Mohon tunggu...
abdul jamil
abdul jamil Mohon Tunggu... Mahasiswa - selalu belajar

Tukang Ketik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bismillah, Tetap Optimis di Tahun 2022

1 Februari 2022   09:03 Diperbarui: 15 Februari 2022   22:12 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Sahabat se keceng bro Arif Rahman

Pandemi Covid-19 belum usai bahkan sekarang muncul generasi baru bernama omicron yang sebelumnya juga ada varian delta.

Akibat belum berakhirnya pandemi ini tentu bermuara pada buruknya perekonomian pada masyarakat, khususnya kalangan menengah kebawah, yang bekerja mengharapkan hasil yang langsung digunakan untuk perlukan saat itu juga sebagai kebutuhan rumah tangganya berupa sandang, pangan dan papan. Tak hanya kalangan menegha kebawah covid -18 juga berimbas pada para pengusaha/masyarakat ekonomi menengha ke atas. dengan indikator banyaknya usaha atau perusahaan yang di tutup akibah wabah.

Bahkan para ekonom menyatakan di tahun 2020 dan 2021 tercatat, pertumbuhan ekonomi nasional mengalami kontraksi sebesar 2,19 persen. Kontraksi tersebut menggambarkan penurunan aktivitas dunia usaha dan produktivitas barang/jasa, yang mempengaruhi pendapatan negara.

Lalu bagaimana sikap kita menghadapi tahun baru Tahun 2022?

Hidup harus tetap jalan. Bagaimanapun, sebagai manusia beriman kita tidak boleh menyerah dan harus tetap optimis dalam menjalani hidup ini. kita harus bangkit dan menjadi manusia yang sukses di dunia dan akherat, bukankah dalam ajaran islam dikatakan, hanyasannya setelah adanya kesusahan akan ditemukan kemudahan. Q.S Al Insyiroh.

Dua tahun lebih kita dan juga dunia terbelenggu dalam pandemi covid 19, dan varian-varian susulan lainnya, apa upaya dan strategi kita untuk bangkit lebih cepat dalam menghadapi wabah?

Wabah ataupun pandemi seperti saat ini bukanlah hal pertama yang terjadi di dunia. Sudah pernah berkali-kali dunia diserang wabah dan butuh waktu lama untuk recovery. Sebagai bagian dari masyarakat dunia, tentu saja upaya-upaya logis yang sudah dipertimbangkan patut kita ikuti dengan benar. 

Anjuran pemerintah, mengikuti ajakan vaksin adalah upaya untuk menyudahu pandemi ini, namun bagaimanapun, sebagai seorang mukmin selain ikhtiar secara lahiriyyah, idealnya punya satu hal istimewa yang tidak dimiliki oleh orang-orang yang hanya mengandalkan upaya secara logika.
Hal istimewa itu adalah iman.

Benda abstrak ini (iman) menuntun kita untuk menjadi lebih optimis dan lebih siap menghadapi setiap kemungkinan, termasuk berbagai kendala dan tantangan dalam masa-masa pemulihan keadaan. Spirit ini terbukti memberikan motivasi dan energi ekstra untuk setiap mukmin ketika mengupayakan sesuatu.

Jadi, singkat cerita, selain mengupayakan sesuatu yang terlihat rasional, kuatkanlah iman, karena Allah berjanji bahwa inilah alasan utama yang akan membuat kita berbeda, dan kita akan lebih di depan dibandingkan mereka yang tidak memilikinya.

Hal ini sesuai janji Allah di Surat ALi-Imran, ayat 139: Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman.

Apa yang harus jadi perhatian utama untuk bangkit?

Selain ikhtiar secara lahiriyyah, adalah memperbaiki dan memperkuat iman, sebab terkadang kita lupa melibatkan Tuhan. Padahal agama kita mengajarkan untuk memulai semuanya dengan doa, maknanya, mulailah dengan menyerahkan diri kepada-Nya, berdoa agar diberi kekuatan, diberi jalan keluar, dan dimudahkan segala urusan.

semoga dengan menggabungkan usah aikhtiar maksimal dan melibatkan Allah dalam doa dan keyakinan, kita diberi kekuatan dan hikmah dalam berjuang bersama dalam menghentukan wabah oandemi bernama covid-19.  dan apa yg diikhtiarkan kita semua menjadi amal ibadah kepada Allah Swt.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun