Tidak di pungkiri lagi pada zaman sekarang ini hampir setiap orang dari yang remaja, anak-anak, sampai orang tua mengenal yang namanya facebook, twitter, instagram dan masih banyak yg lain, dan dari semua media sosial itu banyak sekali memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Dengan media sosial kita bisa melakukan kegiatan bisnis, dengan media sosial pula kita dapat berdakwah, dan yg terpenting lagi dengan media sosial kita dapat menyambung talli silaturrahmi dengan kerabat, saudara, ataupun teman-teman yang lama yang sudah tidak bertemu, karena menjaga tali silaturrahim merupakan syiar keimanan kepada Allah ‘azza wa jalla dan hari akhir.
Berkaitan dengan hal ini, ada sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ.
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia menyambung tali silaturrahmi. (HR. Bukhari 6138).
Dari Abu Ayyub al-Anshori radhiyallahu ‘anhu bahwasanya ada seorang laki-laki yang berkata: “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku akan amalan yang dapat memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkan diriku dari api neraka.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab dengan sabda beliau:
تَعْبُدُ اللَّهَ وَلاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ.
"Engkau beribadah kepada Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, menegakkan sholat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturrahmi. (HR. Bukhari 1396 & Muslim) Itulah sebagian dampak positifnya dari keberadaan media sosial, dan masih banyak yg lainnya.
Bagi Ikhwanul muslimin hendaklah bisa memfilter dan memilih-milih agar jangan sampai penggunaan media sosial malah menjerumuskan kita ke lubang-lubang dosa, yg mana awalnya kita berniat baik akan tetapi hasilnya jauh dari kebaikan.
dan tidak jarang pengaruh dari media sosial sering terjadi pelaku penipuan, penculikan, bahkan pemerkosaan dan banyak lagi yg lain. Dan tidak sedikit dari teman-teman yg mengupdate status bahkan menulis artikel tentang masalah pribadinya, masalah keluarga, masalah temen-temannya, masalah kehidupan di sekelilingnya, yang mana kebanyakan dari mereka yg mengupdate ataupun menulis artikel di media sosial, kebanyakan mereka membuka aib diri sendiri, aib keluarga, bahkan aib teman sendiri yg menjadi objek di tulisannya, yg seharusnya orang lain tidak tahu akan menjadi tahu dgn updetan statusnya ataupun dgn tulisa-tulisannya.
Memang benar pada dasarnya teman-teman yang mengupdate atau menulis artikel dengan niatan baik, agar beritanya sampai ke pengikutnya atau pembacanya dan menjadikan pelajaran atau peringatan dengan apa yang menimpa pada diri si objek pemberitaan tidak menimpa pada dirinya khusunya bagi para pembacanya, Itu niatan yg mulia sekali, akan tetapi teman-teman yg meng update atau menulis tentang si objek, secara tdk sadar atau tdk disengaja dia membuka aib si objek penulisan mereka, di dunia maya, dgn kata lain degan adanya updetan mereka atau tulisan mereka yg mana sebelumnya para pembacanya atau pengikutnya di media sosial tidak tahu, akan menjadi tahu tentang aib si objek. Memang kebanyakan dari pengupdate atau penulis menyamarkan nama si objek, akan tetapi mereka biasany menyebutkan ciri-ciri si objek dan kata-kata, asal desa saya...., saudara dari istri saya...., bahkan mereka tdk menyamarkan nama-nama disekeliling si objek, dengan demikian pembaca yg kenal kepada pengupdate atau penulis akan mencari tahu dengan berpatokan asal desa......, saudara dari....., atau dari nama di sekitar si objek dan celakanya kalau para pembaca menebak-nebak kepada orang yang salah, itu malah akan menjadikan fitnah dimana-mana.
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan pra-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari pra-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”.(Al-Hujurat. 12)