Mohon tunggu...
abdul jamil
abdul jamil Mohon Tunggu... Mahasiswa - selalu belajar

Tukang Ketik

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Saya, Ayah dan Ibu di Idul Fitri 1443 H

8 Mei 2022   20:36 Diperbarui: 9 Mei 2022   07:39 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadhan 1443 H telah usai, kita juga telah merayakan hari kemenangan idul fitri 1 Syawal 1443 H. bersama keluarga, sanak saudara dan warga di kampung halaman masing-masing, sebab ijin mudik tahun ini telah diberikan pemerintah

Berkumpul dengan kelarga besar di kampung halaman tentu memberi banyak kesan, cerita serta membawa kenangan indah bagi para perantau terlebih jika pertemuan itu dilakukan saat momen istimewa seperti hari raya idul fitri

Bagi saya pribadi sangat jarang bisa berkumpul dan bercengkrama dengan orangtua dan keluarga besar, sebab posisi kerja yang lumayan jauh dan beda daerah, maka saat berkumpul dengan orangtua disitulah akan muncul beraneka kegiatan yang dilakukan saat kami berkumpul bersama

Dan perkenankan saya sedikit bercerita tentang sosok orangtua (ayah dan ibu) yang selalu saya anggap sebagai "Kartini" dan "Kartono"nya saya, karena keduanya telah melahirkan, membesarkan dan mendidik saya.

Saya anak ketiga dari empat bersaudara. Keluarga saya merupakan keluarga sederhana. Bapak seorang petani atau buruh perkebunan sawit, sementara Ibu merupakan ibu rumah tangga, sudah barang tentu kondisi ini menggambarkan betapa hidup kami teramat sederhana.

Ayah dan Ibu memiliki mimpi besar dalam dunia pendidikan. Cita-cita besar beliau adalah semua anaknya bisa mengenyam pendidikan tinggi. Cita-cita ini sangat besar dan membutuhkan perjuangan besar pula untuk mewujudkannya.

Bisa dibayangkan beratnya perjuangan menyekolahkan anak dengan posisi bapak sebagai buruh, yang dalam usaha selalu dalam posisi tidak diuntungkan, bahkan saat tanaman atau hasil panen dalam kondisi harga mahalpun posisi kami tetap kalah dengan tengkulak

Meskipun keuangan terbatas, bapak tetap berusaha keras menyekolahkan anak-anaknya. Gali lubang tutup lubang menjadi hal yang sulit untuk dihindari. Usaha-usaha kreatif untuk memenuhi kebutuhan juga terus dilakukan dalam upaya peningkatan ekonomi

Tujuan utamanya adalah agar sekolah anak-anaknya tetap bisa berlangsung. Bahkan sampai kaka saya rela untuk membantu bapak dan ibu bekerja, dan melepaskan mimpin untuk sekolah sebagaimana teman seangkatannya. Dia rela tidak sekolah dan jadi buruh tani agar saya dan adik bisa tetap sekolah.

Perjuangan besar bapak ditopang oleh ketabahan dan kegigihan Ibu dalam membantu ekonomi juga sangat berperan sekali. Sebagai petani terkadang posisi wanita dan pria sama, yaitu pergi ke ladang dari pagi hingga sore, untuk wanita tetap berperan sebagai ibu rumah tangga, yaitu masak, nyuci dan kegiatan lainnya. inilah peran ganda yang dilakukan ibu

 
Ibu sendiri tidak mengenyam pendidikan formal tinggi. Beliau hanya sempat mengeyam pendidikan SR (Sekolah Rakyat) yang entah tamat atau tidaknya saya tidak tau, tapi disela-sela sekolah SR setau saya dari cerita ibu, beliau juga mengenyam pendidikan di Pesantren. Begitu juga halnya ayah kami, dia tidak tamat SR  tapi terus lanjut mondok

Setelah mondok, beliau menikah di usia muda dengan bapak. Beberapa tahun kemudian satu demi satu kaka, saya dan adik saya lahir. Terakhir lahir adik bungsu saya, bernama Kholisatun nikmah, yang lahir di kalimantan selatan.

Meskipun tidak mengenyam pendidikan secara memadai, Ibu dan ayah adalah pendidik dalam makna yang sesungguhnya. Beliau selalu mengingatkan kami anak-anaknya untuk selalu belajar. Tentu beliau tidak menemani kami belajar, kami dilatih mandiri dalam keterbatasan

Pernah dalam satu waktu untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga ibu harus, menangkap ayam untuk dijual, sebagai solusi pendapatan untuk belanja kebutuhan pokok dalam sehari-hari.

Di desa ayam atau peliharaan lainnya adalah "aset" yang harus dimiliki, sebab selain mudah dan pekarangan rumah yang luas, memelihara hewan peliharaan seperti  Ayam bisa dijadikan sebagai tabungan manakala kondisi ekonomi sedang sulit.

Ibu juga tak segan pergi merantau bersama ayah untuk mendapat pendapatan yang lebih baik, jika di daerah gambut atau anjir musim "katam" (panen padi) di sawah. maka beliau bisa pergi ke daerah itu untuk ambil upah menjadi buruh panen padi, ynagbhasilnyapun tidak seberapa

Bahkan di tahun 1990an ibu dan ayah saya berangkat ke kalimantan Tengah, tepatnya daerah kereng pangi untuk menambang emas di tengah hutan belantara yang sangat lebat, semua dilakukan agar tingkat ekonomi keluarga menjadi baik.

Satu aspek yang sangat saya kagumi dari Ibu juga ayah adalah spirit ibadah yang kuat dan rajin. Ya, beliau sangat istiqomah dalam beribadah. Dulu saat masih muda beliau pergi ke sawah atau kebun untuk kerja di bulan ramadhan beliau tetap menjalani ibadah puasa, panas serta teriknya matahari tak diperdulikan dan bukan sebagai penghalang.

Jika panas sudah tak tertahan ibu biasanya akan "nyemplung" ke sungai atau kubangan yang ada di sawah dengan seluruh pakaian yang dikenakan. itu dilakukn agar sedikit membantu rasa dahaga dan haus bersangatan

ibu, adalah kartini-nya saya. Semoga engkau selalu sehat, panjang umur dan selalu dilancarkan rizki untuk kuat dan tenang dalam ibadah kepada Allah SWT.

Jika saya mudik dan ngumpul dengan keluarga besar, selalu dimasakan dengan menu kampung dan masakan kegemaran kami, yaitu garang asem kacang panjang, sambel trasi dengan lalapan daun kates dan daun singkong. menu ini selalu disajikan kepada kami saat kami mudik

Ayah, juga sosok yang istiqomah dalam menyeru kebaikan dalam kondisi ekonomi yang pas-pasan masih tetap semangat memikirkan kemakmurn agama dan berusaha agar anak-anaknya menjadi orang manfaat

jika saya di rumah, ayah sukanya ngajak diskusi tentang berbagai hal, terutama tentang agama atau kejadian2 di kampung yang berkaitan dengan hukum,  tahun ini ada dua tema yang didiskusikan, yaitu tentang bagaimana hukum aqiqah dengan hewan sapi dan tetang hukum timbangan tengkulak buah sawit yang dinilai tidak jujur.

Jadi di hari yang penuh keberkahan ini jika ayah dan ibu masih ada, segera bahagiakan dan minta  ampunan dari keduanya, sebab ridho dan keberkahan dari Allah berangkat dari ridho kedua orangtua kita

Jika kedua orangtua sudah meninggal doakan dan berbaktilah dengan tetap menjalin kebaikan dengan kerabat atau sahabat dari kedua orangtua kita. insya Allah dengan cara demikian segala apa yang menjadi aktivitas dan kegiatan kita akan menjadi sukses dan mendapat ridho dari Allah SWT.

اللهم اغفرلي ولوالديا وارحمهما كما ربياني صغيرا... 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun