Mohon tunggu...
abdul jamil
abdul jamil Mohon Tunggu... Mahasiswa - selalu belajar

Tukang Ketik

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menanamlah, dengan Ilmu Investasi, Pasti Berhasil

8 Oktober 2021   21:38 Diperbarui: 8 Oktober 2021   21:48 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Jangan menaruh telur di keranjang yang sama" Kata pepatah ini, sangat populer bagi para investor keuangan, mereka sangat paham dan familiar dengan istilah ini, sebuah istilah yang memiliki makna kurang lebih, janganlah uang yang kamu investasikan, digunakan untuk satu macam investasi saja, sebab hal itu sangat berbahaya, jika kalian tidak tepat dalam memilih dan menempatkan uang/dana yang diinvestasikan, maka kerugianlah yang didapat.

Dalam dunia investasi kata pepatah ini menjadi acuan para pelaku investasi untuk selalu berhati-hati dalam menentukan dan memilih tempat investasi, sehingga harta atau uang yang diinvestasikan bisa semakin berkembang, sebab meletakkan dana investasi di beberapa jenis dan tempat, akan memberi pelung untung dan meminimalisir kerugian.

Dengan melakukan kegiatan investasi yang tepat dan selalu mempedomani kata pepatah diatas, menjadikan orang-orang yang melakukan investasi akan mendapat keuntungan terus menerus, namun demikian tidaklah semua orang bisa melalukannya, sebab bermain investasi kebanyakannya dilakukan oleh orang-orang yang mampu secara finasial dan sudah "berdamai" dengan kebutuhan sehari-hari.

Bagi penulis sendiri, yang berasal dari masyarakat sederhana, hidup hanya di topang dari gajih pas-pasan dari sebuah profesi pengabdian menjadi ASN, tentunya sulit atau bahkan tidak terbayang untuk main investasi, sebab setting pembayaran gajih ASN itu ditetapkan untuk hidup sederhana atau layak selama satu bulan kedepan, kondisi seperti ini tentunya akan menyulitkan untuk bermimpi main investasi.

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa seorang ASN pemula (tanpa memiliki usaha lain atau jabatan) untuk memiliki rumah saja, harus mengeluarkan biaya mulai dari  2 M, atau bahkan sampai 3 M, (2 kali minjam atau 3 kali minjam) baru "istana" idaman tesebut jadi dan layak ditempati dengan konsekuensi pemotongan gajih antara 15 sampai 20 tahun lamanya, inilah kenyataan rill yang selama ini terjadi pada kebanyakan masyarakat yang berprofesi sebagai ASN.

Namun, bukan berarti pepatah yang familiar ini, tidak bisa dijadikan prinsip atau pedoman dalam melakukan kegiatan selain investasi, karena inti dari nasehat kata pepatah ini adalah bagaimana seseorang bisa atau mampu menata, mempraktekkan sebuah ilmu manajemen yaitu manajemen risiko, sehingga segala keputusan yang diambil semuanya sudah matang dan tahu akan sisi resiko dan manfaatnya.

Sebagai pegawai biasa, yang hidup dengan kesederhanaan dan kehati-hatian dalam menggunakan uang, khususnya untuk keperluan dan kebutuhan sehari-hari, maka sangat penting berkreasi dan menyiasati kebutuhan hidup,utamanya dalam kondisi ekonomi yang masih belum pulih sepenuhnya akibat dampak dari covid-19 yang diketahui hingga kini belum berakhir.

Lalu, apa yang bisa dilakukan, bagi warga biasa dengan tetap memegang subtansi pesan dari kata pepatah "janganlah menaruh telur di keranjang yang sama" tersebut? tentu jawabannya adalah bisa dan banyak hal yang bisa dilakukan dengan memerhatikan esensi dari kata pepatah tersebut, diantaranya adalah usaha memanfaatkan halaman atau lingkungan sekitar rumah dengan berkebun sayur-sayuran.

Ada banyak keuntungan yang didapat, pada keluarga yang mau bercocok tanam disekitar rumah atau halamanm yaitu:

1.  Penyalur Hobi

Kondisi pandemic yang belum berakhir, sangat membatasi mobilitas dan perjalanan warga, maka perasaan stress, gelisah dan haus akan hiburan, dirasakan oleh kebanyakana warga saat ini, terlebih diberlakukannya PPKM (Peberlakukuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang sangat membatasi mobilitas warga, kecuali untuk hal-hal urgen. seperti pendistribusian sebako, orang sakit atau kegiatan penting sejenis.

2. Membantu Perekonomian

Adanya keterbatasan pendapatan, dan sulitnya mendapatkan sayuran segar dan murah akibat mobilitas pengangkut sayur-mayur yang terhambat akibat PPKM (Peberlakukuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), maka melakukank cocok tanam, sangat membantu keluarga dalam mendapatkan sayuran segar dan murah. hal semacam ini tentunya dapat membantu mengurangi beban uang belanja sehari-hari

Namun, tidak semua orang bisa dan berhasil dalam melakukan cocok tanam dihalaman rumah atau pekarangan. sebab tidak semua masyarakat tau atau hobi untuk melakukan hal-hal sederhana ini, maka mengenali karakter tanaman, berupa sayur-sayuran hijau, buah atau biji-bijian adalah langkah awal bagi yang mau merintis bercocok tanam.

3. Mengenal Jenis dan Karakter Tanaman

Bercocok tanam harus tahu dan paham jenis sayuran yang dapat ditanam di pekarangan, rumah, yang tentunya secara lahan, kesuburan, dan sinar matahari sebagai sarat utama sangatlah terbatas, maka penting memahami karakter dari berbagai tanaman yang akan ditanam.

Jenis dari tanaman itu, pertama adalah sayuran biji yang dapat ditanam di perkarangan rumah seperti Cabai, kecipir, tomat, buncis, kacang panjang, terong, mentimun dan lain-lain, kedua ada juga yang disebut dengan sayuran daun, seperti kangkung, sawi, caisim, daun bawang, kubis, kemangi, saledri dan jenis sayuran serupa.

4. Mengetahui cara menanam, merawat dan memanen

Tahapan penting berikutnya adalah mengetahui tata cara menanam dan fase pertumbuhan dari tanaman yang akan di tanam. Dalam tanaman ada dikenal dengan fase generative dan fegetatif, Langkah selanjutnya adalah mengenali jenis pupuk untuk di aplikasikan pada sayuran juga harus dipahami. biasanya untuk pengetahuan ini, yang saya lakukan adalah dengan melihat pada beberapa chanel youtube yang membahas berbagai tanaman.

5. Lakukan kreasi atau strategi dalam bercocok tanam agar tidak merugi

Bagi pemula, semangat menggebu-gebu tidaklah cukup, sebab tanaman juga memerlukan perawatan yang serius, maka perlu antisipasi atau beberapa plan dalam melakukan kegiatana bercocok tanam.

Pentingnya menyiapakan beberapa plan, adalah sebagai antisipasi jika ada tanaman yang ditanam tidak berhasil atau mati. maka masih ada jenis atau rupa sayuran lain yang bisa diharapkan untuk di panen, dengan demikian rasa kecewa karena dalam satu atau dua jenis tanaman yang gagal, bisa di tutup dengan tanaman sayur yang lainnya. sehingga kita tidak mudah putus asa atau menyerah dengan kegagalan pada tanaman. sebab banyak terjadi pada para pemula yang mencoba untuk bercocok tanam, lalu gagal dan menyerah dan tidak mau bercocok tanam lagi.

Hal-hal inilah yang selalu saya lakukan untuk, mengantisipasi kegagalan dalam melakukan kegiatan bercocok tanam. dan tanaman antisipasi ini adalah jenis tanaman yang mudah tumbuh, seperti kngkung, seledri, pakcoy dan sejenisnya. 

Inilah tahapan atau cara saya dalam melakukan kegiatan bercocok tanaman disekitar rumah dan halaman, awal-awal menanam banyak yang mati dan gagal, namun karena beberapa tanaman bisa hidup kita tetap panen dan bisa membantu mengurangi uang belanja bulanan khususnya untuk sayur-sayuran hijau.

Maka "Jangan menaruh telur di keranjang yang sama" adalah kata pepatah yang bisa kita tiru dalam dunia pertanian. demikian semoga manfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun