Usut punya usut, ternyata pihak pemasaran hotel sejak awal tahun sudah merayu dan melobi kepada pengelola lembaga, unit atau kantor untuk melaksanakan kegiatan di hotel tempat mereka kerja, dan tentu ada iming-iming fee back yang didapat
Kedua, memanipulasi nota, bill hotel uang perjalanan transportasi, bahkan hingga ke nota BBM, maksud melakulan manipulasi adalah dengan merubah, menulis sendiri nominal yang akan diajukan ke bendahara, sehingga buget yang diajukan lebih besar dari yang dibayarkan pada pihak pemberi jasa
Ketiga, adalah meng-up jumlah barang, nilai harga dari sebuah toko, walaupun sistem pembayaran sudah dengan sistem online, tetap saja semua bisa disiasati oleh pelaksana dengan pihak penjual jasa, sebab adanya rasa saling untung menguntungkan
Pada cerita diatas, terkadang di perparah oleh pimpinan yang bertugas untuk menyeleksi, membenarkan dan meloloskan pengajuan pencairan dana itu dengan berpura-pura tidak tau, sehingga proses pengajuan atau pencairan dana dengan data fiktif bisa realisasi
Akibat ulah ini negaralah yang dirugikan, sebab telah terjadi kebocoran aggaran dibanyak bidang, sebab secara lahiriyyah berkas, bill hotel dan nota-nota itu adalah sah secara fisik, sehingga komitmen pimpinan adalah salah satu instrumen yang bisa mengawasi dan memperbaiki kondisi ini
Maka disinilah pentingnya peran pimpinan untuk tegas dan berani menolak, jika terdapat usulan atau berkas yang diajukan memang "bermasalah" baik dari sisi rasionalitas, nilai atau harga  yang diminta tidak realistis.  Pimpinan harus berani memanggil dan tidak membubuhkan tanda tangannya hingga adanya perbaikan
Pemimpin dalam hal ini, adalah mereka yang diamanahi menjadi PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) yang bertugas meneruskan berbagai usul kegiatan, setelah dicek dan divalidasi kemudian membubuhkan tanda tangannya untuk proses pembayaran
Mereka (PPK) harus berani, tegas dan siap menolak untuk  membubuhkan tanda tanganya agar usulan tersebut tidak bisa direalisasikan dan harus melalui perbaikan agar sesuai dengan fakta dan data
Disinilah letak dakwah bagi seorang pemimpin utamannya mereka yang diberi amanah sebagai pejabat (PPK), Â dalam dakwah versi ini tidak perlu menghafal ayat, hadist ataupun kata-kata indah yang bisa memukai jamaah, cukup dengan ketegasan dan komitmen dalam menjalankan aturan dan semangat untuk menjaga uang negara dengan meneken tanda tangannya pada nota dan spby yang benar
Saya teringat pernyataan dari Rektor UIN Bandung yaitu Prof. Dr. H. Mahmud, beliau menyatakan sebuah ungkapan berikut:
"Pemimpin itu seperti Air terjun, dia adalah air yang putih dan jernih, namun setelah jatuh ketika sampai di dasar (tanah) air terjun yang putih tadi menjadi keruh, maka bagaimana jadinya jika air terjun itu sebelum terjun ke bawah sudah keruh, maka sudah bisa dipastikan sampainya air ke dasar (tanah) akan sangat terlihat keruhnya