Dengan data yang menunjukkan peningkatan partisipasi lokal hingga 40% dan peningkatan efektivitas sebesar 15%, menjadi jelas bahwa pendekatan ini bukan hanya secara moral lebih adil, tetapi juga pragmatis dalam mendukung kinerja organisasi secara keseluruhan. Pada akhirnya, perubahan menuju tata kelola TI yang lebih inklusif ini akan memungkinkan iNGO untuk lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat yang mereka layani, sehingga dapat menciptakan dampak sosial yang lebih besar dan berkelanjutan.
Referensi
Zubler, M.-E., Plattfaut, R., & Niehaves, B. (2024). Decolonizing IT governance in international non-governmental organisations: An Ubuntu approach. Information Systems Journal. https://doi.org/10.1111/isj.12541
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H