Mohon tunggu...
Abdul Hakim
Abdul Hakim Mohon Tunggu... -

Mahasiswa IAIN Jember Jurusan Ekonomi Syariah | Jangan Pernah Menyerah dan Selalu Jalani Hidup dengan Semangat dan Penuh Keikhlasan

Selanjutnya

Tutup

Money

Keberkahan Rezeki

3 Desember 2016   16:29 Diperbarui: 3 Desember 2016   16:57 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://artikel.masjidku.id

Kedua, amal shalih.Yang dimaksud dengan amal shalih, adalah dengan menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya sesuai dengan syariat yang diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Inilah hakikat ketakwaan yang menjadi syarat datangnya keberkahan sebagaimana ditegaskan pada surat Al-A’raf ayat 96 di atas. Tatkala Allah Subhanahu wa Ta’ala menceritakan tentang Ahlul Kitab yang hidup pada zaman Nabi Muhammad SAW, Allah SWT berfirman:

وَلَوْ أَنَّهُمْ أَقَامُوا التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ مِنْ رَبِّهِمْ لَأَكَلُوا مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ أَرْجُلِهِمْ ۚ مِنْهُمْ أُمَّةٌ مُقْتَصِدَةٌ ۖ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ سَاءَ مَا يَعْمَلُونَ

Arinya: “Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al-Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka. Di antara mereka ada golongan yang pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka.” (Q.S. Al-Ma’idah ayat 66).

Para ulama tafsir menjelaskan, bahwa yang dimaksud dengan “mendapatkan makanan dari atas dan dari bawah kaki”, adalah Allah SWT akan meielimpahkan kepada mereka rezeki yang sangat banyak, baik berasal dari langit dan dari bumi, sehingga manusia akan mendapatkan kecukupan rezeki dan berbagai kebaikan di dunia, tanpa susah payah, capek, dan tanpa adanya tantangan atau berbagai hal yang mengganggu dalam ketentraman hidup mereka.

Di antara contoh nyata dari keberkahan harta orang yang beramal shalih, adalah kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa bersama dua orang anak kecil yang yatim piatu. Pada kisah tersebut, Nabi Khidir mendirikan kembali tembok pagar yang hendak roboh agar dapat menjaga harta warisan yang dimiliki dua orang anak kecil yatim piatu tersebut dan terpendam di bawah pagar tersebut, sehingga tidak nampak dan tidak bisa diambil oleh orang lain.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ ۚ وَمَا فَعَلْتُهُ عَنْ أَمْرِي ۚ ذَٰلِكَ تَأْوِيلُ مَا لَمْ تَسْطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا

“Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang shalih, maka Rabbmu menghendaki agar mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Rabbmu dan bukanlah Aku melakukannya itu menurut kemauan-Ku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.” (Q.S. Al-Kahfi ayat 82).

Menurut penjelasan para ulama tafsir, ayah yang dinyatakan dalam ayat di atas sebagai ayah yang shalih itu bukan ayah kandung dari kedua anak kecil tersebut. Akan tetapi, orang tua itu adalah kakeknya yang ketujuh, yang semasa hidupnya berprofesi sebagai tukang tenun. Ibnu Katsir Rahimahullah berkata, “Pada kisah ini terdapat dalil bahwa anak keturunan orang shalih akan dijaga dan keberkahan amal shalihnya akan meliputi mereka di dunia dan di akhirat. Dia (Allah SWT) akan memberi syafaat kepada mereka dan derajatnya akan diangkat ke tingkatan tertinggi, agar orang tua mereka menjadi bangga, sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an dan Sunnah.

Sebaliknya, bila seseorang enggan beramal shalih atau bahkan malah berbuat kemaksiatan di dunia ini, maka yang akan dia petik juga kebalikan dari apa yang telah disebutkan di atas, yaitu ia akan tercegah dari rezeki yang seharusnya ia terima, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

(إن الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ (رواه أحمد وابن ماجة والحاكم وغيرهم

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun