Ini adalah contoh bagaimana warga desa bisa tetap survive dengan keterbatasan dan adanya peleburan diri dengan alam, sesulit dan sesusah apapun kondisinya, alam tetap bisa memberikan janji hidup selama kita mampu memanfaatkan dan mengelolanya
Kedua, Hemat dan jeli melihat peluang
Jadi, tingkat kewaspadaan dan kejelian seseorang terkadang dipicu oleh keterbatasan dan kekurangan. Dua unsur tersebut terkadang mampu atau memicu insting seseorang untuk berpikir kreatif dan jeli dalam melihat peluang.
Contoh untuk desa Tanjung Hambulu, yang tanahnya subur dan alam berbukit ini memiliki aliran sungai yang jernih, bersih dan dingin mengalir dari pegunungan terus kebawah ke daerah pinggiran desa kami
Kondisi ini dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk membuat saluran air yang dialirkan ke rumahnya masing-masing penduduk dengan cara menambat sisi sungai agar air tertampung dan dibuatkan pipa besar menuju desa dan dibuatkan paralon-paralon menuju kerumah masing-masing warga.
Kreatifitas ini sangat membantu mencukupi kebutuhan air warga tanpa harus menggunakan mesin air, sehingga dapar menekan biasa listrik. Selain itu oleh sebagiaan warga saluran yang sudah ke rumah juga di arahkan ke kolam terpal untuk pemeliharaan ikan Nila, Lele ataupun ikan Mas
Selain itu dikarenakan alam memberikan tanah yang subur dan melimpah ruah, banyak kebutuhan sayur mayur, proteiin bisa disedikan oleh warga desa tanpa harus membeli, tanah yang luas terkadang ditanami padi, sehingga sesudah panen petani memiliki stok makan yang cukup
Kebutuhan protein bisa diambilkan dari ternak ayam, kelinci ataupun marmud, juga bisa dari pemeliharaan ikan di kolam dengan air melimpah hasil pengambilan dari sungai alami di desa
Jadi ketahanan pangan, sebagaimana yang dikhawatirkan Presiden republik indonesia bapak Ir. Joko Widodo akibat dampak perang yang terus berlanjut, tidak berlaku bagi warga desa, yang ada dalam cerita diatas.
Perlu bimbingan dan modal
Cerita dan kasus diatas adalah normalnya. Kasus diatas bisa terjadi jika warga desa memiliki pemikiran kreatif, inovatif dan tepat dalam mengambil keputusan
Tidak jarang kita temukan, warga desa yang duduk ngantri menunggu sayuran hijau lewat yang dijajakan oleh pedagang sayur dari desa atau pedagang dari kota, seperti kacang, bayem kangkung dan beberapa kebutuhan rumah tangga yang sebenarnya bisa dihasilkan sendiri dengan cara bercocok tanam disekitar rumah.
Kasus demikian tentu sangat membebani kebutuhan rumah tangga dalam pengalokasianya, sebab hal-hal yang bisa disediakan dengan kreatifitas sendiri justru diabaikan dan memilih membeli dari tukang sayur