Pada tanggal 17 Juli 2024, suasana di Desa Mojorejo, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan terasa berbeda. Hari itu, mahasiswa KKN BBK-4 Mojorejo II dari Universitas Airlangga menyelenggarakan kegiatan sosialisasi yang bertujuan meningkatkan mutu UMKM setempat. Kegiatan ini bukan sekadar acara biasa, melainkan langkah nyata untuk memberdayakan ekonomi lokal melalui inovasi kemasan, branding, pemasaran, dan penjualan produk unggulan desa.
Dalam perekonomian global yang terus berkembang, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memainkan peran penting sebagai tulang punggung ekonomi lokal. UMKM tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga menjadi penopang kreativitas dan inovasi dalam berbagai sektor. Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh UMKM adalah bagaimana mengembangkan produk mereka secara berkelanjutan agar dapat bersaing dalam pasar yang semakin ketat. Desa Mojorejo, seperti banyak desa lainnya di Indonesia, memiliki potensi ekonomi yang besar melalui UMKM. Dari keripik sukun, keripik pisang, keripik ubi, keripik bayam, stik ladrang, jamu, hingga sari kedelai, produk-produk UMKM Mojorejo mencerminkan kekayaan kuliner dan kreativitas warga setempat. Namun, dibalik potensi besar ini, tersembunyi tantangan yang tidak mudah. Banyak UMKM di desa ini menghadapi kendala dalam hal branding, terutama pada aspek kemasan produk yang kurang menarik, sehingga sulit bersaing di pasar yang semakin kompetitif.
Menyadari hal ini, tim KKN Mojorejo II memutuskan untuk fokus pada empat aspek utama: inovasi kemasan, branding, pemasaran digital, dan strategi penjualan. Langkah pertama yang diambil adalah melakukan revolusi pada kemasan produk. Suatu produk makanan tidak terlepas dari kemasannya. Kemasan tidak hanya berfungsi sebagai wadah produk, tetapi juga memiliki peran penting sebagai daya tarik produk tersebut. Oleh karena itu, kemasan produk harus dirancang dengan menarik dan kreatif, menggabungkan elemen bentuk, warna, serta desain teks yang informatif untuk dapat bersaing di pasar. Kemasan lama yang kurang menarik diganti dengan standing pouch yang didesain ulang secara total. Pemilihan standing pouch bukan tanpa alasan; selain lebih menarik secara visual, kemasan ini juga unggul dalam hal keamanan dan higienitas. Bahkan, kemampuannya untuk melindungi produk dari benturan dan menjaga kualitas dari pengaruh lingkungan luar menjadi nilai tambah yang signifikan.
Namun, tim KKN Mojorejo II menyadari bahwa kemasan yang menarik saja tidaklah cukup. Oleh karena itu, mereka juga memfokuskan diri pada aspek branding. Branding merupakan proses pembentukan identitas suatu produk atau jasa dengan menggunakan nama, istilah, desain, atau kombinasi lainnya, yang bertujuan untuk membedakan dari produk atau jasa pesaing. Menurut Otlet (2009), branding adalah penggunaan nama, istilah, simbol, desain, atau kombinasi dari semua elemen tersebut untuk mengidentifikasi produk atau jasa suatu kelompok penjual dan membedakannya dari pesaing. Oleh karena itu, branding dapat dianggap sebagai upaya komunikasi yang bertujuan untuk memperkuat dan mempertahankan identitas sebuah merek dalam pandangan konsumen. Melalui serangkaian workshop, para pelaku UMKM diajak untuk memahami pentingnya membangun identitas produk yang kuat. Mulai dari pengembangan logo baru hingga pemilihan warna yang tepat, setiap detail diperhatikan untuk menciptakan citra produk yang positif dan mudah diingat oleh konsumen.
Kemudian tim KKN Mojorejo II juga memberikan inovasi lainnya berkaitan dengan marketing dan selling dengan memanfaatkan media elektronik sebagai media mempromosikan dan memasukan produknya. Hal ini tentu saja sangat bermanfaat untuk UMKM karena di era digital seperti sekarang, pemasaran konvensional saja tidaklah cukup Perkembangan teknologi mampu mengubah segalanya, tidak terkecuali dalam bidang bisnis. Namun, ini sangat memudahkan untuk memperlancar proses jual beli. Promosi sangat penting untuk perkembangan dan kesuksesan sebuah bisnis. Hal ini tidak lepas dari penggunaan media promosi yang tepat sehingga berdampak baik dan tepat sasaran. Pemanfaatan internet sebagai media promosi terhadap produk UMKM memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan media lainnya yaitu dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun, biaya yang lebih murah, dan jangkauan yang lebih luas serta tidak terbatas. Bisnis online memiliki berbagai macam media jual beli dan promosi. Mulai dari website, media sosial hingga jejaring bisnis seperti Instagram, Shopee, Tokopedia, Tiktok dan lain sebagainya. Kemudian dengan pemanfaatan media elektronik sebagai media promosi produk diharapkan dapat lebih menjangkau pasar yang lebih luas dan juga bisa menyetuh kaum millenial lebih banyak menggunakan sosial media untuk membeli suatu barang dan makanan.
Kegiatan “Gerak Maju Bersama UMKM” ini diharapkan mampu memberikan dampak jangka panjang bagi perkembangan ekonomi Desa Mojorejo. Dengan peningkatan kualitas kemasan, penguatan brand, dan adopsi strategi pemasaran digital, UMKM Mojorejo kini memiliki peluang yang lebih besar untuk bersaing di pasar yang lebih luas.
Keberhasilan kegiatan ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Tim KKN BBK-4 Mojorejo II mengucapkan terima kasih kepada Bapak Tri Wahyu Nugroho selaku Kepala Desa Mojorejo, Ibu Susi selaku Ketua TPKK, tim fasilitator UMKM, Ibu-ibu PKK, serta Bapak Abdul Khairul Rizki Purba, dr., M.Sc., Sp.FK, Ph.D selaku Dosen Pembimbing Lapangan. Terima kasih juga disampaikan kepada rekan-rekan mahasiswa BBK 4 Universitas Airlangga Kelompok Mojorejo II, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan yang beranggotakan Nurul Ratna Sulistyowati (FISIP), Rosa Lina Dwiastuti (FISIP), Xavier Rizqi Pratama (FIB), Abiyyah Tufiqatul Ula (FIB), Anadia Seranyana (FKP), Abdul Hakim Kresnadipayana (FKP), Lidya Adelia Wibisono (FKP), Muhammad Alief Aditya (FV), Dini Aisya (FV).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H