sekolah SMA dulu, rutinitas mencari tumpangan di pagi hari adalah sesuatu yang mendebarkan. Sebab, setiap pagi harap-harap cemas, kira-kira mendapat tumpangan apa tidak?

Begitupula saat pulang jika jam angkutan desa sudah habis, maka harap-harap cemas mencari tumpangan untuk mengantarkan saya agar sampai ke rumah adalah permainan mental tersendiri. Sebenarnya, dulu sudah ada telphon, kalau boleh telphon minta jemput sebenarnya mudah juga, tapi itu tidak saya lakukan karena tidak ingin merepotkan orang yang di rumah.

Saat diberi tumpangan adalah sesuatu yang sangat melegakan, disisi lain ada rasa hutang budi bagi mereka yang memberi tumpangan, baik mereka yang saya kenal maupun yang tidak saya kenal. Akhirnya, saat kuliah, saat dimana saya diberi kesempatan untuk membawa sepeda motor sendiri, saat itu saya merasa waktunya balas budi, meski tidak pada orang yang telah memberi tumpangan pada saya sebelumnya, paling tidak bagi mereka yang membutuhkan untuk mendapat tumpangan.

Setiap pagi jika ada kesempatan untuk memberi tumpangan, maka saya akan memanfaatkan hal itu dengan baik, begitupula ketika pulang, jika ada yang membutuhkan tumpangan maka akan dengan sangat senang hati untuk memberi tumpangan. Dan ternyata memberi tumpangan itu jauh lebih membahagiakan, bila dibandingan diberi tumpangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun