Mohon tunggu...
ABDUL GHANI
ABDUL GHANI Mohon Tunggu... Penulis - Mubaligh Jemaat Ahmadiyah Indonesia [Love For All Hatred For None]

Kenali lebih dekat masalah dan selesaikan secara kekeluargaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kemerdekaan bagi Warga Ahmadiyah

7 Agustus 2024   23:07 Diperbarui: 7 Agustus 2024   23:22 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Secara etimologi kemerdekaan artinya kebebasan, lepas, tidak mendapat tekanan dari luar, tidak terjajah, dan lain-lain. Sedangkan secara terminologi, merdeka dapat diartikan dengan bebas dari segala penjajah dan penjajahan. Kemerdekaan juga dapat dimaknai sebagai keadaan rohani yang tidak terpaut oleh segala sesuatu yang berkenaan dengan rasa tertindas, yang menindih, sehingga dapat mempengaruhi jiwa, pikiran dan perilaku seseorang.

Dari kedua arti tersebut dapat disimpulkan bahwa kemerdekaan adalah suatu keadaan dimana seorang insan baik secara fisik maupun mental terbebas dari segala kekangan dari pihak lain. Lalu bagaimana dengan nasib orang-orang yang berada di negara merdeka namun hak mereka masih dikekang baik itu oleh pemerintahan maupun masyarakatnya dengan alasan agama dan keyakinan. Begitulah yang terjadi pada kelompok-kelompok minoritas di negara kita ini, masyarakat mayoritas menghakimi mereka yang sedikit tanpa jalur hukum pemerintah dan tanpa mencari penjelasan dari kelompok minoritas tersebut.

Lalu bagaimana dengan Kelompok Ahmadiyah yang merupakan warga Negara Indonesia, namun hak mereka untuk menjadi insan yang bebas belum bisa dicapai karena masyarakat masih membenci, mencaci, dan memaki dengan alasan sesat tanpa mencari penjelasan dari pihak Ahmadiyah itu sendiri. 

Ahmadiyah menjadi sasaran empuk amuk masyarakat. Rumah kami dibakar, masjid kami dibakar, kami tinggal di pengungsian. Padahal kami adalah warga negara yang patuh terhadap aturan negara. Ketika turun aturan SKB kami tidak membantah, ketika rumah dan masjid kami dibakar kami tidak menuntut dan kami tidak membalas. Semua perlakuan buruk masyarakat kami balas dengan kebaikan dan pujian. 

memang negara ini sudah merdeka namun beberapa oknum membuatnya sedikit berbeda. Lalu bagaimana sikap kita sebagai Ahmadi menyikapi ini, apakah kita sudah merdeka dengan semua perlakuan masyarakat negara ini?. 

Islam Ahmadiyah bermoto "Love for all hatred for none" yang berarti "Cinta untuk semua tiada kebencian untuk siapapun", kami sebagai Ahmadi tidak menyukai kerusuhan namun menyukai perdamaian. Kami balas permusuhan dengan persahabatan. Sudah 79 tahun negara kita merdeka oleh karena itu mari kita jaga dengan membangun negara secara bersama. 

Sikap kita sebagai Ahmadi harus menjadi duta perdamaian dimanapun berada dan menjauhkan segala jenis permusuhan agar terciptanya kerukunan di Negara Indonesia. 

Semoga seluruh masyarakat Indonesia mengenal Ahmadiyah dari para Ahmadi sehingga tidak terjadi kesalahpahaman yang berujung permusuhan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun