Oleh: Abdul Hanan, QH., M.Sos.
(Dosen UIN Mataram)
Selamat datang di bulan kelahiran manusia agung, insan paling berpengaruh sampai akhir zaman, insan pembawa risalah kebenaran, dialah yang disebut sebagai Rasul (utusan) Allah Swt. yang terakhir (khatamul anbiya' wal mursalin) dengan nama Muhammad bin Abdullah. Lahir pada Senin, 12 Rabi'ul Awwal Tahun Gajah. Shalwat beserta salam semoga selalu tercurah dan tersampaikan kepada beliau sebagai bentuk rasa rindu dan sayang ummatnya kepadanya, semoga kita bisa meneladani jejak langkah kehidupan beliau dan bisa meraih syafaatnya kelak pada hari kemudian. Aamiin.
Bulan Rabi'ul Awal bagi kalangan umat muslim sudah menjadi bulan yang tidak asing, ia menjadi bulan yang sangat istimewa dan agung karena pada bulan inilah manusia yang penuh dengan keistimewaan dan keagungan yang bernama Muhammad bin Abdullah, sang Nabi dilahirkan ke dunia ini yang kemudian oleh kaum muslimin menyebutnya dengan istilah bulan Maulid.
Aneka ragam bentuk perayaan bulan Maulid di masing-masing tempat menjadi simbol atas rasa syukur dan kegembiraan umat Islam karena lahirnya sang junjungan alam yang telah meninggalkan dan mewariskan ajaran-ajaran yang tidak akan pernah punah sebagai pegangan dan bekal kehidupan umat manusia sampai akhir zaman.
Momentum maulid Nabi Muhammad Saw. bukan hanya peringatan kelahiran seorang sosok agung nan mulia itu namun juga menjadi momentum refleksi atas ajaran-ajaran beliau yang sangat relevan dalam setiap dimensi ruang dan waktu sepanjang masa terlebih untuk kehidupan kita di zaman modern saat ini. Ajarannya tentang akhlak, kepemimpinan, dan etika sosial memberikan panduan yang tak lekang oleh ruang dan waktu dalam menghadapi tantangan kehidupan kontemporer.
Mari kita telaah bersama ajaran-ajaran yang sangat relevan yang menjadi pegangan dan bekal kehidupan kita di era modern dan fleksibel saat ini:
Pertama, Ajaran tentang Akhlak dan Etika Sosial
Rasulullah Saw. menekankan pentingnya akhlak yang mulia, baik dalam hubungan pribadi maupun sosial.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda,
Artinya: "Sesungguhnya perkara yang lebih berat di timbangan amal bagi seorang mu'min adalah akhlak yang baik. Dan Allah tidak menyukai orang yang berbicara keji dan kotor." (HR At-Tirmidzi)
Di tengah kemajuan teknologi dan arus globalisasi, nilai-nilai seperti kejujuran, integritas, dan rasa empati semakin dibutuhkan. Dunia yang semakin terhubung sering kali menyebabkan lunturnya nilai-nilai ini.
Ajaran-ajaran Nabi tentang akhlaq al-karimah mengingatkan kita untuk tetap menjaga etika dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan nyata maupun digital.
Kedua, Ajaran tentang Persatuan dan Keadilan Sosial
Salah satu visi Kenabian yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. adalah menegakkan keadilan dan persatuan di tengah-tengah keberagaman. Terlihat bagaimana dakwah Nabi Muhammad ketika di Madinah melalui Piagam Madinah (Sahifah al-Madinah). Salah satu langkah pertama Nabi Muhammad adalah merancang Piagama Madinah yang berfungsi sebagai konstutusi pertama dalam sejarah. Piagam ini mengatur hubungan antar kelompok di Madinah , termasuk kaum Muslimin, Yahudi, dan suku-suku Arab. Piagama ini menegaskan hak dan kewajiban setiap kelompok untuk hidup damai dan saling mendukung dalam mempertahankan Madinah dari ancaman luar.
Ajaran Nabi tentang keadilan, perlakuan yang setara, serta menghormati perbedaan ras, suku, budaya, dan agama sangat relevan untuk membangun harmonisasi kehidupan sosial sampai akhir zaman.
Ketiga, Ajaran tentang Toleransi dan Dialog Antaragama
Dalam kehidupan yang semakin pluralis, ajaran Rasulullah Saw. tentang toleransi menjadi sangat signifikan. Nabi mencontohkan bagaimana hidup berdampingan secara damai dengan penganut agama lain seperti dalam Piagam Madinah. Rasulullah Saw. memberikan kebebasan bagi penganut agama Yahudi dan Kristen di Madinah. Selama mereka tidak memerangi kaum muslimin atau melanggar perjanjian yang telah dibuat, mereka diizinkan untuk mempraktekkan agama mereka dengan bebas. Nabi juga menghormati tradisi dan kepercayaan masing-masing kelompok. Prinsip ini penting di era sekarang untuk mempromosikan dialog antaragama, saling pengertian, dan menghargai perbedaan.
Keempat, Ajaran tentang Kepemimpinan dan Kemanusiaan
Rasulullah Saw. adalah sosok pemimpin yang selalu memprioritaskan kesejahteraan umatnya. Prinsip kepemimpinan beliau-yang berlandaskan pelayanan, keadilan, dan keteladanan-merupakan model yang sangat relevan dengan kehidupan bernegara di era ini. Di mana, krisis kepemimpinan yang penuh dengan kepentingan pribadi atau kelompok tertentu sering kali terjadi. Dunia saat ini memerlukan lebih banyak pemimpin yang mengutamakan kemaslahatan masyarakat, bukan hanya kepentingan segelintir golongan/kelompok tertentu apalagi hanya untuk kepentingan pribadi.
Maka dalam rangka memperingati Maulid Nabi ini, kita tidak hanya mengenang sosok beliau, tetapi juga menghidupkan kembali ajaran-ajarannya dalam konteks kehidupan modern saat ini. Dengan menjadikan ajaran Nabi Muhammad Saw. sebagai pedoman kita dalam membangun masyarakat yang lebih adil, damai, dan bermartabat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H