Mandi junub adalah praktik yang esensial dalam menjalankan ibadah bagi seorang beragama Islam. Proses ini memiliki dampak langsung terhadap sah tidaknya pelaksanaan ibadah-ibadah setelahnya seusai melaksanakan mandi junub. Oleh karena itu, memahami cara yang benar untuk menjalankan mandi junub menjadi suatu hal yang sangat penting.
Tujuannya adalah agar ibadah yang kita lakukan dapat diterima oleh Allah SWT dengan sepenuhnya, dengan catatan saat selesai jimak dilanjutkan dengan mandi junub yang tatacara dan metodenya dilakukan dengan benar
Menurut penjelasan dari ulama ulama kredibel seperti Gus Baha, ada beberapa prinsip yang perlu kita pahami tentang mandi junub. Salah satu aspek yang patut diperhatikan adalah dalam penggunaan sabun mandi atau shampoo. jika dalam pengaplikasiannya kurang pas, bisa jadi proses mandi junub menjadi tidak sempurna.
Gus Baha menegaskan bahwa air yang digunakan dalam mandi junub harus bersih (suci) dan tidak terkena najis atau mutagoyyir (berubah) baik rasa dan warnanya. Penggunaan bahan-bahan seperti sabun atau shampo yang kurang tepat dapat mengubah sifat air, sehingga berpotensi saat  melakukan mandi junub menjadi tidak sah.
Misalkan saat niat mandi junub sambil memakai shampo terutama bagi para wanita dengan rambut yang tebal, jika sampai selesai mandi ternyata saat dikeringkan dengan handuk rambut siwanita tadi masih "berbuih" yang diindikasikan bahwa air buat mandi junub tadi didominani oleh unsur shampoo, maka diyakini bahwa air itu mutagoyyir (berubah) sehingga tidak memiliki manfaat untuk mensucikan hadast besar (junub).
Gus Baha menjelaskan bahwa salah satu syarat mutlak dalam mandi junub adalah menjaga agar air yang digunakan tidak mengalami perubahan sifat. Misalnya seperti kasus ditas, dimana penggunaan sabun atau sampo yang tidak pas dapat mengubah sifat air menjadi mutagoyyir dampaknya adalah air tadi tidak bisa mengangkat hadast besar yang ada pada seorang sebagaimana kasus diatas.
Oleh karena itu, saat melaksanakan mandi junub, harus dipastikan bahwa air yang kita gunakan dalam keadaan murni dan tidak tercampur dengan bahan-bahan lain yang dapat merubah sifat dan rasanya. Seperti penggunaan shampoo yang berlebihan atau sabun mandi
Maka menurut Gus Baha sebaiknya saat mandi junub untuk seorang laki-laki atau Perempuan sebaiknya melaksanakan mandi dengan air suci tanpa dicampur dengan shampoo atau sabun mandi, terlebih dahulu agar sifat dan rasa dari air itu tidak berubah.
Setelah selesai mengguyurkan atau menyiramkan air suci tadi keseluruh badan, baru menggunakan shampoo atau sabun sehingga jika nantinya saat memakai shampoo ternyata rambut masih ada tanda-tanda berbuih saat dihanduki sudah tidak mengapa lagi, sebab niat mandi dengan mengguyurkan air suci keseluruh badan sudah selesai terlebih dahulu
Kesimpulannya, pemahaman dan pelaksanaan mandi junub dengan benar dan berhati-hati sangatlah penting diketahui oleh semua muslim baik laki-laki atapun perempuan. Shampoo ataupun sabun adalah benda yang tidak terpisahkan dalam urusan mandi, sehingga tak terpikirkan bahwa kedua benda itu bisa menjadi penyebab dari tidak sahnya mandi junub jika dalam pengaplikasiannya kurang tepat.