Mohon tunggu...
abdul jamil
abdul jamil Mohon Tunggu... Mahasiswa - selalu belajar

Tukang Ketik

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Memaknai "Berkah"

8 September 2021   09:18 Diperbarui: 21 Februari 2022   11:17 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membicarakan arti berkah, maka biasanya akan tertuju pada penyataan klise "yach... ga banyak seh gajihnya tapi yang penting berkah" atau "engga banyak seh gajihnya tapi peluang korupsi sangat kecil" atau pernyataan-pernyataan orang kalah berkompetisi lalu mencari pendamaian dengan kata berkah.

lalu apa itu berkah? bagaimana cara mendapatkan nilai keberkahan, dan harusnkah untuk mendapatkan berkah harus berada pada zona kekalahan, zona kesederhanaan. begitulah kira-kira pertanyaan yang sering terbesit dalam pikiran kita.

bagi orang yang kalah atau orang yang suka dizona yaman, (apalagi basah) kalimat diatas memang menghibur, tapi tentunya ini bukan jalan keluar ya,,, sebab, tidak mungkin kebaikan dalam bentuk berkah hanya ada pada posisi tertentu atau pada posisi orang yang "kalah" "rendah" atau "sederhana". berkah tentu ada dimana saja selama apa yang dilakukan tidak salah dan berada pada panduan agama.

menurut ulama muda NU Gus Reza, berkah didapat dari perbuatan orang yang berkhidmad kepada ummat atau masyarakat. berkhidmah mengajarkan ilmu agama, ngajarkan mengaji baca tulis kitab kuning atau lainnya. maka berkah lah yang nantinya akan didapatkannya.

Barokah berbeda dengan gajih, berkah tidak ada standar tertentu, sebab rumus dan jalannya dari Allah SWT dengan min haisu laa yahtasib. dari mana dia mendapat?, dari tempat yang tidak disangka-sangka, kapan dia mendapatkan? diwaktu yang tidak disangka sangka. maka peran Allah yang maha pemberi dan pemberian Allah itu tiada ada batasnya.

beda dengan gajih, kalau gajih mengikuti standar upah yang berlaku atau aturan yang menggunakan prosedur sesuai di daerahnya masing-masing dan kesepakatan antara pemberi kerja dan penerima kerja.

maka dapat dipahami bahwa:

> bekerja adalah berbanding lurus yang didapat, bekerja konsekuensinya adalah gaji.

> sedangkan berkah, didapat dari perilaku atau tindakan yang kita lakukan seseorang dalam bentuk berkhidmah. berkhidmah konsekuensinya adalah berkah. @takjamil

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun