Mohon tunggu...
Abdul Jabbar
Abdul Jabbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Orang Biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Rahasia Keberhasilan Sistem Informasi, Pengaruh Sosial Lebih Penting dari Motivasi Formal

8 September 2024   12:46 Diperbarui: 5 Oktober 2024   00:58 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rahasia Keberhasilan Sistem Informasi: Pengaruh Sosial Lebih Penting dari Motivasi Formal

Dalam era transformasi digital yang semakin kompleks, pekerja pengetahuan (knowledge workers) menjadi elemen penting dalam keberhasilan implementasi sistem informasi. Artikel yang ditulis oleh Hwang, Lin, dan Shin (2023) dalam International Journal of Enterprise Information Systems memberikan perspektif baru mengenai faktor-faktor yang memengaruhi komitmen tujuan pekerja pengetahuan, khususnya terkait motivasi formalisasi informasi dan pengaruh sosial. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh sosial memiliki dampak lebih signifikan terhadap komitmen pekerja pengetahuan dibandingkan dengan motivasi formalisasi informasi. Dari hasil uji empiris terhadap 148 pekerja pengetahuan di sebuah universitas, terbukti bahwa pengaruh sosial memiliki kontribusi lebih besar dalam meningkatkan komitmen terhadap tujuan, dengan nilai koefisien R sebesar 0,36.

Hasil ini menunjukkan bahwa meskipun akses ke informasi formal penting, pengaruh sosial dari manajer atau rekan kerja terbukti lebih berpengaruh dalam menciptakan komitmen yang kuat terhadap keberhasilan sistem baru. Artikel ini penting bagi manajer sistem informasi karena menawarkan wawasan tentang bagaimana pendekatan sosial dapat dimaksimalkan untuk mendukung implementasi sistem yang sukses. Dalam konteks di mana 25% teknologi gagal secara langsung dan 50% lainnya memerlukan perbaikan besar sebelum diimplementasikan (Gulla, 2012), pemahaman yang mendalam tentang peran pengaruh sosial ini menjadi semakin krusial.

Dengan demikian, fokus pada motivasi formalisasi informasi semata tidak cukup untuk menjamin keberhasilan suatu sistem. Organisasi perlu mengembangkan strategi yang memprioritaskan pengaruh sosial sebagai salah satu elemen kunci dalam proses manajemen perubahan. Lanjutkan dengan mengidentifikasi faktor-faktor spesifik yang mempengaruhi komitmen tujuan ini, penelitian Hwang et al. (2023) membuka diskusi tentang pentingnya pendekatan holistik dalam mengelola pekerja pengetahuan.

***

Penelitian yang dilakukan oleh Hwang, Lin, dan Shin (2023) menyajikan wawasan yang sangat menarik mengenai bagaimana faktor sosial dan motivasi formalisasi informasi memengaruhi komitmen pekerja pengetahuan. Temuan utama mereka menunjukkan bahwa pengaruh sosial lebih kuat dalam membentuk komitmen pekerja terhadap implementasi sistem dibandingkan motivasi formalisasi informasi. Berdasarkan data, pengaruh sosial mampu menjelaskan sekitar 36% dari variasi dalam komitmen tujuan (R = 0,36). Fakta ini menegaskan bahwa dukungan dan harapan dari supervisor atau rekan kerja memainkan peran penting dalam memastikan kesuksesan sistem baru.

Sebuah studi lain oleh Klein dan Kim (1998) memperkuat hal ini dengan menemukan bahwa pekerja yang memiliki hubungan baik dengan atasan lebih cenderung menunjukkan komitmen yang lebih tinggi terhadap tujuan yang ditetapkan oleh organisasi. Dalam konteks implementasi sistem, dukungan atasan tidak hanya meningkatkan moral tetapi juga memberikan panduan yang jelas bagi pekerja pengetahuan mengenai bagaimana sistem baru dapat mendukung pekerjaan mereka sehari-hari. Hal ini sesuai dengan teori pengaruh sosial Kelman (1958), yang menekankan bahwa identifikasi dan internalisasi norma serta tujuan organisasi dapat memengaruhi perilaku individu.

Selain itu, meskipun motivasi formalisasi informasi juga penting, dampaknya terbukti lebih lemah dibandingkan pengaruh sosial. Hwang et al. (2023) mendefinisikan motivasi formalisasi informasi sebagai dorongan individu untuk menggunakan sumber-sumber informasi formal yang terstruktur, seperti kebijakan perusahaan atau manual teknis. Dalam penelitian mereka, motivasi ini memang berkontribusi terhadap komitmen pekerja pengetahuan, tetapi tidak sekuat pengaruh sosial. Mereka menemukan bahwa ketika pekerja diberikan akses ke informasi yang terstruktur dan mudah diakses, komitmen mereka terhadap tujuan meningkat, tetapi efek ini masih di bawah pengaruh sosial langsung.

Dalam dunia di mana implementasi sistem informasi sering kali menemui kegagalan, dengan statistik yang menunjukkan bahwa sekitar 50% proyek teknologi memerlukan revisi besar sebelum selesai (Gulla, 2012), penting bagi para manajer untuk memahami keseimbangan antara menyediakan informasi yang relevan dan mendorong interaksi sosial yang positif. Menurut Hwang et al. (2023), pengaruh sosial yang kuat melalui dukungan manajerial dapat menjadi kunci untuk mengatasi hambatan yang sering dihadapi selama fase implementasi. Ini berarti bahwa perusahaan harus mulai memikirkan cara memperkuat jaringan sosial dalam tim mereka, misalnya melalui pelatihan bersama, mentoring, atau sesi interaksi kelompok yang terstruktur.

***

Dari hasil penelitian yang dipaparkan oleh Hwang, Lin, dan Shin (2023), jelas bahwa pengaruh sosial memiliki peran yang dominan dalam membentuk komitmen pekerja pengetahuan terhadap implementasi sistem informasi. Dengan hasil empiris yang menunjukkan bahwa pengaruh sosial memberikan dampak lebih besar daripada motivasi formalisasi informasi, organisasi perlu memfokuskan upaya mereka pada penciptaan lingkungan kerja yang mendukung interaksi sosial yang positif. Dukungan dari atasan, umpan balik yang konstruktif, dan komunikasi yang baik antara anggota tim terbukti menjadi faktor kunci dalam keberhasilan implementasi sistem.

Dengan tingkat kegagalan teknologi yang mencapai 25% dan kebutuhan untuk perbaikan besar pada 50% proyek teknologi (Gulla, 2012), pendekatan yang lebih holistik seperti yang diusulkan dalam penelitian ini sangat penting. Mengandalkan informasi formal saja tidak cukup; organisasi perlu memahami bahwa pekerja pengetahuan lebih termotivasi dan berkomitmen ketika mereka merasa didukung secara sosial. Mengintegrasikan strategi manajerial yang memfasilitasi kolaborasi sosial dapat membantu perusahaan meminimalkan risiko kegagalan dan mencapai kesuksesan dalam implementasi sistem informasi.

Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap literatur sistem informasi, sekaligus menawarkan pedoman praktis bagi manajer yang ingin meningkatkan efektivitas implementasi teknologi di tempat kerja mereka.

Referensi:

Hwang, Y., Lin, H., & Shin, D. (2023). An empirical study on the information formality motivation, social influence, and goal commitment of knowledge workers. International Journal of Enterprise Information Systems, 19(1), 1-25. 

DOI: 10.4018/ijeis.320766

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun