Mohon tunggu...
abdul jamil
abdul jamil Mohon Tunggu... Mahasiswa - selalu belajar

Tukang Ketik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Alumni, Kewajibanmu dan Kewajiban Institusi

30 Juli 2022   19:52 Diperbarui: 31 Juli 2022   22:37 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mas Sasli, dimana ne pean? Aku ada di Sukamara neh siang tadi yampe Sukamara ada sedikit kegiatan. Bisalah umpat betakun, dimana yuklah, wadah orang jualan daging rusa atau warung makan daging rusa, asa handak nah memakan daging rusa..."

Percakapan diatas adalah contoh dialog "oknum" pengelola lembaga pendidikan kepada alumni menggunakan dealek Bahasa banjar. Dalam dialog tersebut jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia memiliki makna sebagai berikut:

"Mas Sasli, kamu ada dimana sekarang?, Saat ini saya berada di Sukamara (Sebuah Kabupaten yang ada di Kalimantan Tengah) siang tadi baru sampai di Sukamara karena ada sedikit pekerjaan yang harus diselesaikan. Saya bisa bertanya, kira-kira dimana ada orang yang berjualan daging rusa atau warung makan yang menjual menu daging rusa. Sebab saya merasa sangat kepingin makan daging rusa"

Ini adalah ilustrasi percakapan seorang yang masih aktif di Institusi dengan salah satu alumni di daerah yang masih terkenal dengan jualan daging rusa atau masakan daging rusa. 

Sepintas tidak ada permasalahan dalam percakapan ini, jika dialog tadi semata-mata murni dari keinginan mendapat penjelasan atau petunjuk lokasi penjualan daging rusa atau masakan dari daging rusa

Namun, jika dalam pelaksanaan atau niatnya hanya ingin mendapatkan fasilitas atau free dari sosok yang ditelpon dengan mengatas namakan loyalitas alumni, kemudian mengharap dibelikan atau diberi secara gratis. 

Kemudian jika seorang alumni tadi memberi Cuma-Cuma, mereka (alumni) disebut murid "berbakti" dan jika tidak memenuhi ekspektasi yang diinginkan, mereka (alumni) tidak disebut sebagai murid berbakti, maka inilah problem yang sebenarnya.

Keberadaan alumni seolah-olah dijadikan sebagai ajang pembenaran oleh sekelompok orang untuk mendapatkan sesuatu dengan mengatas namakan alumni, sebab hal-hal seperti ini akan sangat terlihat jelek dan boleh jadi bisa mencoreng nama baik institusi setempat dan alumni akan merasa kurang enak, terlebih tidak semua alumni dalam beberapa sector mengalami kesuksesan

Saya dan pembaca mungkin sependapat bahwa membicarakan sebuah organisasi atau perkumpulan bernama Ikatan Alumni, semua orang akan bilang dan sepakat bahwa hal itu sangatlah penting. Tidak hanya untuk eksistensi, tapi juga untuk sarana silaturahmi antar keluarga besar "jebolan" suatu sekolah/universitas/lembaga pendidikan.

Tapi sayang, keberadaan alumni tidak bisa dioptimalkan keberadaaanya, sebab masih banyak dari kita yang "tidak peduli" terhadap eksistensi Ikatan Alumni. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun