Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta akan dilaksanakan pada tanggal 19 April 2017 besok. Tidak berbeda jauh dengan pilkada-pilkada di daerah lain, para pasangan calon Gubernur/Wakil Gubernur sebelum hari tenang berupaya menarik simpati para pemilih melalui janji-janji kampanye. Melihat janji kampanye para paslon , bisa jadi masyarakat akan kebingungan dalam menentukan pilihan di bilik suara. Â Karena jika salah menjatuhkan pilihan, tentu saja akan berdampak buruk bagi masyarakat Jakarta selama lima tahun ke depan. Oleh sebab itu, masyarakat harus lebih cerdas dalam melihat visi-misi dan track record pasangan calon yang akan dipilihnya. Â Karena sosok pemimpin yang memiliki visi dan misi merupakan pemimpin yang mempunyai pandangan hidup jauh dan mimiliki tekad untuk membawa daerahnya ke arah yang lebih baik.
Jika mengacu kepada beberapa hal tersebut diatas, tentu saja apabila dibandingkan antara pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandi, pasangan pertama lebih memiliki pengalaman birokrasi yang mumpuni. Selain karena faktor petahana, Ahok-Djarot juga pernah mengemban tugas sebagai pemimpin sebelum menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Pengalaman tersebut yang kemudian membuat mereka tidak bingung ketika dikasih amanat untuk menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. bahkan ditangan mereka, Jakarta menjadi sebuah kota yang memiliki perubahan signifikan, dari mulai pembangunan fisik, reformasi birokrasi dan pembangunan manusia. Â Berikut adalah kinerja kinclong Ahok-Djarot selama memimpin DKI yang layak anda jadikan acuan dalam menentukan pilihan pada tanggal 19 April 2017. Â
Penerapan e-budgeting
2015 merupakan tonggak penting dalam sejarah perubahan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta. yang mana pada tahun ini, Ahok mengajukan sistem e-budgeting unutk APBD Jakarta. Dengan adanya sistem ini maka seluruth lapisan masyarakat bisa memiliki akses untuk mengetahui penggunaan dana yang dilakukan oleh pemerintah.
Penerapan e-katalog
Merupakan sistem untuk menekan permainan para birokrat dalam pengadaan barang dan jasa. Hal ini untuk mencegah adanya mark up dana. Â
Transjakarta gratis untuk warga rusun
Layanan bus Transjakarta gratis diperuntukan untuk warga yang tinggal disetiap rusun di Jakarta. syaratnya harus mengisi formulir yang disediakan oleh pihakTransjakarta, tujuannya adalah memudahkan pengecekan oleh petugas. Â
Penanggulangan Banjir
Untuk mengantisipasi serta mengatasi banjir yang di Ibukota yang sering datang ketika musim hujan, Ahok melakukan normalisasi beberapa kali seperti, Kali Sunter, Waduk Rawa Badung, Cengkareng Drain, pembangunan sodetan ciliwung, pembangunan Waduk Kebon Melati.
Pembangunan fisik
Pembangunan fisik yang dilakukan oleh Ahok selama menjabat sebagai Gubernur DKI meliputi, Penambahan Gedung RSUD Koja, penambahan gedung RSUDI Budhi Asih, pembangunan ulang Rusun Tambora, pembangunan jalan layang Kuningan, Permata Hijau, pembangunan Masjid Fatahillah, Masjid Rusun Marunda.
Sedangkan dari segi penataan ruang, Ahok telah melakukan relokasi di beberapa wilayah seperti Kampung Pulo, Kalijodo, Bukit Duri, Pasar Karang Anyar dan Pasar Ikan.semua upayannya untuk melakukan pembangunan di Jakarta terkadang mendapat sambutan kurang positif, akan tetapi masyarakat kemudian menyadari bahwa apa yang dilakukan oleh Ahok ternyata membawa dampak yang sangat positif. Dalam sebuah era demokrai, pro dan kontra seperti itu merupakan hal yang sangat wajar.
Bahkan, karena keberhasilannya dalam membangun Jakarta, berdasarkan hasil survey yang dirilis oleh Charta Politika pada tanggal 15 April 2017, sebanyak 71,9 persen warga DKI Jakarta merasa puas dengan kinerja Ahok-Djarot.
Intinya, jangan memilih pemimpin karena fanatisme atau terpukau dengan retorika. Carilah sosok pemimpin yang memang telah terbukti melakukan kinerja demi kebaikan Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H