Mohon tunggu...
abdul jamil
abdul jamil Mohon Tunggu... Mahasiswa - selalu belajar

Tukang Ketik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tukang Warung dan Sodaqoh Jum'at

13 Maret 2022   05:00 Diperbarui: 13 Maret 2022   06:28 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senin pagi seusai absensi di kantor, saya bersama istri sepakat untuk sarapan pagi di warung sekitaran pasar blauran yang ada di kota palangka raya.

Kami memang tidak mentradisikan makan (khususnya sarapan pagi) diluar rumah, dan lebih sering masak sendiri dikarenakan selain untuk berhemat juga ada orangtua (mertua) yang tinggal bersama kami sehingga masak pagi menjadi keharusan sebelum pergi kerja.

Sarapan pagi kali ini, saya bersama istri memilih warung yang ada di perempatan jalan/simpang empat, berdekatan dengan pasar blauran kota palangka raya.

warung makan ini tak ada namanya, karena warung kecil hanya menyiapkan sarapan pagi berupa aneka ragam nasi bungkus, mulai dari nasi kuning, nasi putih, nasi samin juga ada nasi pundut (semacam lontong gurih).

Selain nasi juga ada beberapa jajanan rakyat seperti pisang goreng, bakwan ataupun geguduh (jajanan khas urang banjar)

Setau saya, pihak warung hanya menyiapkan air minum seperti teh, kopi, minuman saset atau air mineral sebagai pelengkap menu sarapan pagi para pelanggan dan beberapa keperluan lainnya semisal rokok, kerupuk dan jajanan anak-anak. Untuk nasi dia terima dari warga yang membuat dan dititip diwarung tersebut

Tak nampak ada yang istimewa dari warung ini untuk diceritakan, sebab terdapat banyak warung-warung serupa yang ada di palangka raya.

Namun jika pembaca makan atau sarapan di warung ini khususnya hari jum'at, ada kebiasaan baik yang tidak semua warung-warung pinggir jalan melakukannya.

Yaitu menggratiskan semua minuman yang dipesan.  Siapapun yang pesan minuman di warung itu pada hari jumat semua gratis, jadi semua pembeli hanya membayar apa yang dimakannya saja.

Nilai-nilai sosial seperti ini memang sangat erat dikaitkan dengan orang-orang yang shaleh, mereka  bekerja tidak hanya bicara untung rugi, namun nilai-nilai sosial dan ibadah juga menjadi prilaku hidup.

Sedekah menjadi salah satu amalan yang dicintai Allah SWT. Selain itu, apabila bersedekah Allah juga akan menghapus dosa yang telah diperbuat sebagaimana yang terkandung dalam Surat Al-Baqarah ayat 271.

Terjemah dari Q.S A-Baqarah ayat 271 adalah: "Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan"

Sedekah bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Namun, terdapat hari baik yang dianjurkan kepada umat muslim untuk bersedekah yaitu pada hari Jumat.

Hal tersebut tertuang dalam hadist riwayat Abi Syaibah, "Sedekah itu dilipatgandakan pahalanya pada hari Jumat (yakni bila sedekah itu pada hari Jumat, maka pahala berlipat ganda dari hari-hari lain).

"Hari Jumat adalah hari yang paling utama dan berkah dibandingkan dengan hari-hari yang lain. Pada hari itu Rasulullah meminta umatnya untuk memperbanyak amalan, termasuk sedekah.

Terlebih bagi muslim, terkadang untuk melancarkan usahanya ada banyak cara yang diambil, seperti rutin bersedekah sebagaimana kasus dicerita ini, atau mengamalkan beberapa bacaan sesuai ajaran Islam atau rekomendasi dari ulama yang ada di wilayahnya.

biasanya yang sering saya dengar adalah membaca surah waqi'ah disetiap pagi sesudah sholat subuh.

Dari cerita diatas menarik untuk dijadikan pemantik pada diri kita, amalan apa (kebiasaan baik) yang telah atau bisa kita lakukan untuk memberi manfaat kepada orang lain secara rutin?

Bukankah amalan yang dilakukan secara rutin, itu lebih baik disisi Allah, meskipun nilai dan kuantitasnya tidak banyak. Apakah kita "harus" kalah dengan pedagang kecil tadi, yang telah memberikan contoh dengan melakukan rutinitas bersedeqah disetiap hari jum'at

#sekian dulu ceritaku sampai jumpa kapan-kapan#

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun