Mohon tunggu...
akhtara akarsana
akhtara akarsana Mohon Tunggu... Novelis - kolektor buku

laki laki penyuka bau buku dan segalanya tentang buku

Selanjutnya

Tutup

Book

Capital In The Twenty-First Century Karya Thomas Piketty

19 Februari 2024   09:56 Diperbarui: 19 Februari 2024   09:59 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

"Capital in the Twenty-First Century" oleh Thomas Piketty adalah sebuah karya yang mendalam tentang ketidaksetaraan ekonomi dan distribusi kekayaan di era modern. Diterbitkan pada tahun 2013, buku ini segera menjadi sorotan internasional dan menjadi bahan pembicaraan di berbagai kalangan akademisi, ekonom, dan pembuat kebijakan.Piketty memulai karyanya dengan menganalisis data kekayaan dan pendapatan dari berbagai negara, termasuk data historis yang jarang tersedia sebelumnya. Ia menunjukkan tren yang mengejutkan bahwa ketidaksetaraan ekonomi, terutama kesenjangan antara mereka yang memiliki modal (kapital) dengan mereka yang mengandalkan pendapatan dari pekerjaan (buruh), semakin meningkat di seluruh dunia.

Salah satu kontribusi terpenting dari buku ini adalah pengembangan "hukum r > g", di mana r adalah tingkat pengembalian modal (return on capital) dan g adalah tingkat pertumbuhan ekonomi. Piketty menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, jika r tetap lebih tinggi dari g, maka akan terjadi konsentrasi kekayaan yang semakin besar, yang mengarah pada peningkatan ketidaksetaraan.

Selain itu, Piketty juga membahas tentang faktor-faktor lain yang mempengaruhi ketidaksetaraan, seperti perubahan dalam struktur sosial dan ekonomi, serta dampak pajak dan kebijakan publik terhadap distribusi kekayaan.

Walaupun buku ini menerima banyak pujian karena analisis mendalamnya tentang ketidaksetaraan ekonomi, juga mendapat kritik karena beberapa metode dan asumsi yang digunakan. Misalnya, beberapa ahli ekonomi menyoroti kelemahan dalam penggunaan data historis yang tidak selalu representatif atau lengkap.

Secara keseluruhan, "Capital in the Twenty-First Century" adalah bacaan yang penting bagi siapa pun yang tertarik dalam memahami tantangan-tantangan ekonomi yang dihadapi dunia saat ini, terutama ketidaksetaraan yang semakin meningkat. Buku ini mengilustrasikan pentingnya analisis data yang mendalam dan menawarkan wawasan yang berharga tentang dinamika ekonomi modern yang kompleks.

Selanjutnya, mari kita jelaskan lebih lanjut tentang beberapa poin penting yang dibahas dalam "Capital in the Twenty-First Century" oleh Thomas Piketty:

1. **Implikasi Sosial dan Politik**: Piketty menggambarkan bagaimana ketidaksetaraan ekonomi yang semakin meningkat dapat memiliki konsekuensi yang signifikan secara sosial dan politik. Ketidaksetaraan yang besar dapat mengancam stabilitas sosial, menciptakan ketegangan antara kelas, dan mengurangi kemungkinan mobilitas sosial.

2. **Relevansi Data Historis**: Salah satu aspek yang menarik dari buku ini adalah penggunaan data historis yang jarang tersedia sebelumnya. Piketty mengumpulkan dan menganalisis data kekayaan dari berbagai negara selama berabad-abad, memungkinkannya untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang tren ekonomi jangka panjang.

3. **Peran Pajak dan Kebijakan Publik**: Piketty membahas peran pajak dan kebijakan publik dalam mengatasi ketidaksetaraan ekonomi. Dia menyarankan bahwa sistem pajak yang lebih progresif dan kebijakan redistribusi yang kuat dapat membantu mengurangi ketidaksetaraan dan memperbaiki distribusi kekayaan yang tidak merata.

Baca juga: Buku Dunia Sophie

4. **Pentingnya Pendidikan dan Keterampilan**: Piketty menyoroti pentingnya investasi dalam pendidikan dan pelatihan keterampilan untuk mengatasi ketidaksetaraan ekonomi. Dia berpendapat bahwa akses yang lebih luas terhadap pendidikan berkualitas dapat membantu mengurangi kesenjangan dalam kesempatan dan hasil ekonomi.

5. **Kritik terhadap Model Ekonomi Neoklasik**: Piketty menantang beberapa asumsi dasar dalam model ekonomi neoklasik, khususnya asumsi bahwa pasar akan mencapai keseimbangan dan efisiensi secara otomatis. Dia menunjukkan bagaimana faktor-faktor seperti keuntungan yang terus meningkat dari modal dapat menyebabkan akumulasi kekayaan yang tidak merata.

Melalui bukunya, Piketty menyediakan landasan bagi diskusi yang mendalam tentang masalah ketidaksetaraan ekonomi dan mencetuskan debat yang luas tentang bagaimana masyarakat dapat menanggapi tantangan ini. "Capital in the Twenty-First Century" menjadi buku yang sangat relevan dalam konteks perdebatan tentang keadilan ekonomi dan peran pemerintah dalam mengatur distribusi kekayaan.

Untuk menutup ulasan tentang "Capital in the Twenty-First Century" oleh Thomas Piketty, penting untuk menekankan kontribusi besar yang diberikan oleh buku ini dalam memperluas pemahaman kita tentang ketidaksetaraan ekonomi di era modern. Piketty berhasil menyajikan analisis yang mendalam, didukung oleh data historis yang luas, untuk menggambarkan tren yang mengkhawatirkan dalam distribusi kekayaan di seluruh dunia.

Buku ini bukan hanya menjadi sorotan dalam dunia ekonomi, tetapi juga memengaruhi pembuat kebijakan, akademisi, dan masyarakat umum dengan membuka wawasan tentang implikasi sosial dan politik dari ketidaksetaraan ekonomi yang semakin meningkat. Piketty menyoroti pentingnya tindakan yang tepat, termasuk kebijakan pajak yang lebih progresif dan investasi dalam pendidikan, untuk mengatasi ketidaksetaraan ini.

Meskipun mendapat kritik, terutama terkait dengan metode analisis dan asumsi yang digunakan, "Capital in the Twenty-First Century" tetap menjadi bacaan yang penting bagi siapa pun yang tertarik dalam memahami tantangan-tantangan ekonomi yang dihadapi dunia saat ini. Buku ini tidak hanya memberikan wawasan tentang ketidaksetaraan ekonomi, tetapi juga mendorong kita untuk mempertimbangkan solusi-solusi yang dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat secara luas.

Dengan demikian, "Capital in the Twenty-First Century" tidak hanya menjadi karya yang relevan dan informatif, tetapi juga memainkan peran penting dalam membentuk diskusi dan tindakan terkait dengan isu-isu ekonomi dan sosial yang mendesak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun